Mohon tunggu...
Ipon Semesta
Ipon Semesta Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Seniman. Melukis dan Menulis. Mantan Jurnalis Seni dan Budaya. Ketua PERSEGI (Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelukis Hardi: Seni untuk Perubahan

26 Oktober 2024   10:20 Diperbarui: 26 Oktober 2024   10:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap dan Idealisme Hardi: Seni Untuk Perubahan

Seni bukan hanya tentang keindahan visual, tetapi juga sebagai penyampai pesan sosial yang dapat menggugah kesadaran masyarakat-menangkap esensi kehidupan dan corong suara-suara yang sering kali terabaikan.

Seni, sejak lama menjadi alat untuk perubahan. Seni berperan aktif dalam pembangunan berkesenian, bukan hanya sebagai hiburan atau hiasan. Seni sering kali digunakan sebagai media untuk mengkritik ketidakadilan sosial dan politik, serta untuk menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat. Sikap seorang seniman harus terlihat jelas dalam karya-karyanya yang konseptual dan kompleksitasnya.

Perubahan seni untuk pembangunan berkesenian adalah tentang bagaimana seni dapat menjadi katalisator bagi perubahan sosial. Melalui seni, masyarakat dapat menggugah kesadaran dalam banyak hal. Peran seni untuk pendidikan seni bagi generasi muda, agar dapat mengembangkan kreativitas dan pemikiran kritis sejak dini.

Ulasan artikel dalam buku Apresiasi Seni diterbitkan oleh Pasar Seni Ancol Jakarta tahun 1985, berjudul Peranan Seni Rupa Indonesia Dalam Pembangunan ditulis oleh Pelukis Hardi, atau Kanjeng Pangeran (KP) Hardi Danuwijoyo, memiliki pandangan unik dan progresif terhadap seni lukis Indonesia dan Barat. Sebagai salah satu tokoh Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (GSRBI). Hardi, seorang maestro seni lukis Indonesia, lahir di Desa Gambar, Blitar, Jawa Timur, pada 26 Mei 1951. Dari desa yang namanya seolah telah meramalkan takdirnya, Hardi tumbuh menjadi seorang seniman yang tidak hanya menggambar kehidupan, tetapi juga menghidupkan gambar-gambar itu dengan semangat dan idealisme yang kuat.

Sejak kecil, Hardi telah menunjukkan bakat luar biasa dalam seni lukis. Namun, lebih dari sekadar bakat, yang membedakan Hardi adalah sikap dan idealismenya yang teguh.

Dalam perjalanan kariernya, Hardi tidak hanya berperan sebagai pelukis, tetapi juga sebagai penulis dan pengajar. Ia aktif berbagi pengetahuan dan pengalamannya dengan generasi muda, mendorong untuk tidak takut bereksperimen dan menemukan gaya, tehknik dan karakter mereka sendiri dalam berkesenian. Hardi selalu menekankan bahwa seni adalah tentang kebebasan berekspresi dan keberanian untuk menyuarakan kebenaran.

Melalui sikap dan idealismenya, Hardi telah memberikan kontribusi besar bagi dunia seni Indonesia. Ia menunjukkan bahwa seni memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, asalkan berani bermimpi dan berjuang untuk mewujudkannya. Dengan semangat yang tak pernah padam, Hardi terus menginspirasi banyak orang untuk melihat seni sebagai jalan menuju perubahan dan pembangunan yang lebih baik.

Hardi dikenal karena karyanya yang sering kali menggabungkan elemen-elemen tradisional Indonesia dengan gaya dan teknik Barat.

Hardi memulai kariernya di dekade 70-an dan dikenal karena karyanya yang eksperimental dan sering kali mengandung kritik sosial. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Presiden RI Tahun 2001," yang menggambarkan potret dirinya mengenakan busana pejabat tinggi. Karya ini mencerminkan sikapnya yang kritis terhadap politik dan sosial di Indonesia.

Dalam pandangannya, Hardi tidak membatasi dirinya pada satu gaya atau teknik tertentu. Ia percaya bahwa seni harus bebas dari batasan-batasan akademik dan harus mampu mengekspresikan isu-isu kontemporer dengan cara yang relevan dan menarik. Sikap ini membuatnya sering kali dianggap sebagai seniman yang progresif dan inovatif.

Hardi juga dikenal karena kemampuannya menggabungkan pelbagai elemen budaya dalam karyanya, menciptakan karya seni yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga kaya akan makna dan simbolisme. Ini menunjukkan bahwa ia menghargai dan mengakui nilai dari kedua tradisi seni, baik Indonesia maupun Barat, dan berusaha untuk menggabungkannya dalam karyanya.

