Luna tersenyum. "Aku hanya melakukan apa yang bisa aku lakukan. Jangan lupa, alam juga butuh perhatian kita. Jaga hutan dan sungai kalian agar tetap bersih."
Kembalinya Bunga Pelangi
Setelah membantu desa tersebut, Luna kembali ke Negeri Awan. Ia menemukan taman bunga pelangi yang dijaganya mulai kehilangan warna. Bunga-bunga itu tampak layu dan tidak seindah biasanya. Luna merasa bersalah karena terlalu sibuk di dunia manusia.
Ia segera memanggil teman-temannya di Negeri Awan. Bersama-sama, mereka mencari cara untuk mengembalikan warna bunga pelangi. Seekor kupu-kupu tua memberi tahu mereka bahwa bunga pelangi membutuhkan sinar matahari khusus yang hanya bisa didapatkan dari "Lembah Cahaya" di ujung dunia awan.
Tanpa ragu, Luna dan teman-temannya pergi ke Lembah Cahaya. Perjalanan itu penuh tantangan. Mereka harus melewati badai awan gelap dan jurang awan yang dalam. Namun, dengan keberanian dan kerja sama, mereka berhasil mencapai lembah tersebut.
Di sana, mereka menemukan sebuah kristal besar yang memancarkan cahaya yang sangat terang. Luna menggunakan tongkat peri kecilnya untuk mengarahkan cahaya kristal ke bunga pelangi. Perlahan-lahan, bunga-bunga itu kembali bersinar dengan warna-warna indah.
Ketika mereka kembali ke taman, semua peri di Negeri Awan bersorak gembira. Taman bunga pelangi kembali menjadi tempat paling indah di negeri mereka.
Pesan dari Luna
Luna belajar banyak dari petualangan-petualangannya. Ia menyadari bahwa meskipun ia kecil, ia bisa melakukan hal-hal besar dengan keberanian, kerja sama, dan kebaikan hati. Ia juga mengerti bahwa menjaga keseimbangan antara membantu orang lain dan menjaga tanggung jawabnya sendiri sangat penting.
Kini, Luna dikenal sebagai peri pemberani di Negeri Awan. Ia sering bercerita kepada peri-peri muda tentang petualangannya, menginspirasi mereka untuk percaya pada diri sendiri dan tidak takut mencoba.
Dan setiap kali Dira atau Sari memandang langit, mereka selalu merasa bahwa Luna sedang tersenyum kepada mereka, menjaga dunia dari atas Negeri Awan.