Mohon tunggu...
Muhmad Iqbal Haqiqi
Muhmad Iqbal Haqiqi Mohon Tunggu... Jurnalis - Author

Mahasiswa cupu yang manaruh cinta pada baca - tulis, anima dan minum susu. Sesekali juga doyan gorengan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bulir-bulir Hikmah dari Pengalaman Kuliah Kerja "Ngendeso"

3 Maret 2019   21:50 Diperbarui: 4 Maret 2019   03:44 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memang, sebagian kalangan masyarakat yang mulai menyangsikan manfaat KKN bagi mahasiswa dan masyarakat itu sendiri. Orientasi nilai yang ingin dicapai mahasiswa milenial seperti saya menjadikan paradigma yang diinginkan terkait KKN kadang menjadi salah kaprah.

Ini dibuktikan dengan banyak dari mahasiswa milenial yang menjadikan masyarakat bukan sebagai subjek dalam kuliah kerja nyata, melainkan sebuah objek dalam program - program kuliah kerja nyata yang dibuat. 

Kebanyakan kita mahasiswa terlalu pede dengan program - program yang kita rancang tanpa mau mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat. Kan yah aneh, kita ini tamu, kok dengan semena - mena buat program ini itu yang memaksa mereka keluar dari berbagai pola keseharian mereka yang sudah adem ayem bertahan selama bertahun - tahun.

Muncul kasus di mana kita mahasiswa dengan bangga mensosialisasikan program mewah dan revolusioner dari sudut pandang kita. Dan akhirnya berakhir tragis dengan tanpa partisipasi masyarakat desa. Ujung - ujungya, demi kebutuhan formalitas LPJ dan nilai, kita cekrek cekrek foto sebagai bukti kegiatan KKN.  hadeeeh ramshook.

Di kasus lain, kadang kita mahasiswa karena sudah kelewat bingung dengan program apa yang perlu kita terapkan di masyarakat, kita menyerah pada tantangan dan bernasib tragis dengan program unggulan berupa memasak dan tura - turu tok di posko.

Efek domino dari kasus ini tentunya pada sentimen masyarakat desa yang muncul terhadap mahasiswa KKN. Seperti curhatan salah seorang teman KKN dari kampus tetangga yang mengeluhkan sinisme masyarakat di lokasi KKNnya. Masyarakat di lokasinya apatis dan kurang partisipatif terhadap program yang mereka adakan. 

Padahal, program tersebut telah melalui pertimbangan dari tokoh masyarakat setempat. Tidak sering juga nada - nada sentimen terlontar dari masyarakat sekitar. " halah gawe opo cah kkn neng kene, gaweane rak jelas", atau " mahasiswa jaman saiki Cuma jago kandang, neng kampus sangar, neng masyarakat melempem, gawe program ae rak iso". Kan yah sakit kalau denger kata - kata seperti itu. Niat suci kami kau balass dengan air tubaaah saudara - saudaraaa !!

Okeh - okeh jangan baper.

Sebenarnya tidak semua tim KKN bernasib tragis dangan menghadapi masalah dan kasus - kasus tersebut. Banyak dari tim KKN yang berhasil membaur dan memberikan kesan positif terhadap masyarakat setempat, serta memberikan sumbangsih peninggalan yang bermanfaat bagi masyarakat. 

Ada dari mereka yang meninggalkan penemuan inovatif berupa Teh daun jambu merah. Ini tentu akan membantu masyarakat setempat dari sisi ekonomi, ada yang memulai gagasan pupuk cair dari limbah dapur yang bermanfaat bagi kesejahteraan petani, dan masih banyak lagi gagasan menarik yang dilahirkan untuk menunjang kehidupan masyarakat desa oleh tim KKN.

Terlepas dari berbagai macam kasus, problematika dan keberhasilan hidup dalam berumah tangga eeh maksudnya hidup dalam pengabdian, tentunya terselip hikmah yang bijaksana dari sang Maha Kuasa bukan?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun