Mohon tunggu...
Iqbal Fitrotirrahman
Iqbal Fitrotirrahman Mohon Tunggu... Lainnya - Juara 2 badminton tunggal putra

Hobi : Bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Beragama dalam Masyarakat Pancasila

3 Desember 2024   18:52 Diperbarui: 3 Desember 2024   18:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.  Pengertian kehidupan beragama dan masyarakat pancasila

      Kehidupan beragama adalah sebuah fenomena sosial di mana individu  dan kelompok dalam masyarakat menjalankan keyakinan dan ibadah sesuai dengan agama yang mereka anut. Kehidupan beragama mencakup banyak aspek, mulai dari aktivitas ibadah harian, perayaan keagamaan, hingga bagaimana ajaran agama tersebut mempengaruhi norma dan perilaku sosial. Kehidupan beragama juga sering kali menjadi identitas bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Dalam konteks kehidupan beragama di Indonesia, ada enam agama besar yang diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

     Masyarakat Pancasila adalah gambaran komunitas yang dibentuk berdasarkan nilai dan prinsip Pancasila, yang menjadi dasar negara kita, Indonesia. Dalam konsep ini, hal-hal seperti kebersamaan, kerukunan, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia sangat ditekankan.

B.  Hubungan pancasila dengan agama

      Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa," dan sila pertama Pancasila, yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa," memiliki beberapa makna penting. Pertama, Pancasila lahir di tengah semangat perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme, sehingga mengutamakan persatuan dan persaudaraan bangsa. Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" berperan besar dalam mempererat persatuan ini, sebab bangsa Indonesia secara historis sangat menghargai nilai-nilai ketuhanan Kedua, pada Seminar Pancasila tahun 1959 di Yogyakarta, disimpulkan bahwa sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" adalah dasar utama, sedangkan sila "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan" merepresentasikan kekuasaan rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa dalam berbangsa dan bernegara, Ketuhanan harus menjadi landasan untuk mengelola negara dari, oleh, dan untuk rakyat.Ketiga, seminar tersebut juga menegaskan bahwa sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" harus dipahami sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sila-sila lainnya. Kesimpulan nomor 8 dari seminar tersebut menyatakan bahwa setiap sila dalam Pancasila harus memuat nilai Ketuhanan.

C.  Peran pancasila dalam membangun toleransi antar umat beragama

      Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila mengajarkan kita untuk saling menghormati, menghargai, dan bersikap toleran, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara pemeluk berbagai agama dan kepercayaan. Hal ini diharapkan bisa membentuk masyarakat yang lebih rukun dan penuh kerja sama. Setiap individu dalam masyarakat diharapkan bisa mengembangkan nilai-nilai dan karakter yang mencerminkan Pancasila, terutama dalam kehidupan sehari-hari.

D.  Perwujudan sikap toleransi antar umat beragama di masyarakat

       Toleransi pada dasarnya adalah sikap menerima dan menghargai perbedaan, baik dalam hal sosial maupun agama, baik dari individu maupun kelompok. Dengan sikap toleransi, potensi konflik dan perpecahan dalam masyarakat bisa diminimalkan. Toleransi beragama menjadi salah satu prinsip penting dalam masyarakat Pancasila. Ini berarti kita perlu saling menghormati dan menghargai perbedaan agama dan keyakinan yang ada di sekitar kita. Toleransi bukan hanya tentang membiarkan agama lain eksis, tetapi juga tentang menjaga agar hak-hak setiap orang untuk menjalankan keyakinan mereka tetap aman dan terjamin. 

       Tantangan dalam menjaga toleransi beragama di Indonesia cukup besar, terutama dengan adanya berbagai kelompok yang cenderung memaksakan interpretasi agamanya kepada orang lain. Oleh karena itu, pendidikan tentang toleransi dan nilai-nilai Pancasila menjadi sangat penting untuk terus ditanamkan kepada generasi muda. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat terus menjaga kerukunan dan persatuan meskipun berada dalam lingkungan yang sangat beragam. Sejak awal berdirinya bangsa Indonesia, Pancasila telah menjadi fondasi utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya bukan hanya sekadar konsep teoretis, tetapi telah menyatu dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

E.  Implementasi hubungan pancasila dan agama dalam kehidupan sehari hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun