Mohon tunggu...
Mohammad Irfan Ramly
Mohammad Irfan Ramly Mohon Tunggu... -

yang menyapa dari timur indonesia dengan keyakinan sederhana untuk terus melakukan hal - hal baik yang menyenangkan. selalu bergerak. mena !!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gunung Mimpi

9 Mei 2011   16:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:54 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Buba tidak langsung berbalik, ada sesuatu lain yang ingin disampaikannya padaku tapi terkesan sulit untuk disampaikannya.

“ ada apa nyong[3] ? “

Mata buba menatap tajam padaku, mulutnya pelan – pelan terbuka. Sesuatu yang penting akan disampaikannya padaku.

“ besok beta ujian kaka “

Aku menarik nafas dan mengusap pelan rambut anak laki – laki dihadapanku itu, aku tahu mengapa untuk mengucapkan itu rasanya berat sekali untuknya.

“ belajar sungguh – sungguh dan lulus dengan nilai yang baik yaa “

Buba mengangguk lalu berlalu, langkahnya yang setengah berlari hilang dalam tikungan. Aku merasa beruntung telah mengenalnya dan merasakan apa yang tengah dirasakannya karena setidaknya dengan begitu aku merasa lebih maanusiawi dan bisa lebih mengenal serta semakin menerima apa yang dititipkan bapak untuk menjadi pilihanku hari ini.

“ bapakku dulu merantau dari kampungnya kesini dan sampai akhir hayatnya tidak sempat lagi untuk kembali. Katanya beliau menyesal tidak bisa mewujudkan cita – cita kedua orang tuanya untuk berbakti dan melakukan sesuatu untuk tanah kelahirannya. Bapak berpesan agar aku bisa pulang ke kampung bila sudah sarjana, aku sendiri tidak tahu apa yang akan aku perbuat disana tapi sekarang waktunya sudah tiba dan aku memutuskan untuk memenuhi permintaan terakhir beliau tersebut “

“ kamu tidak menyesal meninggalkan kesempatan menjadi dosen yang terbuka lebar untukmu ? “

Aku menatap dalam – dalam mata Ira, satu – satunya orang yang kurasa pantas untuk kujawab pertanyaannya menyangkut pilihan yang telah aku ambil.

“ entahlah “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun