Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melihat dari Dekat Tanaman Bambu: Sunari dan Serat Termoplastik

6 Juni 2024   12:46 Diperbarui: 7 Juni 2024   00:48 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun sebagian besar penelitian mengenai perlakuan permukaan menggambarkan peningkatan sifat-sifat komposit bambu, terdapat peningkatan dalam biaya keseluruhan dan waktu siklus produksi, yang menimbulkan dilema pemilihan bagi industri. Untungnya, kesadaran pelestarian lingkungan semakin meningkat saat ini. Serat bambu telah berkembang menjadi nilai jual atau gimmick bagi bisnis yang ingin meningkatkan reputasinya. Meskipun demikian, para pemangku kepentingan industri harus mengambil inisiatif dan mulai memanfaatkan serat bambu sebagai penguat, karena ini adalah arah pengembangan material di masa depan. Kolaborasi dengan industri dan pendanaan dari industri merupakan kriteria penting untuk mengembangkan produk komposit polimer yang diperkuat bambu, khususnya pada tahap komersialisasi. Komentar kolaborator industri sangat berharga karena mereka memahami kebutuhan konsumen mengenai produk.

Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan hidup masih kurang. Secara global, produksi sampah telah meningkat secara dramatis selama bertahun-tahun, dan tidak ada tanda-tanda penurunannya. Pada tahun 2050, produksi sampah kota global diperkirakan meningkat sekitar 70% menjadi 3,4 miliar metrik ton. Segmen sampah plastik (khususnya masker sekali pakai, sarung tangan, dan alat pelindung diri (APD) lainnya) diperkirakan akan tumbuh secara signifikan mulai tahun 2020 dan seterusnya sebagai akibat dari pandemi COVID-19. Secara psikologis, masyarakat enggan membeli produk yang tidak mereka kenal. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap serat bambu dan fakta bahwa produk komposit bambu sangat kompatibel dengan aplikasi tingkat lanjut akan membantu meringankan situasi jenuhnya limbah padat perkotaan di dunia. Selain itu, para peneliti global saat ini sedang berupaya mengembangkan APD dari serat alami untuk mengurangi ketergantungan pada plastik konvensional.

KESIMPULAN

Penggunaan bahan alami untuk aplikasi industri manufaktur menantang semua peneliti untuk meningkatkan teknik yang tepat untuk daya tahan dan kualitas produk dengan menggunakan bahan alami yang diperkuat dengan komposit polimer. Kajian ini menunjukkan bahwa material alam khususnya bambu mempunyai potensi untuk digunakan sebagai material penguat matriks polimer. Selain itu, bambu ini mempunyai dampak yang tinggi terhadap lingkungan dan pengguna baru. Sifat mekanik, fisik, dan termal bambu dapat memberikan dampak positif yang sangat besar pada industri manufaktur. 

Selain itu penggunaan material bambu merupakan material terbarukan dan juga memberikan efek persiapan teknis dan biaya bahan baku yang sangat rendah. Ketersediaan material ramah lingkungan khususnya bambu dapat mengurangi limbah tanaman. Dampak dari penggunaan bambu akan memberikan dampak positif bagi umat manusia dimana terbukanya peluang untuk menghasilkan lapangan kerja dan keuangan terutama bagi penduduk pedesaan. Lebih banyak penelitian dan penelitian sistematis mengenai penggunaan bambu akan menghasilkan keselarasan yang lebih besar ketika tanaman komersial menjadi salah satu sumber daya terpenting dalam industri manufaktur. Moga bermanfaat ****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun