Pada suatu masa, di atas langit yang biru cerah, ada sebuah negeri yang indah bernama Negeri Awan. Negeri ini terbuat dari awan-awan lembut yang membentuk istana-istana megah, taman-taman penuh bunga pelangi, dan sungai-sungai berkilauan. Di sana hiduplah para peri kecil yang selalu menjaga kebahagiaan dunia. Salah satu peri itu bernama Luna, peri termuda di Negeri Awan.
Luna adalah peri yang ceria, tetapi ia sering merasa dirinya terlalu kecil untuk melakukan hal-hal besar seperti peri-peri lainnya. Kakak-kakaknya selalu bercerita tentang petualangan mereka membantu manusia, tetapi Luna hanya diperbolehkan menjaga taman bunga di dekat rumahnya.
Suatu hari, Luna duduk di tepi sungai awan, memandangi dunia manusia di bawah. Ia melihat seorang anak kecil bernama Dira yang sedang menangis di tepi danau. Luna merasa hatinya tergerak. "Mungkin aku tidak sehebat kakak-kakakku, tapi aku harus mencoba membantu," gumam Luna sambil mengepakkan sayap mungilnya.
Dengan hati-hati, Luna turun ke dunia manusia. Ia mendarat di atas sehelai daun besar di dekat Dira. Anak itu terkejut melihat Luna, tetapi mata Dira yang penuh air mata segera berbinar.
"Kamu siapa?" tanya Dira.
"Aku Luna, peri dari Negeri Awan. Kenapa kamu menangis?"
Dira menghela napas panjang. "Aku kehilangan boneka kesayanganku di dalam danau. Boneka itu hadiah dari Ibu sebelum beliau pergi jauh."
Luna mengerti betapa berharganya boneka itu bagi Dira. Tanpa ragu, ia berkata, "Aku akan membantumu menemukannya!"
Luna terbang rendah di atas danau. Ia memanggil teman-temannya, hewan-hewan kecil seperti burung, katak, dan ikan. Mereka semua bekerja sama mencari boneka Dira. Tidak lama kemudian, seekor ikan emas muncul ke permukaan dengan membawa boneka itu.
"Ini dia!" seru Luna gembira.
Dira melompat senang. "Terima kasih, Luna! Kamu sangat baik."
Luna tersenyum. "Ini bukan hanya pekerjaanku. Semua temanku membantu. Ingat, kita bisa melakukan hal besar jika bekerja sama."
Setelah itu, Luna kembali ke Negeri Awan dengan hati yang penuh kebahagiaan. Ketika ia menceritakan petualangannya kepada kakak-kakaknya, mereka bangga padanya. Ternyata, keberanian dan kebaikan hati Luna membuatnya menjadi peri yang luar biasa.
Petualangan Baru Luna
Setelah kejadian itu, Luna menjadi lebih percaya diri. Ia ingin mencoba membantu lebih banyak makhluk di dunia manusia. Suatu pagi, ia mendengar cerita dari angin tentang desa kecil yang dilanda kekeringan. Penduduk desa tidak memiliki air untuk tanaman mereka, dan sumur-sumur mereka mengering.
Luna memutuskan untuk pergi ke desa itu. Ia terbang melewati hutan-hutan lebat dan lembah-lembah luas sampai akhirnya tiba di desa tersebut. Penduduk desa tampak sedih dan lesu. Luna mendekati seorang gadis kecil bernama Sari yang sedang duduk di depan rumahnya.
"Kenapa semua orang di desa ini terlihat sedih?" tanya Luna.
Sari menjelaskan, "Sumur-sumur kami mengering, dan kami tidak tahu harus bagaimana. Tanaman kami mati, dan kami tidak punya makanan."
Luna berpikir sejenak. Ia ingat bahwa di Negeri Awan, ada sungai awan yang tidak pernah kering. Ia pun kembali ke Negeri Awan dan meminta izin kepada Ratu Awan untuk membawa air dari sungai itu ke desa manusia.
Ratu Awan, yang bijaksana, menyetujui permintaan Luna. Dengan bantuan awan-awan besar, Luna membawa air ke desa tersebut. Awan-awan itu menurunkan hujan lembut yang menyegarkan tanah-tanah kering. Para penduduk desa sangat gembira dan berterima kasih kepada Luna.
Sari berkata, "Kamu seperti malaikat, Luna. Terima kasih banyak!"
Luna tersenyum. "Aku hanya melakukan apa yang bisa aku lakukan. Jangan lupa, alam juga butuh perhatian kita. Jaga hutan dan sungai kalian agar tetap bersih."
Kembalinya Bunga Pelangi
Setelah membantu desa tersebut, Luna kembali ke Negeri Awan. Ia menemukan taman bunga pelangi yang dijaganya mulai kehilangan warna. Bunga-bunga itu tampak layu dan tidak seindah biasanya. Luna merasa bersalah karena terlalu sibuk di dunia manusia.
Ia segera memanggil teman-temannya di Negeri Awan. Bersama-sama, mereka mencari cara untuk mengembalikan warna bunga pelangi. Seekor kupu-kupu tua memberi tahu mereka bahwa bunga pelangi membutuhkan sinar matahari khusus yang hanya bisa didapatkan dari "Lembah Cahaya" di ujung dunia awan.
Tanpa ragu, Luna dan teman-temannya pergi ke Lembah Cahaya. Perjalanan itu penuh tantangan. Mereka harus melewati badai awan gelap dan jurang awan yang dalam. Namun, dengan keberanian dan kerja sama, mereka berhasil mencapai lembah tersebut.
Di sana, mereka menemukan sebuah kristal besar yang memancarkan cahaya yang sangat terang. Luna menggunakan tongkat peri kecilnya untuk mengarahkan cahaya kristal ke bunga pelangi. Perlahan-lahan, bunga-bunga itu kembali bersinar dengan warna-warna indah.
Ketika mereka kembali ke taman, semua peri di Negeri Awan bersorak gembira. Taman bunga pelangi kembali menjadi tempat paling indah di negeri mereka.
Pesan dari Luna
Luna belajar banyak dari petualangan-petualangannya. Ia menyadari bahwa meskipun ia kecil, ia bisa melakukan hal-hal besar dengan keberanian, kerja sama, dan kebaikan hati. Ia juga mengerti bahwa menjaga keseimbangan antara membantu orang lain dan menjaga tanggung jawabnya sendiri sangat penting.
Kini, Luna dikenal sebagai peri pemberani di Negeri Awan. Ia sering bercerita kepada peri-peri muda tentang petualangannya, menginspirasi mereka untuk percaya pada diri sendiri dan tidak takut mencoba.
Dan setiap kali Dira atau Sari memandang langit, mereka selalu merasa bahwa Luna sedang tersenyum kepada mereka, menjaga dunia dari atas Negeri Awan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H