Mohon tunggu...
Ipon Semesta
Ipon Semesta Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Seniman. Melukis dan Menulis. Mantan Jurnalis Seni dan Budaya. Ketua PERSEGI (Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Seni

Beberapa Kenangan Almarhum HENDRA GUNAWAN - Berang-Berang Garang

13 September 2024   12:23 Diperbarui: 13 September 2024   12:27 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-----------------------------------

BEBERAPA KENANGAN ALMARHUM HENDRA GUNAWAN

Oleh Agus Dermawan T.

Ketokohan Hendra Gunawan dalam bidang seni rupa dan terutama seni lukis agaknya telah mengguncang banyak orang. "Satu lukisan sejarah konflik Pangeran Sumedang lawan Daendels. Di mana orang orang rodi digantung di ponon pohon sepanjang jalan jurang yang dibikin, telah saya persermbahkan kepada museum Jawa Barat di Bandung ukuran 4 kai 2 meter. Lukisan pekuburan terbuka "Trunyan" dan "Perang Buleleng" Bali, keduanya 4 kali 2 meter telah saya persermbahkan kepada Pemda Bali untuk museum. Satu Lukisan "Perang Diponegoro" ukuran 5 kali 2 meter bila sudah selesai akan saya sumbangkan kepada Pemda Jawa Tengah. Dan juga lukisan "Pangeran Diponegoro Terluka" akan saya persembahkan kepada Jatim (Jawa Timur, adt). Dan seterusnya di 4 daerah, Sumatera, juga di Kalimantan, Sulawesi, Ambon, dan Lombok, saya akan berbuat serupa sambil pameran dalam kuran besar. Karena saya cinta kepada tanah air dan para pahlawannya. Memang banyak yang mencela, "pada pemerintah koq memberi, bukan sebaliknya!" Tapi itu bukan watak saya. Maafkan saya.

MEMBAKAR LINGKUNGAN

Cita-cita pelukis yang mengaku hidup "dari sisa-sisa makanan yang terciprat pada taplak meja makan orang-orang kaya" itu memang bisa menggetarkan. Dan Hendra Gunawan bukan hanya berbicara. la juga berbuat sejalan dengan potensi estetik serta kekuatan fisik yang dimilikinya. Sepak terjang dan udara yang keluar dari mulutnya ialah satu kesatuan yang lekat dan tak mampu dipisahkan. Dari kenyataan tersebut, pelukis S. Sudjojono, yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan bahwa figur Hendra dan karyanya adalah suatu unicum. Watak dirinya, prinsip-prinsip hidupnya selalu menyatu dengan wujud karyanya. Sikapnya yang revolusioner mendekam pekat dalam bentuk serta warnanya yang dimanifestasikan. Karya Hendra adalah diri Hendra, dan sebaliknya.

Sosok lukis Hendra Gunawan semakin jelas. Dengan sertamerta ia semakin terangkat sebagai orang besar. Sebagai manusia Indonesia yang telah menghasilkan karya monumental. Karya piktorialnya memilik kekhasan, kharisma, memiliki daya serap, serta memiliki libatan erat dengan gemuruh cuaca kehidupan rakyat Indonesia dari masa ke masa.

Lukisan-lukisan Hendra Gunawan memang mempunyai daya tonjok sendiri di tengah sejarah seni rupa kita. karakter bentuk yang kewayangan dengan geliat gerak yang hidup serta menguasai ruang, menampikan suasana riuh rendah. Sementara itu warna-warnanya memberikan atmosfir matahari Timur. Yang benderang dan berkobar-kobar. Akan hal wama ini seorang ahli prikologi warna dari negeri Belanda memberikan komentar positif. Bahwa wama-warna Hendra Gunawan ialah warna-warna yang terbit dari celah benak pelukis dalam arti sebenar benarnya. Bukan dari pikiran dan bukan dari imu wana yang sering kali diajar-ajarkan. Warna-warna karyd Hendra adalah warna mutlak. Karena itu sangat orisinal.

Pelukis Abas Albasyah juga memberikan dukungan yang tinggi. Ia mengatakan bahwa pada zaman revolusi dulu, ada 3 tokoh yang sangat dia kagumi. Mereka adalah S. Sudjojono, Affandi, dan Hendra Gunawan. Hendra, kata bekas rektor STSRI "Asri" ini, adalah tokoh yang bisa membakar situasi penciptaan dengan semangatnya yang tak kunjung reda.

Beliau selalu membakar dirinya untuk memanaskan lingkungan. Beliau bersedia jadi abu untuk kepentingan banyak orang." Selanjutnya Abas juga mengatakan bahwa Hendra Gunawan adalah manusia yang begitu tegar memegang garis perjuangan. Garisnya lurus membentang. Jelas perspeksinya. Dan jelas sumbernya. Dan Hendra Gunawan yang sejak semula sangat benci dengan orang malas siap ditancap sebagai motor penggerak revolusi seni rupa yang sedang mengambil ancang- ancang untuk meletup.

Dalam pertemuan tersebut segala hal mengenai Hendra Gunawan berusaha dikorek. Yang baik, yang buruk, yang tegar digdaya, sekaligus yang romantik mengharu-biru. Untuk yang terakhir ini Ciputra memiliki catatan yang menarik. Yang bersumber dari penuturan pribadi Hendra kepadanya dan kepada Suluh Sudarmaji yang waktu itu mash menjabat manager Pasar Seni Ancol

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun