Selain itu, guru sendiri tidak dapat mempersonalisasikan pendidikan jika kurikulum dan lembaga Pendidikan tidak ramah. Dengan demikian, triad yang disebutkan di atas mungkin merupakan respon kebijakan pendidikan terhadap hal tersebut batasan kurikulum yang ditentukan (yaitu, diputuskan di tingkat pusat tanpa di daerah dan akar rumput/ lokal), lembaga yang hanya melaksanakan kebijakan (pendekatan top-down).
KESIMPULAN
Kita sepakat bahwa, edukasi adalah kunci untuk pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan. Kurikulum harus merefleksikan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Pembelajaran harus mempromosikan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis. Kurikulum yang inklusif memastikan bahwa semua siswa mendapat kesempatan yang sama. Penilaian yang berkelanjutan membantu memantau kemajuan siswa dan efektivitas kurikulum.Moga bermanfaat****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H