Ipon Semesta -- Ketua Persagi (Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia)

26 Oktober 2024 Jelang 50 Tahun Pasar Seni Ancol

------------------------------------

Peranan Seni Rupa Indonesia Dalam Pembangunan

Oleh: Hardi

Kalau kita berdarma wisata ke Bai tanah Batak Toraja Sumbawa yang paling dominan adalah karya seni rupanya misal patung seni lukis tenun serta benda cinderamata yang apik dan menawan hati Kesemuanya di rakit sedemikian rupa dalam bentuk yang ayem misalnya banten atau sesajen dari pulau Bali yang di fata sangat artistik dengan warna menyolok kalau dipandang, fotem dari Irian Jaya alat upacara serta ragam hias tanah Toraja serta tanah Batak membuktikan seni rupa adalah satu dengan kehidupan masyarakatnya 

Tidak terlepas dan berdiri sendiri, hal tersebut langsung dari sini, maka dengan mudah kita dapat memberikan batasan tentang arti kesenian itu sendiri tanpa membuka kamus atau buku asing atau mengutip penulis etika barat apa itu seni rupa. Saya akan mengemukakan batasan seni rupa dengan singkat yaitu seni yang merupa bukan seni yang berpokok pada gerak atau tari bukan seni vang berpokok pada seni suara, musik dan bukan pula seni yang berpokok pada arama Tetapi anehnya beberapa cabang seni yang saya sebut tadi pasti ada unsur seni rupanya. 

Apakah itu seni drama, film, tari atau yang lain dan anehnya pada seni rupa tetap utuh Walau dengan seni tari drama film atau seni suara itulah terlihat kemandirian seni rupa kalau kita bandingkan dengan seni yang lain. Seni rupa yang ada pada nenek moyang kita yang utuh menurut aslinya adalah seni rupa bukannya seni yang lain, misalkan candi-candi batu bertulis, ukiran pada bangunan, patung, totem, lukisan dan lain-lain Sampai di sini kita bersyukur begitu besar peran seni rupa dalam sejarah lahirnya suatu bangsa, maka dalam situasi awal ini wawasan seni rupa sudah jelas dan gamblang yaitu suatu bukti sejarah atau peninggalan sejarah sebagai media pendidikan, sebagal komodity ekspor dan kepariwisataan dan kalau kita amati wajah kita pada hari besar, maka tampaklah poster atau baliho raksasa strategis terpampang di ibukota mengkampanyekan pembangunan. Poster tersebut berisi tentang suksesnya pembangunan di Indonesia digarap secara artistik dan cantik, dan memang dapat dipakai untuk suatu alat propaganda.

Peranan seni rupa dalam pembangunan phisik jelas terbukti pada peranan seni rupa peninggalan sejarah, monumen-monumen. menunjukkan kebanggaan adanya suatu bangsa Kebanggaan spiritual Jelas jelas ada pada seni rupa lama, bukan seni rupa masa kini. Lantas timbul pertanyaan pada diri saya mengenai ada tidaknya peran seni rupa kontemporer dalam pembangunan mental spiritual di masa pembangunan ini adakah cara mereka memberikan ilham bangsanya serta mendorong tambahnya ke jalan mental spiritual lebih baik? Tentu pertanyaan seperti ini sukar dijawab. Terlebih lagi belum ada penelitian ke arah ini yang dilakukan oleh para mahasiswa, ahli ilmu jiwa, filsafat, ahil estetika. Toh kalau ada jawaban lain pasti subjektif orang-seorang misalnya yah ketika saya melihat lukisan abstrak si anu, mendadak saya ingat sesuatu, dan menangis dan saya menjadi lebih spiritual dan terus rajin sembahyang. Tentang jawaban tersebut jujur atau tidaknya saya kurang tau Sebab kalau kita amati buku besar yang disediakan di dalam ruang pameran, selalu dengan klise tertulis aduh lukisannya cakep deh minta satu dong?, atau saya salut dengan karya anda dan tahun depan lebih baik lagi.

Banyak pelukis-pelukis pemula yang abstrak lukisannya(ini banyak saya lihat di Balai Budaya) sebagian besar memasalahkan hal-hal yang rohaniah dengan judul serem, aneh dan magis, sehingga penonton sering kali berhadapan dengan seperti kode hwa-hwe, eee maaf ini saudara Motinggo Busye kalau ada, itu karyanya juga begitu saya maksud. Setahu saya, yang konsekwen dengan lukisan abstrak baik Isi atau ucapannya antara lain pelukis Fajar Sidik dengan lukisannya "Dinamika keruangan Di situlah hakekat seni lukis abstrak non representasional ada buktinya, saya pikir para seniman barat yang biangnya lukisan abstrak itupun akan geleng-geleng kepala bila lukisan abstrak Indonesia diberi judul yang akhirnya menjadi tujuan itu, jadi judul menjadi tujuannya. Dalan lukisan yang ngebom ke dalam, artinya seram rohaniah spiritual jadi satu. Di sinilah kehebatan lukisan abstrak Indonesia Orang barat di barat mencanangkan bentuk warna sebagai warna, garis sebagai garis, tidak mewakili apapun. Di sini menjadi sebuah teka-teki Sudjojono pada suatu kesempatan pernah melontarkan gagasan yang khas, tetapi ada pula pelukis abstrak yang bagus, ini tidak bisa dipungkiri

Kembali hal seni rupa di dalam pembangunan, menyinggung peranan kesenian tentulah menyangkut kegunaan tujuan karya tersebut, maka pameo seni untuk seni apakah masih berlaku lagi Apakah seni melulu untuk keindahan, apakah setelah indah sudah tidak ada lagi permasalahan, apakah seni yang memiliki guna tidak indah? apakah hal tersebut bukan berarti di masa pembangunan seni tak memiliki peran? itu semua pertanyaan-pertanyaan yang saya rasa relevan untuk dipertanyakan Kalau seni untuk seni saja ukurannya, saya kira kaum Persagi dulu dalam masa kemerdekaan bukan seni, karena seni kaum Persagi sudah bertujuan tetapi kalau menyangkut kegunaan. maka lukisan yang seni melulu untuk seni jelas tiada guna.

Di barat seni untuk seni tidak berhenti begitu saja. Dia dikuti oleh Disainer untuk di ambil hal-hal yang aneh yang baru yang menakjubkan Sebagi contoh, semenjak Piet Mondrian menciptakan lukisan klise yang kotak-kotak itu maka disainer mebel interior makin bergaya Mondrian, di mana sudut lengkung cukup banyak di hilangkan tetapi di sini tentu lain halnya. Di mana seni untuk seni nancap di tembok rumah mewah yang di lihat hanya oleh si tuan rumah, bapak, isteri serta pembantunya dengan perhitungan bisnis. Atau seorang pejabat pemerintah dalam ruang kantornya telah menggantungkan dengan seenaknya lukisan gambar Sri Batara Kresna di bingkai apik dan ditaruh di depan mejanya. Tentunya pekerjaan menggantungkan wayang Kresna tadi seni memang Lain dari keisengan belaka, tetapi di dorong oleh suatu alasan tertentu. Alasan yang dipupuk sedari kecil, dewasa, dan tua mengenai figursKresna. Tentu bagi orag Jawa figur Kresna bukan hal yang asing. Tipe Kresna tipe intelek, sang pejabat berpikir figur paripurna yang demikianlah yang pantas diteladani Karena tidak menggantung gambar yang lain, karena seni rupa wayang yang tradisional tadi memiliki peran yang ber mental spiritual, tidak sekedar tamannya sofa, atau karpet dan meja mewah dan lain-lain. Lantas apakah karya-karya tersebut bisa digantikan dengan karya Hendra, Affandi yang punya peran yang sama dengan figur-figur wayang tadi? saya rasa tidak. Karena figur wayang tadi telah menjadi suatu simbul umum. Sedangkan modern belum menjadi simbul pribadi pelukisnya, kendati saya tidak menolak kemungkinan bahwa karya Affandi tadi sangat dibutuhkan oleh batin yang punya. Tapi ini jelas hal yang khusus bukan hal yang umum 

Contoh Kesenian wayang adalah contoh kesenian Tradisional yang di tiap pulau atau suku di Indonesia mempunyai bentuk lain, tapi tidak merupakan kontemporer atas seni rupa seni asing Se orang Adam Malik pernah ditanya seorang wartawan mengenai karya pelukis Indonesia yang bisa membangunkan mental spiritual, beliau menjawab sangat ragu. Ini sebagai ilustrasi ada wartawan dari merdeka datang ke kantor saya, dia menanya Saya mau Interview Adam Malik apa yang bisa ditanyakan kira-kira? Saya titip pertanyaan apakah seni rupa modern Indonesia punya peran dalam pembangunan dalam masalah mental spiritual ?. Adam Malik menjawab sangat ragu lebih banyak memberikan contoh pelukis atau lukisan Eropa yang sudah bersemayam di Museum. Adam Malik mengatakan bahwa karya tersebut harus memiliki usia yang panjang untuk dikenang tak mudah dilupakan si penonton, dan karya tersebut hanya karya Raden Saleh katanya. Jawaban fadi sangat ragu-ragu saya dengarkan dari tape itu. Maka dengan penuh kebingungan kalau ada.

Pertanyaan apakah seni rupa modern punya peran dalam pembangunan yang menyangkut mental spiritual?, maka jawaban saya tidak tahu. Sebab belum ada penelitian tentang itu. Lantas kalau ada pertanyaan apakah seni rupa modern Indonesia mempunyai peran dalam masa pembangunan yang menyangkut phisik? Saya terus jawab ada, buktinya nya. Lukisan, patung Bali yang di eksport menjadi komoditi industri pariwisata. Mungkin semua seni rupa modern mempunyai peran dalam era pembangunan ini pada nilal krisisnya terhadap pembangunan itu sendiri, dan untuk kritis tentunya harus menggunakan bahasa figuratif, bukan abstraksionisme yang bicara garis sebagai garis. Di samping itu tak tertutup bagi karya-karya yang eksperimental yang memiliki semangat sosial yang jujur Kalau demikian halnya, apakah seni rupa modern punya peran dalam pembangunan yang menyangkut mental spiritual, walau belum ada penelitian, walau agak ragu serta gemetar saya akan menjawab ada Maka untuk itu kami buka tanggapan-tanggapan untuk anda.

Amrus kita buka tanggapan untuk Hardi. Saya ingin melihat kembali yang hadir di sini satu persatu, pak Sudjojono beserta isteri dan di sini ada mas Amang Rahman dari Surabaya dan Verstrijden, mungkin makalah yang telah disampaikan oleh teman kita Hardi akan memancing pikiran-pikiran teman-teman untuk mengisi materi-materi untuk menjadi lebih kaya, sebab pembangunan milik kita semua dan begitu juga seni rupa Indonesia.

Verstrijden

Saya sebagai tamu di Pasar Seni ini dan juga sebagai Warga Negara asing di Negara Republik Indonesia ini tentu saja mengikuti karakteristik lainnya, kegiatan-kegiatan seni itu adalah suatu aksi, suatu reaksi yang dapat dianalisa yang dapat dinikmati yang dapat di observasi, yang dapat dibaca, yang dapat didengar bagi seseorang yang utuh. Pada pokoknya ingin mengetahui isi ceramah Hardi itu saya ingin saudara Hardi menjelaskan apa sebenarnya, apa yang namanya seni di Indonesia ini.

Hardi

Terimakasih atas tanggapan dari Verstrijden direktur dari Erasmus Huis, yang dilontarkan paling akhir tadi sangat menarik sekali. Menurut saya kesenian adalah harapan pribadi seseroang dalam bentuk yang Estetik dengan latar belakang filsafat keindahannya membuahkan suatu karya. Saya sering sekali melihat lukisan di Balal Budaya yang akhir-akhir ini pameran luar biasa gencarnya, dari pelukis-pelukis pemula yang kebanyakan tidak memiliki latar belakang kesenian. Seorang apotheker entah karena apa mendadak menjadi seorang pelukis. Pegawal TVRI yang tidak tau abc nya seni lukis jadi pelukis. Seorang novelis jadi pelukis Untuk mengokohkan dia menjadi seorang pelukis diperlukan seorang Menteri untuk membuka, kemudian upacara dengan makanan yang enak-enak Kalau kita lihat saudara Sudjojono karya-karyanya Seiko, atau Affandi dengan Pengemis, saya jelas jelas merasa bahwa itu kesenian, tetapi bukan untuk karya Pirous misalkan. Saya tau karya Pirous misalkan untuk apa dia di pajang di situ, apa kesenian itu gula? 

Itu suatu pertanyaan saya. Lukisan Amang Rahman misalkan, tha ini kesenian, saya mendapatkan sesuatu di sini. Yang baru lalu sava betul. Betul kaget, apa ini wajah Indonesia. Ini khususnya Karya2 pelukis2 muda Indonesia, tidak problem sama sekali khususnya tentang masalah- masalah sosial yang nyangkut, saya tau sebabnya. Sejak tanun 80. Ketika saya dimintal keterangan yang berwajib gara-gara lukisan saya "Presiden 2000 karena salah faham belaka itu. Banyak lukisan yang menyangkut masalah sosial yang lebih tajam dari saya, dan mereka mendadak sakit perut pada pulang ke Jagya karena takut mereka itu Setelah itu kemudian seni lukis yang berthema sosial di kalangan anak anak muda menjadi sedikit. Saya rasa tinggal saudara Dede Erisupria

Handogo

Saya tertarik dengan papernya Hardi. Saya rasa ini pertanyaan yang sangat lugas dan masalah ini masalah yang memang sangat menggelisahkan saya lebih cenderung bahwa masalah ini menjadi sebuah tantangan di antara pelukis dan saya lebih cenderung juga pertanyaan ini menjadi pertanyaan bahwa sebelum masalahnya terjawab, itu dijadikan sebagal keperihatinan Nasional Saya yakin bahwa pada hakekatnya seni rupa di manapun juga selalu membawakan misi yang menyangkut mental spiritual karena kita sudah lihat buktinya kesenian itu selalu memberikan daya pikir, mempunyai pengaruh terhadap lingkungan di dalam cara berpikir, cara bersikap dalam hidup dan sebagainya. Walaupun juga berkembang sebagai seni-seni yang berguna tapi betapa bahwa satu kurun kebudayaan dari negeri-negeri lain sangat dicerminkan sekali oleh perkembangan kesenian bimbingan mereka.

Mbah Broto

Apakah seni lukis dalam pembangunan menyangkut mental spiritual? saya rasa ada terselip Yang dikatakan spiritual itu berarti kerohanian. kebatinan yang paling tinggi terimakasih.

Hardi

Saya tidak bisa memberikan resep-resep karena saya bukan Resepsionis. Tetapi dengan adanya pemikiran-pemikiran demikian, secara umum saya rasa akan lebih menggiatkan seni rupa Dengan adanya akal, lalu masalah sosial agama sebagai akar, saya rasa seni lukis Indonesia akan lebih maju di masa mendatang Sehingga kalau ada orang asing di sini menganggap "Wah ini di Eropa sudah banyak yang begini saya rasa hal itu tidak akan terjadi lagi Pelukis-pelukis asing kelas dua, atau kelas tiga yang karyanya belum bagus, bahkan di negaranya sendiri belum terkenal, datang ke sini bikin workhsop kepada mahasiswa- mahasiswi ini saya rasa akan menyesatkan. Karena kalau yang memberikan workshop adalah almarhum Picasso atau Miro ataupun De Kooning misalnya, mau tidak mau harus bisa kita terima karena memang mereka master-master dalam kesenian di Eropa

Vlug

Dalam pameran bung Hardi, di sana ada lukisan Yasser Arafat kemudian Korban Nuklir Saya terkesan Ada di sana lukisan yang menggambarkan Indonesia ada kere tidur dengan background gedung yang akan dibangun, nah disini saya lihat bahwa bung Hardi kayaknya mengada-ada. Terutama Yasser Arafat dan Korban Nukir Saya lebih sreg umpama bung Hardi hanya memamerkan satu lukisan tentang masalah sosial yang saya bilang ada embel-embelnya Indonesia Saya lihat sendiri bung Hardi tidak konsekwen Kalau kita lihat bukan bung Hardi saja, banyak seni rupawan Indonesia lainnya Orang terkenal seperti Bimbo, dia merangkaikan Reagan dengan Andropov atau sapa ya ? Maunya apa? Jadi dia hanya mencomot sana sini kemudian jadi populer. Apakah tujuan kita untuk mempopulerkan diri atau tujuan untuk memperbaiki Bangsa hanya dengan cara seperti itu? mencomat sana sini, yang kadang-kadang itu kelihatan muluk Yasser Arafat, Reagan dan lain-lain yang sebetulnya tidak ada artinya, Coba misalkan kita pikir soal banjir, soal nasi bungkus ini bukan mengada-ada ini problem kita Terimakasih.

Hardi

Tentang Yasser Arafat itu terus terang saya simpati, bebas dari problim politiknya tetapi dia yang terusir dari negaranya dan seperti seekor anjing berpindah-pindah tempat itu membikin saya terharu dan tertarik untuk melukisnya Kemudian saya lukiskan Yasser Arafat mengungsi di Borobudur dan akan selamat, pasti selamat tidak akan dikejar-kejar. Disitu dia berdialog dengan Sidharta Gautama.

Pasar Seni 12 Maret 1984

Editor: Sri Warso Wahono

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun