Dalam konteks ini, peran laki-laki dalam mewariskan kecerdasan dianggap tidak signifikan. Dari sudut pandang evolusi, kecerdasan yang diturunkan melalui ibu memiliki tujuan penting bagi kelangsungan peradaban. Evolusi menuntut agar peradaban tidak punah. Mesti ada bayi yang dilahirkan dari seorang yang cerdas, yaitu perempuan. Pandangan ini memperlihatkan bahwa sejak jaman dahulu, perempuan berperan sentral dalam memastikan keberlangsungan generasi yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan jaman. Fakta ini menunjukkan bahwa kecerdasan yang dimiliki seorang anak tidak hanya berasal dari ibu mereka, tetapi juga dari neneknya. Sedangkan laki-laki tidak berperan dalam menyumbangkan kecerdasan kepada keturunan.
Hasil penelitian ilmiah ini mungkin terdengar kontroversial bagi sebagian kalangan, terutama bagi mereka yang selama ini beranggapan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki kontribusi yang setara dalam hal kecerdasan.
Jadi, pahami lebih dalam tentang bagaimana warisan genetika bekerja, serta memberi penghargaan lebih besar terhadap peran ibu dalam mencetak generasi yang cerdas.
Dalih yang paling umum untuk menutupi ketidakmampuan berpikir logis adalah "tidak semua hal bisa dilogikakan". Bila menyangkal pernyataan menyoal: Ironinya, mayoritas masyarakat sekarang sudah merasa bisa bernalar dengan benar, sudah paham logika, sudah melampaui logika." Dan "Tidak semua bisa dilogikakan" Artinya sang penyangkal itu tidak paham bahwa ucapan "tidak semua hal bisa dilogikakan" tersebut adalah sebuah pernyataan logis yang bisa dibuktikan benar atau salahnya.
-Ipon Semesta --
24 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H