Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melihat dari Dekat Tanaman Bambu: Sunari dan Serat Termoplastik

6 Juni 2024   12:46 Diperbarui: 7 Juni 2024   00:48 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komposit polimer yang diperkuat serat alami (NFP) adalah material komposit yang dikombinasikan dengan serat alami dan polimer. Struktur komposit umumnya merupakan kombinasi dua atau lebih bahan pada tingkat makroskopis dan keduanya tidak dapat larut. Serat alam merupakan bahan penguat yang tertanam pada suatu polimer (matriks) dimana polimer tersebut mempunyai dua jenis kelas yaitu termoplastik dan thermoset. Selama beberapa dekade terakhir, apa yang dapat dilihat di sekitar kita adalah produksi berbagai macam produk yang menggunakan komposit polimer yang diperkuat serat alami. Komposit ini merupakan salah satu alternatif untuk menghasilkan material ramah lingkungan dengan menggabungkan polimer dan serat alam untuk digunakan dalam berbagai aplikasi produk. Penggunaan serat alam ini mempunyai dampak yang besar terhadap industri manufaktur karena bahan-bahan tersebut mudah didapat, berbiaya rendah, mudah dirancang dan meningkatkan produktivitas

Saat ini penggunaan plastik berbahan dasar minyak bumi dalam aktivitas sehari-hari manusia semakin meningkat. Dengan meningkatnya penggunaan plastik di kalangan kita, pembuangan plastik telah menjadi masalah utama pencemaran lingkungan, dan selain itu, terbatasnya sumber daya bahan bakar fosil membuat banyak peneliti mencari metode alternatif untuk mengurangi penggunaan matriks berbasis minyak bumi. Oleh karena itu, solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan menggabungkan kedua bahan tersebut dengan menggunakan polimer dan serat alami.

 Selain itu, pemanfaatan material sumber daya alam juga bertujuan untuk mengurangi banyaknya limbah dan mencegah pembakaran terbuka yang dilakukan oleh petani yang dapat menyebabkan polusi udara. Dengan demikian, sifat kesadaran masyarakat dunia terhadap permasalahan lingkungan hidup saat ini semakin meningkat. Peningkatan kesadaran ini terjadi ketika pemanasan global terjadi di dunia, dan ketika hilangnya keanekaragaman hayati serta permasalahan pembuangan sampah terjadi disekitarnya. Oleh karena itu, berbagai kegiatan telah dilaksanakan diantaranya seperti program daur ulang, pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, dan pemanfaatan bahan hasil alam.

Serat komposit yang diperkuat serat alam merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi permasalahan lingkungan, dan perlu adanya peningkatan lebih jauh lagi kemampuan teknologi ramah lingkungan ini. Komposit serat alam banyak diminati dalam industri manufaktur, seperti menara transmisi, otomotif, konstruksi, dirgantara, serta furnitur dan pengemasan. Salah satu sumber daya alam yang ditekankan adalah pohon bambu.

Saat ini banyak peneliti yang mempelajari bambu untuk diekstraksi menjadi serat dan menjadikan serat tersebut sebagai bahan penguat matriks polimer. Pemilihan bambu sebagai penguat karena sifat mekanik dan termal yang baik, ekstraksi dan perlakuan serat. , biaya rendah, sifat ramah lingkungan, dan kemampuan untuk dijadikan produk di industri . Serat bambu diidentifikasi memiliki kekuatan dan kekakuan, serta mengandung sudut mikrofibrilar dan dinding sel tebal yang dianggap sebagai serat kaca alami.

Selain itu, kandungan bambu memiliki 60% selulosa dan lignin, serta sudut mikrofibril antara 2 dan 10. Oleh karena itu, komposit polimer yang dipadukan dengan serat bambu mampu bersaing dengan serat konvensional dan juga berpotensi untuk dijadikan produk pada sektor industri manufaktur, seperti suku cadang otomotif, furnitur, bangunan, dan pengemasan.

Tinjauan ini bertujuan untuk fokus pada tren sifat fisik, mekanik, dan termal termoset yang diperkuat serat bambu dan polimer termoplastik, komposit hibrida, dan penerapannya. Selain itu, terdapat penelitian komprehensif tentang bambu ditinjau dari teknik, jenis, budidaya, dan kemampuan seratnya dalam industri manufaktur.

Serat alami dapat ditemukan di Asia Tenggara (Malaysia, Indonesia, dan Thailand) dan Amerika Selatan Menurut Taj, produksi serat alami di seluruh dunia lebih dari 25 juta ton per tahun.

Sumber serat alami semakin mendapat perhatian untuk digunakan sebagai komposit polimer yang diperkuat serat, seperti asam polilaktat, kitosan, polikaprolakton, dan pati termoplastik . Serat alami tersebut antara lain serat daun, biji-bijian, kayu, jerami, dan rumput.

 Serat tumbuhan merupakan bahan alternatif yang digunakan sebagai bahan pengisi matriks polimer dan mudah didapat, seperti bambu, jerami padi, ijuk, kenaf, rosella, dan nanas. Sebagian besar serat tersebut memiliki struktur komposisi kimia yang terdiri dari lignin, selulosa dan hemiselulosa, lilin, serta senyawa anorganik dan larut dalam air. Selain itu, dampak penggunaan material ini memberikan dampak positif karena murah, dapat digunakan kembali, biodegradable, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

TANANAM BAMBU 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun