Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kekuasaan, Empati, dan Belarasa

22 Februari 2018   16:28 Diperbarui: 20 Maret 2018   16:23 1842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: peoplestrategy.com

Jika kita mempraktekkan belarasa, tubuh kita memberi reaksi neurokimiawi dengan memproduksi hormon sosial dan kebahagiaan yang dinamakan oksitosin (oxytocin) (yang diproduksi oleh nukleus paraventrikular hypothalamus dan dialirkan oleh kelenjar pituitari posterior dalam otak). 

Selanjutnya hormon sosial ini, karena menimbulkan rasa bahagia, makin mendorong kita untuk bertindak dengan makin penuh belarasa lagi. Dengan cara ini, kebaikan yang lebih besar bagi kehidupan komunal umat manusia akan dibudidayakan. 

Jangan tanya mana jalan menuju belarasa, atau cara mencapai belarasa. Sebab belarasa itu adalah jalan. Jalan untuk mengembalikan empati ke dalam diri anda sementara anda berada pada suatu posisi puncak yang memberi anda kekuasaan besar dalam hierarki suatu kepemimpinan.

Belarasa dapat dilatih untuk timbul, dan jika sudah terbiasa anda praktekkan, maka kekuasaan yang anda punya akan mendatangkan banyak kebaikan untuk orang lain. Untuk masyarakat dan dunia ini. Anda akan mampu merasakan dan ikut berada di dalam penderitaan orang lain, situasi kehidupan orang lain, duka dan kemalangan yang sedang dipikul orang lain. Seorang pemimpin yang baik harus mampu menjadi sahabat dan penolong yang ikhlas bagi orang yang dipimpinnya.

Melatih dan mengembangkan mental belarasa dapat berlangsung sederhana, membutuhkan waktu sekitar 45 menit per hari. Jangan anda enggan melakukannya, karena kepemimpinan yang dilengkapi dan dijiwai belarasa akan berpeluang jauh lebih besar untuk berhasil.

Anda duduk bersila, berkonsentrasi pada tarikan dan hembusan nafas anda. Saat anda sedang menarik nafas dalam-dalam dan setelah itu menahannya beberapa detik, lalu menghembuskannya kembali perlahan, bayangkanlah dalam benak anda orang-orang yang anda kenal dan ketahui sedang menderita karena masalah-masalah berat tertentu. Rasakan azab mereka. Dengarkan tangis dan erangan mereka. Tangkap seruan dan harapan mereka. Jika anda seorang yang percaya Tuhan, doakan mereka, dan mohon Tuhan anda untuk membuka jalan bagi anda, entah jalan apapun, untuk anda dapat menolong dan menopang mereka sehingga harapan dan daya juang mereka bangkit lagi dengan lebih kuat.

Jika anda sedang berada di sebuah perusahaan yang anda pimpin, mintalah info dari manajer personalia anda tentang siapa saja dari antara semua bawahan anda dan semua pekerja di perusahaan yang anda kelola, di manapun mereka berada, yang sedang menanggung persoalan, kemalangan dan duka berat. Lalu hubungi mereka. Berbicaralah dengan mereka dan hiburlah mereka. Atau kirim sebuah pesan singkat digital kepada mereka untuk menguatkan dan memberi asa kepada mereka. 

Jika mereka tinggal di suatu lokasi yang ada dalam jangkauan anda, entah dengan berjalan kaki atau dengan mengendarai sebuah sepeda atau mobil anda, sempatkan diri untuk melawat mereka, sesuai dengan waktu yang anda bisa berikan untuk mereka. Jika anda sanggup membantu untuk dengan signifikan meringankan penderitaan mereka, atau untuk melepaskan mereka dari azab mereka sepenuhnya, lakukanlah tanpa ragu-ragu dan tanpa pamrih. 

Ingatlah, anda dibutuhkan bukan hanya untuk ikut merasakan duka orang lain, bukan hanya mampu berempati, tapi untuk juga mampu bersama-sama menderita dengan orang lain. Dengan kata lain, untuk anda mampu  ber-"compassion", berbelarasa. Dan karena anda mempunyai kekuasaan yang besar, anda mampu mengeluarkan dan membebaskan mereka dari azab dan kesusahan mereka yang anda sendiri dapat rasakan juga.

Pemimpin masa kini memerlukan bukan hanya "skill of management and leadership", kecakapan memimpin dan mengelola suatu kegiatan (bisnis dan politik, atau kegiatan lain apapun), tapi juga empati dan belarasa. To perform a good leadership and a successful management is to require empathy and compassion.

Jika anda salah seorang pemimpin peringkat atas di perusahaan anda, tulisan ini (berjudul "How can HR foster empathy in the workplace", 15 December 2017) cukup bernilai dalam memberi masukan tentang bagaimana membangun budaya perusahaan ("corporate culture") anda yang di dalamnya empati diberi tempat penting. Jika empati dipraktekkan dalam relasi-relasi antara para pimpinan perusahaan dan para pekerja profesional dan pekerja lainnya, maka semua orang yang bekerja akan sejahtera dan puas dan perusahaan tentu akan makin maju dan berkembang. Kinerja yang prima memerlukan empati sebagai bahan bakar dan penggerak dinamis budaya perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun