Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Ilmuwan - Science and culture observer

Seorang peneliti lintasilmu, terus berlayar, tak pernah tiba di tujuan, pelabuhan selalu samar terlihat, the ever-expanding sky is the limit.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Vaksinasi Tak Dapat Berdiri Sendiri Menanggulangi Pandemi Covid-19

13 April 2021   01:54 Diperbarui: 27 April 2021   12:39 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CVT terjadi 4 kasus dalam 1 juta orang yang divaksinasi dengan vaksin-vaksin mRNA Pfizer dan Moderna, dan 5 kasus dalam 1 juta untuk vaksin AstraZeneca. Jumlah kasus lewat vaksinasi jauh lebih kecil dibandingkan 39 kasus dalam 1 juta pasien yang terpapar Covid-19. Baca di sini. 

Diperkirakan, jumlah kecil kasus efek samping CVT atau VITT yang timbul lewat vaksinasi barulah menampakkan puncak sebuah gunung es. Bagian gunung es yang tak terlihat jauh lebih besar.

Menurut dr. Anand Padmanabhan dari Mayo Clinic, CVT atau VITT tidak boleh diobati dengan obat pengencer darah heparin karena akan memperburuk problem efek samping ini.

Katanya lagi, akan jauh lebih menolong jika kasus CVT atau VITT ditangani dengan infus IV dosis tinggi immunoglobulin atau "intravenous immunoglobulin" (IVIG). Lantaran IVIG akan melapisi atau memberi "coating" platelet-platelet dengan antibodi-antibodi normal sehingga mencegah antibodi-antibodi toksik merusak platelet-platelet. Baca di sini. 

Gangguan psikiatris, psikologis dan neurologis

Di Amerika dalam minggu ini data baru statistik menunjukkan bahwa satu dari antara delapan orang yang terpapar Covid-19 terdiagnosa juga mengalami gangguan-gangguan neurologis dan psikiatris baru, dibarengi dengan rasa cemas dan depresi yang dalam-- dengan kata lain, mereka mengalami "post-traumatic stress disorder" atau PTSD dalam enam bulan sejak terpapar Covid-19.

Kondisi psikologis, psikiatris dan neurologis sebagai gangguan-gangguan mental ini dialami para penderita Covid-19 dari kalangan dewasa muda, kelompok minoritas, pekerja-pekerja esensial, dan para perawat relawan, dalam kurun enam bulan sejak terinfeksi.

Menurut data yang dirilis dalam jurnal Lancet edisi 6 April 2021, setiap satu dari antara tiga orang penderita Covid-19 mengalami gejala-gejala neurologis psikiatris, kesehatan mental, dan sistem saraf. Studi ini sangat signifikan karena melibatkan 236.000 pasien Covid-19, dengan kebanyakan pasien dirawat di Amerika Serikat. Lebih lanjut baca di sini.

Gangguan yang paling umum adalah rasa cemas yang berkepanjangan, gangguan suasana batin dan pikiran ("mood disorders"), dan penyakit otak. Makin berat Covid-19 yang diderita, makin besar kemungkinan si pasien terkena gangguan-gangguan mental, dan penyakit otak yang berupa stroke iskhemik, yakni penggumpalan darah yang berdampak pada otak.

PTSD tentu dialami bukan cuma sebagai gejala "long covid", melainkan juga timbul karena gabungan faktor-faktor pemicu lainnya seperti lamanya pandemi berlangsung dengan berbagai akibat multidimensionalnya, waktu perawatan terisolasi yang lama di rumah sakit, gejala berat Covid-19, dan berbagai pembatasan individual dan sosial yang diterapkan untuk memitigasi efek-efek berat multidimensional dari pandemi yang menimbulkan berbagai stres psikologis.

Ditemukan fakta penting bahwa setelah para penderita "long covid" PTSD diberi suntikan dosis lengkap vaksin-vaksin, mereka merasa lebih lega dan dapat bersukacita lagi. Baca lebih lanjut di sini dan di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun