Perlu kita ketahui, jika pendistribusian vaksin-vaksin dilakukan dengan adil sedunia berdasarkan jumlah populasi masing-masing negara, maka terdata bahwa Inggris telah menggunakan 7 kali lebih banyak dari jatah adil yang seharusnya diterima negara ini.
Dua studi di Inggris
Saya ketahui, dua studi telah dilakukan di Inggris dari 1 Desember 2020 hingga 3 April 2021, sebagai bagian dari Survei Infeksi Covid-19 yang dilakukan bersama oleh Universitas Oxford, departemen kesehatan negara dan Kantor Statistik Nasional. Hasil dua studi ini membesarkan hati. Baca di sini.
Para peneliti telah menganalisis lebih dari 1,6 juta hasil test swab (hidung dan tenggorokan) yang diambil dari 373.402 partisipan dalam studi-studi tersebut.
Para peneliti menemukan bahwa 21 hari setelah pemberian 1 dosis tunggal vaksin Pfizer atau vaksin AstraZeneca, angka semua kasus baru infeksi Covid-19 turun 65%. Ini mencakup 74% penurunan angka infeksi bergejala dan 57% penurunan angka infeksi tanpa gejala.
Penurunan angka seluruh infeksi dan infeksi bergejala bahkan lebih tinggi lagi setelah penyuntikan dosis kedua, berturut-turut turun 70% dan 90%. Angka-angka ini tak berbeda jauh pada para penyintas infeksi Covid-19.
Studi yang kedua fokus pada level antibodi-antibodi terhadap virus SARS-CoV-2, untuk menemukan bagaimana antibodi-antibodi berubah setelah pemberian 1 dosis suntikan vaksin AstraZeneca atau vaksin Pfizer, dan setelah 2 dosis suntikan vaksin Pfizer.
Hasil-hasilnya menunjukkan bahwa respons antibodi terhadap satu dosis tunggal kedua vaksin sedikit lebih rendah pada orang lansia, tetapi tinggi untuk semua golongan umur setelah suntikan kedua vaksin Pfizer.
Hingga minggu ketiga April 2021 (Rabu, 21 April 2021) sudah lebih dari 33 juta orang di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19, dan lebih dari 10 juta orang telah menerima suntikan dua dosis. Baca di sini.
Kasus Amerika
Sebaliknya, di Amerika Serikat jumlah orang dewasa muda (55 tahun ke bawah) yang harus dirawat di rumah-rumah sakit karena terpapar Covid-19 meningkat (sebesar 7% dalam tujuh hari terakhir ini), sementara mereka belum atau tidak mau divaksinasi.Â