Sebaliknya, pekerjaan di laboratorium modern makin banyak dilakukan oleh para profesional yang "kecewa" dan menerapkan metode profesional untuk menciptakan inovasi.
Sebagai tempat kerja ahli kimia, fisikawan, dan biologi -- dan kemudian juga bagi spesialis lainnya, seperti psikolog, ahli bahasa, dan arkeolog, misalnya -- laboratorium pada periode ini diubah menjadi ruang pengetahuan yang terutama berfungsi untuk menetapkan fakta ilmiah baru.
Bentuk khusus produksi pengetahuan ini makin tunduk pada rezim ekonomi yang berpedoman pada prinsip spesialisasi, mekanisasi, dan standardisasi.
Di laboratorium, aktivitas ilmuwan mengasumsikan beberapa karakteristik pekerjaan seperti di ban berjalan. Berdasarkan ekspektasi yang sering diulang -- dan dalam beberapa kasus ketakutan orang-orang sezaman -- fakta-fakta baru kini dapat dihasilkan "dalam selusin" di laboratorium.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika laboratorium menggabungkan dan mencerminkan kecenderungan yang sering kali bertentangan dalam masyarakat yang makin maju.
Bagaikan miniatur kota metropolitan, laboratorium adalah tempat terjadinya kombinasi dan konfrontasi antara manusia dan mesin, tubuh dan teknologi, organisme dan instrumen. Efek dari berbagai konjungsi dan disjungsi ini didaftarkan, diukur dan dihitung, direpresentasikan, dipublikasikan dan dipublikasikan serta didemonstrasikan di depan banyak orang.
Beragamnya materi di lingkungan laboratorium dan komponen-komponennya merupakan tandingan terhadap idealisme wawasan ilmiah, kategori dan nilai-nilai, dan makin terpecahnya sifat proses penelitian yang kontras dengan anggapan bahwa penemuan dan pencapaian dilakukan oleh individu -- pada tingkat individu, tetapi juga di tingkat negara.
Rutinisasi proses kerja terus-menerus bertentangan dengan prinsip keterbukaan terhadap hal-hal yang tidak terduga, sebuah prinsip yang secara khusus merupakan ciri khas aktivitas ilmuwan modern.
Praktik ilmiah menjadi kerja dalam arti kerja. Namun, pada saat yang sama, para ilmuwan harus selalu siap untuk menghentikan rutinitas mereka agar dapat memberikan waktu dan ruang bagi perkembangan baru dan mengejutkan.
Oleh karena itu, dalam konteks masyarakat yang menganggap dirinya progresif, laboratorium dapat dipandang sebagai salah satu tempat di mana masyarakat tersebut "dipadatkan".
Hal ini tidak hanya berlaku pada produksi benda baru, tetapi juga pada masalah penyajiannya -- khususnya karena komputer dan teknologi informasi serupa telah menjadi komponen kunci dalam pekerjaan laboratorium.