Ingat ya, sekuensing genetik mutakhir virus corona di Amerika telah dilakukan baru pada kurang dari 1% kasus terinfeksi. Bagaimana dengan kondisi Indonesia? Belum terdengar berita adanya mutan-mutan virus Jakarta, Jawa Barat, misalnya. Soalnya terletak pada teknologi sekuensing genomik virus.
Trajektori penyebaran SARS-CoV-2 dari Wuhan ke Jakarta dan ke Jawa Barat dan seterusnya, yang sudah berlangsung lebih dari 12 bulan, bukanlah trajektori viral yang unilinier statis, dengan virus yang itu itu juga. Tidak demikian. Adalah logika keilmuan yang bekerja jika siapa pun berpikir bahwa mutan-mutan virus Jakarta, Jawa Barat dst, sangatlah mungkin sudah ada.
Apa pun juga, vaksinasi nasional dengan vaksin-vaksin yang sudah tersedia (meski belum di-"adjust" untuk menangkal mutan-mutan besar virus) perlu dijalankan sekarang di Indonesia (dan sedang berjalan) ketimbang menunggu vaksin-vaksin lain yang mendatang, yang mungkin akan jauh lebih efektif yang dikembangkan sebagai respons antisipatif terhadap mutan-mutan besar coronavirus.
Dengan "vaccination rate" yang sangat rendah itu, berapa lama waktu dibutuhkan Indonesia untuk tuntas mengvaksinasi ganda (dua dosis) 180-190 juta orang dari total 240 juta penduduknya untuk mencapai "herd immunity"? Ya hitunglah sendiri. A long wait!
Jangan lupa, virus corona di Indonesia, jika tidak lenyap begitu saja dari planet Bumi, delapan hingga sepuluh tahun mendatang, lewat berbagai mutasi besar, akan sudah jauh berbeda dari virus corona sekarang.
17 Februari 2021
ioanes rakhmat
Berita-berita yang diperhatikan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H