"Tapi aku tak akan berputus asa, Ayah mintalah perpanjangan waktu kepada Baginda raja, akan kubawa dia ke suatu tempat untuk membujuknya,"
Baginda raja menyetujui perpanjangan waktu itu. Meskipun demikian putri pengawal itu masih saja gagal membujuk pemuda itu. Hingga suatu hari perempuan itu akhirnya menyerahÂ
"Kau begitu teguh beriman kepada tuhanmu aku sangat simpati kepada dirimu, kau yang benar-benar teguh dalam memegang keyakinan . MAKA. Mulai saat ini aku putuskan untuk mengikutimu, termasuk agamamu,"kata putri pengawal ituÂ
Mendengar pernyataan itu, si pemuda menerimanya dengan tangan terbuka. Tapi ia sangat menghawatirkan keselamatan perempuan itu.
"Aku adalah seorang tawanan. Setiap saat hidupku akan berakhir oleh keputusan Baginda raja. Dan jika kau mengikutimu , keselamatanmu pun akan terancam," kata pemuda ituÂ
"Aku tak perduli apapun yang terjadi pada diriku kita berdua bisa lari sejauh mungkin, akan ku sediakan kuda untuk kita berdua,"
Setelah mempersiapkan semuanya, akhirnya dua orang laki dan perempuan itu melarikan diri dengan menunggang kuda. Bila malam hari mereka meneruskan perjalanannya, dan bila siang Hari mereka bersembunyi untuk menghindari pengejaran pasukan rajaÂ
Suatu malam, ketika dua orang itu meneruskan perjalannya, mereka mendengar suara derap kaki kuda mengejarnya, Tetapi, pemuda itu justru menghentikan lari kudanyaÂ
"Aku mendengar suara derap kaki kuda di belakang kita aku yakin mereka adalah saudara-saudara ku," kata pemuda ituÂ
"Tapi, bukankah kedua saudaramu itu telah meninggal di bunuh oleh Baginda raja? Kata putri pengawal itu tak mengertiÂ
"Bener, tapi jelas mereka adalah saudaraku," jawab pemuda itu penuh keyakinanÂ