Mohon tunggu...
IPul Gassing
IPul Gassing Mohon Tunggu... lainnya -

Blogger dari Makassar | punya web sendiri di http://daenggassing.com | pengguna aktif media sosial | sedang belajar menulis, motret dan desain grafis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjauhkan Pornografi Untuk Keluarga Yang Lebih Berkualitas

7 Agustus 2015   17:16 Diperbarui: 7 Agustus 2015   17:16 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data dari BKKBN yang diambil dari laporan Bappenas tahun 2013 menyebutkan kalau Proyeksi jumlah balita dan anak pada tahun 2015 adalah 47,4 juta jiwa, sementara itu proyeksi jumlah remaja pada tahun 2015 adalah 66 juta jiwa atau sekitar 27% dati total jumlah penduduk (Bappenas, 2013). Jumlah itu adalah jumlah yang tidak bisa dibilang sedikit. Masa depan bangsa ini bergantung pada remaja dan anak-anak yang hidup di hari ini.

[caption caption="Pembangunan Keluarga"]

[/caption]

Kegandrungan pada pornografi yang menyimpang sangat potensial merusak masa depan anak-anak dan remaja kita. Di usia muda mereka sudah bisa kehilangan harapan dan kejayaan di masa depan. Jumlah kehamilan yang tak diharapkan akan bertambah, imbasnya mereka akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri. Penyakit menular seksual atau bahkan HIV AIDS juga akan terus menggerogoti mereka, membuat mereka kehilangan kesempatan untuk menggali potensi yang seharusnya berguna bagi bangsa ini.

Di sisi moral, kegandrungan pada pornografi yang menyimpang ini juga tentu memberi dampak negatif yang besar. Anak-anak dan remaja yang menjadi korban atau bahkan pelaku tentu sangat sulit untuk bisa diharapkan membawa bangsa ini ke haluan yang benar di masa depan. Para korban akan kehilangan kepercayaan diri, butuh terapi dan usaha keras untuk membangun kembali semua yang sudah rusak itu. Sementara para pelaku tentu akan terus terjebak pada kelakuan tak pantas mereka.

*****

Keluarga sebagai unit terkecil dari sebuah bangsa adalah benteng paling utama dalam membentengi anak-anak dari pornografi yang membawa dampak negatif. Orang tua punya peranan penting untuk menyadarkan mereka bahaya di balik pornografi yang terlihat menggoda itu. Memang tidak mudah, apalagi untuk anak-anak remaja yang sedang tumbuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

Modal dasar yang paling berharga tentu saja adalah kemauan orang tua untuk membangun komunikasi dengan anak-anaknya. Dengan bekal pengetahuan yang cukup, orang tua seharusnya bisa menjadi lebih dari sekadar orang tua tapi sekaligus menjadi teman dan pendengar yang baik. Bukan jamannya lagi anak-anak dan remaja dikerasi atau dilarang tanpa penjelasan tentang maksud larangan itu. Apalagi sekarang jamannya internet, apa saja bisa didapatkan di sana dengan mudah.

[caption caption="Harganas 2015"]

[/caption]Mustahil orang tua bisa mengawasi anaknya 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Langkah paling masuk akal tentu saja dengan menjadi teman, memberi pemahaman kepada anak tentang pornografi dan bahayanya serta tentu saja memberi kepercayaan penuh pada anak untuk menjaga dirinya sendiri.

Menjadi orang tua di jaman sekarang memang tidak mudah. Tantangannya makin berat. Bahaya-bahaya yang puluhan tahun lalu terbayangkan saja tidak, sekarang sudah jelas di depan mata. Tapi, tak ada yang tak mungkin. Memang butuh kerja keras berlipat ganda untuk membangun keluarga yang sekaligus juga berarti membangun bangsa.

Kita butuh revolusi pengetahuan, revolusi dalam metode mendekati anak dan membangun keluarga. Di ujung semua itu ada revolusi mental yang jika dilaksanakan dengan konsisten bisa menjadi modal besar di masa depan.

Anak-anak harus dijauhkan dari pornografi, demi masa depan mereka, masa depan keluarga dan masa depan bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun