Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perang Atas Nama Sumpah: Kemarahan Drupadi pada Bima

22 Juni 2024   21:52 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:58 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bima pun datang, pucuk dicinta ulam tiba, Drupadi berbinar menatap Bima, " Bima suamiku, aku belum puas dengan kerjamu hari ini, belum membuat aku bahagia. Suara Drupadi meninggi, dan tampak marah.

Putri Raja Drupada itu, yang lahir dari api pemujaan, sangat kentara kalau marah, seperti api mengamuk di padang ilalang tandus.

" Suamiku aku berharap engkau bisa menyelesaikan perang ini dengan sempurna, Aku hanya bertumpu padamu, agar sumpahku terlaksana, agar rambutku dapat aku ikat, karena tangan-tangan kotor yang jahat Dursasana masih berkeliaran. Aku telah tersiksa, tegakah engkau, melihat aku tersiksa seperti ini, Keluh Drupadi.

Bima suamiku, " Aku yakin engkau berangkat perang adalah ingin memberikan hadiah padaku bahwa, engkau bisa memberikan kebahagiaan pada istrimu yang tercinta ini, telah trauma atas kejahatan Kurawa, khususnya Dursasana. .

Bima sena berkata, Drupadi, aku berangkat perang hanya satu, untuk membuat dirimu bahagia , aku bekerja keras untuk segera dapat mewujudkan sumpah ku atas penghinaan Dursasana yang sangat keji itu. Itulah wujud dari sebuah cinta, namamu dan wajahmu selalu ada di benakku, Ketahuilah aku tak bisa pergi "tanpa ingat sumpahku pada saat perjudian itu.

Aku sangat mencintaimu hingga aku bisa gemetaran ketakutan setiap kali aku membayangkan menjalani sisa hidupku tanpa berada di sisimu." Kita telah melalui begitu banyak hal dan aku tidak akan ingin melewatinya dengan orang lain selain kamu. bahagia.

Drupadi tersenyum, Bima engkau harapanku terakhir, aku bertahan hidup untuk semua terbalaskan, walaupun aku sangat tahu, pada pesan Krishna pada Arjuna, salah satu pintu dalam hidup ini yang membuat jiwa ini masuk neraka adalah, kemarahan.

Kini, biarlah aku bisa ke neraka, asal sakit hatiku terbalaskan, bahwa dengan itu, masyarakat manusia harus tahu bahwa memberlakukan perempuan bak mainan, atau pertaruhan di meja judi adalah perbuatan ini, dan menghina perempuan adalah kejahatan dan harus dibela.

Bima mengangguk, aku yakinkan inilah perang untuk menghargai wanita, sebab dunia membutuhkan wanita yang kuat. Wanita yang akan mengangkat dan membangun orang lain, yang akan mencintai dan dicintai. Wanita yang hidup dengan berani, lembut, dan galak. Wanita dengan keinginan kuat.

Drupadi mendekat dan mengingatkan, Bima dirimu adalah suami setia, akan janji -janji, semoga engkau dapat menjalankan tugasmu dengan baik, hari ini,

Dulu ketika kita di pengasingan dan penyamaran di kerajaan Wirata, engkau telah menghabisi Kicak, kini tugasmu lagu satu untuk menghabisi Dursasana, setelah itu Aku selalu dipenuhi dengan rasa suka cita dan kedamaian yang mendalam setiap kali memikirkan fakta bahwa kita akan menghabiskan sisa hidup kita dalam pelukan satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun