Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Nobel Ekonomi 2019, Apa Manfaatnya buat Kita?

2 November 2019   13:19 Diperbarui: 3 November 2019   17:37 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nobelprize.org, dimodifikasi

Kemenangan tiga ekonom asal Amerika Serikat dalam meraih Hadiah Nobel Ekonomi 2019 sebenarnya cukup mengejutkan karena apa yang mereka lakukan bukanlah hal yang baru dilihat dari sudut objek yang mereka lakukan. 

Namun yang mengejutkan justru pemilihan kepada mereka karena penelitiannya memihak kepada pengentasan kemiskinan dan terbukti efektif mengangkat harkat hidup banyak orang di India dan Kenya sebagai hal yang baru.

Dari perhelatan Nobel dalam bidang ekonomi tercatat baru dua pemenang hadiah Nobel yang menitik beratkan pada pembelaan kepada masyarakat miskin yaitu Amartya Sen (1998) dan saat ini. 

Yang menarik tema mengentaskan kemiskinan mungkin sedang trend karena kondisi global yang banyak berdampak pada masa depan ratusan juta rakyat yang bernasib kurang beruntung.

Itu membuat banyak "negara maju" menganggap harus ada terobosan agar 'bantuan" yang diberikan yang selama ini kepada rakyat di negara-negara miskin bisa efektif dan mampu memberdayakan mereka.

Esther Duflo ekonom cewek kelahiran tahun 1972 dan rekan-rekannya, Abhijit dan Michael telah melakukan eksperimen temuannya yang akhirnya mampu mendapatkan formula bagaimana memberdayakan kemampuan orang miskin sebelumnya secara pribadi telah melakukan riset mendalam mengenai manfaat SD Inpres di Indonesia. 

Esther dan Abhijit melihat dalam hal edukasi kepada kaum miskin atau terpinggirkan perlu kejelian apa yang mereka perlukan. 

Intinya kedua ilmuwan ini menganggap tidak semua buku pelajaran yang disuplai dan infrastruktur yang dibangun seperti gedung sekolah dan mungkin barang-barang hi-tech banyak "gunanya" bagi para siswa yang 'kurang" dalam prestasi akademiknya.

Dari sumber yang ada, terlihat bahwa guru yang "punya waktu" dan kepedulian kepada prestasi belajar siswanya dengan melakukan konseling dan bimbingan teratur mampu memberdayakan siswa-siswa yang "kurang perhatian" itu untuk meningkatkan kinerja prestasinya. 

Hal ini mungkin terjadi karena konsentrasi guru tidak terbelah dan punya kontrak jangka pendek yang memaksa mereka untuk menyelesaikan "proyek" ini dengan sukses dan tuntas.

Sebab, ada insentif bagi para guru akan dapat diperkerjakan lagi untuk "proyek" lain, mungkin seperti sistem guru honorer di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun