Dira melompat senang. "Terima kasih, Luna! Kamu sangat baik."
Luna tersenyum. "Ini bukan hanya pekerjaanku. Semua temanku membantu. Ingat, kita bisa melakukan hal besar jika bekerja sama."
Setelah itu, Luna kembali ke Negeri Awan dengan hati yang penuh kebahagiaan. Ketika ia menceritakan petualangannya kepada kakak-kakaknya, mereka bangga padanya. Ternyata, keberanian dan kebaikan hati Luna membuatnya menjadi peri yang luar biasa.
Petualangan Baru Luna
Setelah kejadian itu, Luna menjadi lebih percaya diri. Ia ingin mencoba membantu lebih banyak makhluk di dunia manusia. Suatu pagi, ia mendengar cerita dari angin tentang desa kecil yang dilanda kekeringan. Penduduk desa tidak memiliki air untuk tanaman mereka, dan sumur-sumur mereka mengering.
Luna memutuskan untuk pergi ke desa itu. Ia terbang melewati hutan-hutan lebat dan lembah-lembah luas sampai akhirnya tiba di desa tersebut. Penduduk desa tampak sedih dan lesu. Luna mendekati seorang gadis kecil bernama Sari yang sedang duduk di depan rumahnya.
"Kenapa semua orang di desa ini terlihat sedih?" tanya Luna.
Sari menjelaskan, "Sumur-sumur kami mengering, dan kami tidak tahu harus bagaimana. Tanaman kami mati, dan kami tidak punya makanan."
Luna berpikir sejenak. Ia ingat bahwa di Negeri Awan, ada sungai awan yang tidak pernah kering. Ia pun kembali ke Negeri Awan dan meminta izin kepada Ratu Awan untuk membawa air dari sungai itu ke desa manusia.
Ratu Awan, yang bijaksana, menyetujui permintaan Luna. Dengan bantuan awan-awan besar, Luna membawa air ke desa tersebut. Awan-awan itu menurunkan hujan lembut yang menyegarkan tanah-tanah kering. Para penduduk desa sangat gembira dan berterima kasih kepada Luna.
Sari berkata, "Kamu seperti malaikat, Luna. Terima kasih banyak!"