Buahnya berupa buah beri besar dengan diameter 4--8 cm (2--3 inci). Buah yang masih mentah mempunyai kulit luar yang keras dan bila dipetik akan mengeluarkan warna putih chicle dari batangnya. Buah yang matang sempurna memiliki kulit yang kendur dan tidak mengeluarkan kutikula saat dipetik. Di dalam, dagingnya berkisar dari kuning pucat hingga warna coklat tanah dengan tekstur kasar mirip buah pir yang matang. Tiap buah mengandung satu hingga enam biji. Bijinya keras, mengkilat, berwarna hitam menyerupai kacang, dengan pengait di salah satu ujungnya yang dapat tersangkut di tenggorokan jika tertelan.
Buahnya memiliki rasa malt yang sangat manis. Buah mentahnya sulit disentuh dan mengandung saponin dalam jumlah tinggi, yang memiliki sifat astringent mirip tanin, sehingga mengeringkan mulut.
STUDI FARMAKOLOGIÂ
Studi farmakologi untuk tanaman sawo telah banyak dilakukan para peneliti, penelusuran di Google scholar,  2.200 artikel yang telah diteliti sedangkan untuk artikel, satu yang relatif lengkap mengemukakan tentang studi farmakologi adalah artikel dari  Bano, M., & Ahmed, B. (2017). Manilkara zapota (L.) P. Royen (Sapodilla): a review. International Journal of Advance Research, Ideas and Innovations in Technology, 3(6), 1364-1371. Beberapa ringkasan menarik untuk disimak antara lain.Â
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
Antioksidan adalah senyawa kimia yang bekerja pada reaksi berantai oksidasi dengan menghambat atau menunda oksidasi lainnya molekul. Antioksidan melindungi tubuh manusia dari efek berbahaya radikal bebas dan ROS (Reactive Oxygen Species). Hampir semua tanaman obat mengandung beberapa antioksidan seperti karotenoid, flavonoid (flavon, isoflavon, flavonon, antosianin), polifenol (asam elagat, asam galat, tanin), saponin, enzim, vitamin (A, C, E, K) dan mineral (tembaga, mangan, seng, kromium, yodium, dll) . Antioksidan alami lebih aman dibandingkan antioksidan sintetis dan menunjukkan sifat anti-virus, sifat anti-inflamasi, anti-kanker, anti-mutagenik, anti-tumor dan hepatoprotektif . Antioksidan alami ini adalah diproduksi di seluruh atau sebagian tanaman tetapi sebagian besar daun dianggap sebagai sumber utama sintesisnya.
Chanda & Nagani  mengamati aktivitas antioksidan pada ekstrak daun M. zapota dengan ekstraksi berurutan menggunakan pelarut yang berbeda. Potensi antioksidan ekstrak tumbuhan dievaluasi dengan metode standar seperti DPPH (2, 2-diphenyl 1 picrylhydrazyl), aktivitas pemulungan radikal superoksida dan hidroksil, menunjukkan bahwa ekstrak aseton lebih baik dalam radikal DPPH. dan aktivitas pemulungan anion superoksida dibandingkan asam askorbat standar dan asam galat. Kapasitas antioksidan yang tinggi terdeteksi. Ekstrak aseton sawo menunjukkan bahwa tanaman ini dapat digunakan sebagai suplemen makanan yang memberikan perlindungan terhadap oksidatif. kerusakan Ganguly dan Rahman meneliti potensi antioksidan sawo dan memperhatikan peningkatan aktivitas pemulungan Radikal DPPH dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak.
AKTIVITAS Â ANTI DIABETES
Ekstrak biji, daun dan akar M. zapota telah dilaporkan memiliki aktivitas hipoglikemik karena adanya berbagai macam fitokimia. Saradha dkk. Â mempelajari aktivitas hipoglikemik menggunakan ekstrak air dan etanol biji sawo, namun ditemukan bahwa ekstrak etanol menghasilkan efek hipoglikemik yang lebih baik dibandingkan ekstrak air. Diantara berbagai macam fitokimia yang dihasilkan oleh tanaman sawo, saponin diketahui mempunyai aktivitas anti diabetes dan telah diteliti di tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin untuk efek hipoglikemik dimana mereka menunjukkan hasil yang signifikan. Banyak lainnya yang umum digunakan tanaman juga mengandung saponin dan terbukti memiliki aktivitas hipoglikemik seperti Allium sativum, Eugenia jambolana, Momordica charantia, Ocimum sanctum, Pterocarpus marsupium, Trigonella foenum graecum dan Tinospora cordifolia.
AKTIVITAS ANTIMIKROBA