Siang yang indah ini, seorang paruh baya hadir untuk bercerita tentang suka dan duka. Kehidupan kerap naik turun, sedih dan senang silih berganti , tentu banyak hal, lika liku hidup telah dilakoni.
Kehidupannya mengalir seperti aliran sungai, tak hirau apapun yang terjadi, dia telah melakukan fungsi untuk bersiklus, lahir hidup dan menunggu titik akhir, yang nanti pasti berakhir di wilayah kematian.
Pada titik itu, benar adanya, manusia tidak memiliki kuasa untuk mempunyai apapun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang dia belum miliki dan dengan gembira memaksimalkan apa yang dia terima.
Artinya, kaya dan miskin bukan permanen, dia bisa menjadi pemicu untuk berhasil asalkan ada niat dan hasrat untuk mengubahnya. Pesan baiknya adalah jangan merasa terus miskin, niat bisa mengubahnya, sesuai dengan hukum alam. yang kekal adalah perubahan.
Predikat pemarah juga tak abadi, dia juga hadir dan dapat bermutasi, Dibutuhkan agen pemicu, yakni kesadaran diri.
Kesadaran harus muncul dalam diri, energinya harus dari dalam kalau tidak dia hanya bersifat sementara.
Dorongan dari dalam dan bekerja keras., orang dapat mengubah suasana batin. Ketika ada orang melecehkan dia tersinggung dan marah, kemarahan bersifat manusiawi.
Dari aspek Psikolog modern memandang kemarahan sebagai emosi yang normal, alami, dan matang yang dialami oleh hampir semua manusia pada suatu waktu, dan sebagai sesuatu yang memiliki nilai fungsional untuk kelangsungan hidup.
Ilmiahnya adalah, kemarahan yang tidak terkendali dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan pribadi atau sosial dan berdampak negatif terhadap orang-orang di sekitar mereka.
Meskipun banyak filsuf dan penulis telah memperingatkan terhadap ledakan kemarahan yang spontan dan tidak terkendali, terdapat perbedaan pendapat mengenai nilai intrinsik kemarahan.
Masalah penanganan kemarahan telah ditulis sejak zaman para filsuf paling awal, namun para psikolog modern, berbeda dengan para penulis sebelumnya, juga telah menunjukkan kemungkinan dampak berbahaya dari menekan kemarahan.
Benarlah secara ilmiah dapat jelaskan, Kemarahan, juga dikenal sebagai murka (Inggris: ROTH) atau kemarahan, adalah keadaan emosi intens yang melibatkan respons tidak nyaman dan tidak kooperatif yang kuat terhadap provokasi, rasa sakit hati, atau ancaman yang dirasakan.
Lebih lanjut, seseorang yang mengalami kemarahan sering kali akan mengalami efek fisik, seperti peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah, serta peningkatan kadar adrenalin dan noradrenalin.
Beberapa orang memandang kemarahan sebagai emosi yang memicu respons melawan atau lari. Kemarahan menjadi perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif, dan fisiologis ketika seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan guna segera menghentikan perilaku mengancam dari kekuatan luar lainnya.
Kemarahan dapat menimbulkan banyak konsekuensi fisik dan mental. Ekspresi kemarahan secara eksternal dapat ditemukan dalam ekspresi wajah, bahasa tubuh, respons fisiologis, dan terkadang tindakan agresi di depan umum.
Ekspresi wajah bisa berkisar dari alis yang mengarah ke dalam hingga kerutan penuh. Meskipun sebagian besar orang yang mengalami kemarahan menjelaskan bahwa kemarahan disebabkan oleh "apa yang terjadi pada mereka"
Para psikolog menunjukkan bahwa orang yang marah bisa saja salah karena kemarahan menyebabkan hilangnya kapasitas pemantauan diri dan kemampuan observasi objektif.
Dorongan untuk berubah , dan untuk menjadi penting dan dihargai haruslah muncul dari dalam "daya endogen' apa lagi kultur untuk menguatkan peran wanita. sebab, Jadilah wanita yang kuat agar tidak dipandang sebelah mata oleh orang. Jadilah wanita yang kuat agar dapat dijadikan contoh oleh wanita-wanita lainnya.
Dialog Drupadi dengan Bima menjelang perang besok harinya, bisa sebagai contoh untuk hal ini.
****
Pada malam hari, sinar rembulan selalu hadir memukau tepat waktu, menyinari bumi, dari balik tenda tampak Drupadi telah telah bersiap menanti kedatangan Bima sena.
Bima pun datang, pucuk dicinta ulam tiba, Drupadi berbinar menatap Bima, " Bima suamiku, aku belum puas dengan kerjamu hari ini, belum membuat aku bahagia. Suara Drupadi meninggi, dan tampak marah.
Putri Raja Drupada itu, yang lahir dari api pemujaan, sangat kentara kalau marah, seperti api mengamuk di padang ilalang tandus.
" Suamiku aku berharap engkau bisa menyelesaikan perang ini dengan sempurna, Aku hanya bertumpu padamu, agar sumpahku terlaksana, agar rambutku dapat aku ikat, karena tangan-tangan kotor yang jahat Dursasana masih berkeliaran. Aku telah tersiksa, tegakah engkau, melihat aku tersiksa seperti ini, Keluh Drupadi.
Bima suamiku, " Aku yakin engkau berangkat perang adalah ingin memberikan hadiah padaku bahwa, engkau bisa memberikan kebahagiaan pada istrimu yang tercinta ini, telah trauma atas kejahatan Kurawa, khususnya Dursasana. .
Bima sena berkata, Drupadi, aku berangkat perang hanya satu, untuk membuat dirimu bahagia , aku bekerja keras untuk segera dapat mewujudkan sumpah ku atas penghinaan Dursasana yang sangat keji itu. Itulah wujud dari sebuah cinta, namamu dan wajahmu selalu ada di benakku, Ketahuilah aku tak bisa pergi "tanpa ingat sumpahku pada saat perjudian itu.
Aku sangat mencintaimu hingga aku bisa gemetaran ketakutan setiap kali aku membayangkan menjalani sisa hidupku tanpa berada di sisimu." Kita telah melalui begitu banyak hal dan aku tidak akan ingin melewatinya dengan orang lain selain kamu. bahagia.
Drupadi tersenyum, Bima engkau harapanku terakhir, aku bertahan hidup untuk semua terbalaskan, walaupun aku sangat tahu, pada pesan Krishna pada Arjuna, salah satu pintu dalam hidup ini yang membuat jiwa ini masuk neraka adalah, kemarahan.
Kini, biarlah aku bisa ke neraka, asal sakit hatiku terbalaskan, bahwa dengan itu, masyarakat manusia harus tahu bahwa memberlakukan perempuan bak mainan, atau pertaruhan di meja judi adalah perbuatan ini, dan menghina perempuan adalah kejahatan dan harus dibela.
Bima mengangguk, aku yakinkan inilah perang untuk menghargai wanita, sebab dunia membutuhkan wanita yang kuat. Wanita yang akan mengangkat dan membangun orang lain, yang akan mencintai dan dicintai. Wanita yang hidup dengan berani, lembut, dan galak. Wanita dengan keinginan kuat.
Drupadi mendekat dan mengingatkan, Bima dirimu adalah suami setia, akan janji -janji, semoga engkau dapat menjalankan tugasmu dengan baik, hari ini,
Dulu ketika kita di pengasingan dan penyamaran di kerajaan Wirata, engkau telah menghabisi Kicak, kini tugasmu lagu satu untuk menghabisi Dursasana, setelah itu Aku selalu dipenuhi dengan rasa suka cita dan kedamaian yang mendalam setiap kali memikirkan fakta bahwa kita akan menghabiskan sisa hidup kita dalam pelukan satu sama lain.
Bima berkata lagi, Drupadi tenang dan bersabarlah, konstelasi bintang alam semesta, nampaknya berpihak padaku, hari ini aku yakin bahwa kematian Dursasana akan terjadi di tanganku, setelah itu engkau akan bebas dari sumpah itu. Tindakan terkuat bagi seorang wanita adalah mencintai dirinya sendiri, menjadi dirinya sendiri, dan bersinar di antara mereka yang tidak pernah percaya dia bisa
Udara malam hari masuk ke tenda dimana bima dan Drupadi berdiskusi, terasa semua jangkrik mendengarkan percakapan itu, besok adalah hari yang ditunggu-tunggu .
Drupadi berkata, Engkau Bima, adalah suamiku yang perkasa, aku mulai mengerti, lebih dari tiga kata yang digumamkan sebelum tidur. Cinta ditopang oleh tindakan, sebuah pengabdian dalam hal-hal yang kita lakukan untuk satu sama lain setiap hari.
Bima yang sering sering mendengar nasehat Yudistira, lalu berkata ke pada Drupadi, Barangsiapa mampu mengendalikan inderanya secara penuh, ia akan mampu mencapainya pembebasan, aku berusaha untuk menaklukkan inderaku saat ini. Untuk mencapai tujuanku. jangan bertindak grusa- grusu.
Ya, Bima, kata Drupadi, orang yang menjinakkan seekor anjing dianggap sebagai orang suci ;, orang yang telah mengatasi babi dianggap sebagai orang suci yang lebih hebat; orang yang sudah menaklukkan gajah dianggap sebagai yang paling bijaksana di antara para bijaksana.
Kita harus menyelami lebih dalam maksud dari ketiga pernyataan tersebut. Itu kamu berperang untuk pengabdian, untuk kesucian dan bukan untuk membalas dendam semata. Pikirkanlah itu, agar engkau tak terbebani berangkat perang.
Kata "anjing" berarti kemarahan, itu kata "babi" untuk ego, dan kata "gajah" untuk keterikatan. Orang yang mampu mengendalikan dan mengatasi amarah, ego, dan keterikatan menjadi suatu hal yang hebat sekelas para yogi.
Bagi dunia kamu mungkin satu orang, tetapi bagi satu orang kamu adalah dunianya." Moga bermanfaat****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H