Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menelisik Sengketa Hak Atas Air: Konflik antara Anggota Subak dengan Masyarakat Sekitar

21 Mei 2024   00:17 Diperbarui: 21 Mei 2024   09:03 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(2) Konservasi air: Praktikkan penghematan air dengan cara seperti memperbaiki keran bocor dan mengurangi penggunaan air selama mandi.

(3) Mengurangi limbah dan pencemaran: Hindari pembuangan sampah dan bahan kimia berbahaya ke perairan untuk melindungi ekosistem.

(4) Mendukung penanaman pohon: Pohon dapat membantu menjaga siklus air alami dengan menyimpan air dan mencegah erosi tanah.

(5) Mengedukasi masyarakat: Perlu disosialisasikan pentingnya menjaga siklus air yang sehat dan berkelanjutan agar semua orang dapat berkontribusi. 

Dengan langkah-langkah ini, kita dapat membantu menjaga kesehatan siklus air dan lingkungan secara keseluruhan.

Kelima, Sengketa hak atas air: konflik antara anggota subak dan masyarakat sekitar,kerap terjadi. Misalnya, Subak Pulagan merupakan salah satu Subak tertua dan mempunyai atribut kultural serta spiritual penting di Pulau Bali sehingga ditetapkan menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Persoalan sengketa air yang dihadapi oleh Subak Pulagan mencerminkan persoalan kekinian yang dihadapi oleh komunitas-komunitas Subak di Bali pada umumnya.

Peningkatan industry wisata secara dramatis yang diikuti dengan krisis air tersebut semakin menyulitkan petani yang tergabung dalam berbagai komunitas Subak di seluruh pedesaan Bali untuk mempertahankan eksistensinya (Lorenzen & Roth, 2015).

Dampak dari perubahan sosial yang dihadapi oleh Komunitas Subak Pulagan adalah mereka harus bersengketa dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Gianyar dalam pemanfaatan mata air yang berada di dalam Pura Tirta Empul. Mata air tersebut dinilai termasuk paling suci dalam kepercayaan Hindu Bali. 

Komunitas Subak Pulagan mengklaim bahwa berkurangnya debit air dari Tirta Empul yang mengairi areal persawahannya sejak tahun 2015 lalu mengakibatkan kekeringan karena pengambilan air yang berlebihan oleh PDAM Gianyar.

Pihak Subak mencurigai PDAM Gianyar menaikkan pengambilan debit air secara sepihak serta menyalurkannya keluar Desa Tampaksiring untuk memenuhi kebutuhan fasilitas industri wisata yang semakin banyak bermunculan. Disini contoh konlik muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun