Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Musim Manggis Telah Tiba dan Manfaatnya Mencegah Diabetes Melitus

4 Maret 2024   09:23 Diperbarui: 4 Maret 2024   11:25 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika memandang buah manggis yang kini panen raya di  Bali, saya teringat guru  saya, saat  mengajar bahasa Indonesia,  tentang pantun, saya masih ingat pantunnya begini, 

Ke Senayan membeli manggis

Saat pulang bertemu Baha

Cinta ditolak jangan menangis

Sebab masih bisa berusaha

Pantun romantis, itu kerap menggunakan buah-buhan, manggis salah satunya. Pelajaran masuk dan mengena, Tugas guru menjadi kian menarik di era digital. Lebih dari sekadar penyampai informasi, peran guru dalam pembelajaran di era digital juga mencakup sebagai pembimbing yang membantu siswa memahami dan memilah tsunami informasi melalui pendekatan yang inovatif dan interaktif Jadi mengajar tidak hanya memberikan tugas saja, perlu motivasi tatap muka dan lain-lain.

Kembali ke buah manggis, Di kebun belakang rumah saya di Desa, ada pohon manggis dua pohon, karena musim kemarau yang Panjang, musim berbuahnya bagus. Dan banyak. Manggis itu sangat banyak dipasaran, harganya jatuh, berkisar di dagang pengepul di jual 5000-10000 per kg. Walaupun hari raya  seperti saat ini, Hari Raya galungan-Kuningan dan Nyepi, buah di Bali laris manis

Harga buah import mahal, dan cenderung mininggi, buah-buah lokal pun tak kalah menarik, banyak para ibu yang mau membuat banten sembahyang, lebih memilih buah-buahna lokal seperti  manggis, sawo, jeruk kintamani dan rambutan dipakai bahan persembahan pada hari raya itu.

Sumber: Researchgate - Yukihiro, et al., (2008 )
Sumber: Researchgate - Yukihiro, et al., (2008 )

Buah manggis kini lagi musim. Tepat  Ketika  hari raya yang besar di Bali, yakni Hari hari Raya Galungan, Kuningan dan Nyepi,  aneka buah lokal dan bunga laris manis di pasar tradisional. Untuk apa? Yang untuk persembahan dalam bentuk ' sesajen yang kemudian dikenal dengan nama "banten"  di kampung kami banten yang dihatuturkan sebagai wujud ucapan terima kasih.

Ada beberapa jenis banten yang membutuhkan buah-buahan, yakni banten ajengan, banten soda, dan banten pengiring.  Dalam banten ajengan itu, berisi buah-buahan, dan salah satu buah lokal yang lagi musim adalah buah 'manggis" dan buah ini banyak  yang suka.

Kami yang hidup di kampung, sebelum adanya buah import masuk , cukup menggunakan pisang lokal, buah manggis, sawo, , buah wani (kemang) jeruk dan salak bali, mangga, Memang khasanah, sangat beragama dan kualitasnya pun manis dan enak. Tentu kalau matang di pohon. Namun karena banyaknya permintaan buah itu masih muda sudah dipetik mengejar hari raya. Akibatnya  kualitas buah di pasar-pasar tradisional  sangat  menurun.

Manggis paling tidak merupakan buah yang dieksport Bali, Meski produksi pisang terbesar di Bali, namun buah yang di ekspor oleh Bali yakni manggis dengan produksi 63.444 ton. Selain manggis juga ada salak dengan produksi 222.209 ton, jeruk keprok dan mangga yang di ekspor antar daerah di Indonesia.

Kemana manggis dieksport, dari catatan  dinas perdagangan Bali manggis banyak dieksport ke China, karena dianggap buah yang sangat eksotik, unik yang berasal dari Indonesia.

Ulasan ini bertujuan untuk mempelajari kemungkinan dampak antidiabetik dan antihiperglikemik dari -mangostin dan xanthone terkait yang berasal dari G. mangostana.

SELAYANG PANDANG BUAH MANGGIS.

Dari laman Wikipedia, disebutkan bahwa manggis (Garcinia mangostana), juga dikenal sebagai manggis ungu, adalah pohon tropis yang selalu hijau dengan buah yang dapat dimakan yang berasal dari tanah tropis di sekitar Samudera Hindia. 

Asal usulnya tidak diketahui secara pasti karena budidaya prasejarah yang tersebar luas. Tumbuh terutama di Asia Tenggara, India barat daya, dan wilayah tropis lainnya seperti Kolombia dan Puerto Riko, tempat pohon ini diperkenalkan.

Manggis merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Sangat dihargai karena teksturnya yang berair, lembut dan rasa sedikit manis dan asam, manggis telah dibudidayakan di Malaysia, Kalimantan, Sumatra, Daratan Asia Tenggara, dan Filipina sejak zaman kuno. Catatan Tiongkok abad ke-15 Yingya Shenglan menggambarkan manggis sebagai mang-chi-shih (berasal dari bahasa Melayu manggis), tanaman asli Asia Tenggara dengan daging putih dengan rasa manis dan asam yang lezat.

Bunga dan buah manggis, dan monyet Singapura, oleh Marianne North, sebelum tahun 1890 Deskripsi manggis dimasukkan dalam Species Plantarum oleh Linnaeus pada tahun 1753. Manggis diperkenalkan ke rumah kaca Inggris pada tahun 1855. 

Selanjutnya, kebudayaannya diperkenalkan ke Belahan Bumi Barat, dan kemudian berkembang di kepulauan Hindia Barat, khususnya Jamaika. Ia kemudian didirikan di daratan Amerika di Guatemala, Honduras, Panama, dan Ekuador. Pohon manggis umumnya tidak tumbuh dengan baik di luar daerah tropis.

Di Asia Tenggara, manggis umumnya dikenal sebagai "Ratu Buah", dan sering disandingkan dengan durian, "Raja Buah". Dalam terapi makanan Tiongkok, manggis dianggap "mendinginkan", menjadikannya penyeimbang yang baik terhadap durian yang "panas". 

Ada juga legenda tentang Ratu Victoria yang menawarkan hadiah seratus pound sterling kepada siapa saja yang bisa mengantarkan manggis segar kepadanya. Meskipun legenda ini dapat ditelusuri ke publikasi tahun 1930 oleh penjelajah buah David Fairchild, legenda ini tidak didukung oleh dokumen sejarah mana pun yang diketahui.

Jurnalis dan ahli kuliner R. W. Apple Jr. pernah berkata tentang buah ini, "Bagi saya, tidak ada buah lain yang begitu menggetarkan,  dan sangat lezat...Saya lebih suka memakannya daripada fudge sundae panas, yang bagi anak laki-laki Ohio berbadan besar adalah mengatakan banyak hal. 

Sejak tahun 2006, pesanan swasta dalam jumlah kecil untuk buah-buahan yang ditanam di Puerto Riko dijual ke toko makanan khusus Amerika dan restoran gourmet yang menyajikan segmen daging sebagai makanan penutup yang lezat.

Manggis dengan nama latin Garnicia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Kamboja. 

Tumbuhan manggis tersebar luas di Indonesia, baik di habitat alami maupun yang dibudidayakan, tumbuhan ini dapat ditemukan sampai ketinggian 600 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 20-30C. 

Pohon manggis mencapai tinggi 10-25 meter. Diameter batang 25-35 cm dan kulit batang biasanya berwarna coklat gelap atau hampir hitam, kasar dan cenderung mengelupas. 

Getah manggis berwarna kuning dan terdapat pada semua jaringan utama tanaman. Daun manggis merupakan daun tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 20-25 cm, lebar 6-9 cm, tebal, tngkai silindris, hijau.

Buah manggis berbentuk bulat atau agak pipih dengan diameter 3,5-8 cm. Berat buah bervariasi sekitar 75-150 gram, tergantung pada umur pohon dan daerah geografisnya. Tebal kulit buah berkisar antara 0,8-1 cm, berwarna keunguan dan biasanya mengandung cairan kuning yang rasanya pahit. Buah manggis mengandung 5-7 segmen. 

Segmen-segmen umumnya berukuran tidak sama dan biasanya mengandung 1-2 biji. Biji-biji besar berbentuk pipih berwarna ungu gelap atau cokelat dengan panjang 2-2,5 cm, lebar 1,5-2,0 cm dan tebalnya antara 0,7-1,2 cm tertutup oleh serat lunak yang menyebar sampai ke dalam daging buah. Berat biji bervariasi antara 0,1-2,2 gram.

Buah manggis manis dan tajam, berair, agak berserat, dengan vesikel berisi cairan (seperti daging buah jeruk), dengan kulit berwarna ungu kemerahan (exocarp) yang tidak dapat dimakan saat matang. 

Di setiap buah, daging harum yang dapat dimakan yang mengelilingi setiap biji secara botani merupakan endokarp, yaitu lapisan dalam ovarium. Bijinya memiliki ukuran dan bentuk yang mirip dengan kacang almond.

Genus Garcinia juga mengandung beberapa spesies penghasil buah yang kurang dikenal, seperti manggis kancing (G. prainiana) dan charichuelo (G. madruno).

Manggis (Garcinia mangostana Linn.) (GML) merupakan pohon tropis yang berasal dari India, Myanmar, Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Thailand. Pohon ini dapat mencapai tinggi 6--25 m, daunnya kasar, gundul, dan pertumbuhannya lambat.

Buah manggis berwarna ungu tua atau kemerahan, dengan daging buah berwarna putih, lembut dan berair dengan rasa sedikit asam dan manis serta aroma yang menyenangkan (Jung et al., 2006). Manggis dikenal sebagai "ratu buah-buahan" karena merupakan salah satu buah tropis dengan rasa terbaik. 

Kulit buah manggis telah digunakan sebagai obat oleh masyarakat Asia Tenggara selama berabad-abad dalam pengobatan infeksi kulit dan luka disentri amuba. Dalam pengobatan Ayurveda, kulit buah manggis mempunyai kegunaan yang luas untuk melawan peradangan dan diare serta kolera dan disentri .

Manggis  telah terbukti mengandung berbagai metabolit sekunder seperti xanthone terprenilasi dan teroksigenasi (Xanthone atau xanthen-9H-one adalah metabolit sekunder yang ditemukan di beberapa famili tumbuhan tingkat tinggi, jamur dan lumut, dan merupakan kelas penting dari heterosiklik teroksigenasi. Inti xanthone dikenal sebagai 9-xanthenone atau dibenzo--pyrone dan berbentuk simetris . Xanthone telah diklasifikasikan dalam lima kelompok: (a) xanthone teroksigenasi sederhana, (b) xanthone glikosida, (c) xanthone terprenilasi, (d) xanthonolignoids dan (e) aneka xanthone

Dari 20 famili tumbuhan tingkat tinggi (122 spesies dalam 44 genus), 19 spesies jamur dan 3 spesies lumut, 278 xanthone baru diidentifikasi antara tahun 2000 dan 2004. Saat ini, sekitar 1000 xanthone yang berbeda telah dideskripsikan (Souza dan Pinto, 2005). Aktivitas biologis golongan senyawa ini berhubungan dengan perancah trisikliknya namun bervariasi tergantung pada sifat dan/atau posisi substituen yang berbeda.

Xanthone telah diisolasi dari kulit buah, buah utuh, kulit kayu, dan daun manggis . Beberapa penelitian menunjukkan bahwa xanthone yang diperoleh dari buah manggis memiliki aktivitas biologis yang luar biasa . -, - dan -mangostin, garcinone E, 8-deoxygartanin dan gartanin adalah xanthone yang paling banyak dipelajari. 

Selain itu, xanthone sintetik telah digunakan dalam beberapa penelitian. Antioksidan, antitumoral, antiinflamasi, antialergi, antibakteri, antijamur, dan antivirus adalah beberapa aktivitas xanthone yang diisolasi dari manggis  yang dilaporkan.

KANDUNGAN SENYAWA BIOAKTIF MANGGIS

Xanthone telah diisolasi dari kulit buah manggis. Lima puluh xanthone telah diisolasi dari kulit buah manggis . Yang pertama diberi nama mangostin (setelah dinamai -mangostin) ketika diisolasi pada tahun 1855.  

Merupakan bahan pewarna kuning yang juga dapat diperoleh dari kulit kayu dan getah kering GML (Dragendorff, 1930). Kemudian, Dragendorff, 1930, Murakami, 1932 menjelaskan struktur mangostin. Yates dan Stout (1958) menetapkan rumus molekul, serta jenis dan posisi substituen -mangostin.

Xanthone merupakan senyawa organik dengan rumus molekul O[C6H4]2CO. Ini adalah padatan putih. Pada tahun 1939, xanthone diperkenalkan sebagai insektisida dan saat ini digunakan sebagai ovisida untuk mengkode telur ngengat dan sebagai larvasida. Xanthone juga digunakan dalam pembuatan xanthydrol, yang digunakan dalam penentuan kadar urea dalam darah.[3] Ini juga dapat digunakan sebagai fotokatalis

XANTHONE DARI BUAH UTUH, BATANG, RANTING, DAN DAUN GML

Tiga xanthone baru diisolasi dari buah manggis utuh: manggis C, D dan E. Secara total, 18 xanthone telah diisolasi dari seluruh buah manggis. Selain itu, 21 xanthone telah diisolasi dari batang dan cabang GML. Sebaliknya, 1,6-dihidroksi-3-metoksi-2-isoprenil-xanton, 1-hidroksi-6-asetoksi-3-metoksi-2-isoprenilxanton

Sifat antioksidan

Pada Tabel 7 dirangkum sifat antioksidan ekstrak buah manggis dan beberapa xanthone yang telah diteliti. Aktivitas antioksidan ekstrak dan xanthone yang diisolasi dari GML telah ditunjukkan dengan menggunakan metode berikut: aktivitas pemulungan radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH)  sifat obat xanthone diisolasi dari sumber selain  G. Mangostana, Sifat obat berikut telah dijelaskan tentang xanthone yang diisolasi dari sumber selain GML: antidiabetes, antihiperlipidemia dan antiaterogenik, antibakteri (

DIABETES MILLITUS DAN BUAH MANGGIS

Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, menyerang sekitar 10% populasi. Komplikasi kronis diabetes menyebabkan beberapa penderitaan manusia, antara lain gagal ginjal, kebutaan, amputasi, stroke, dan infark miokard.

 Xanthone dari buah manggis (Garcinia mangostana) dan efek fisiologisnya, seperti efek antiobesitas, antihiperglikemik, antidislipidemia, antidiabetes, dan anti-inflamasi telah dibuktikan dalam penelitian eksperimental memiliki efek menguntungkan pada obesitas, diabetes, hiperglikemik, dislipidemia, dan kondisi inflamasi. .

Seperti yang dilaporkan oleh federasi diabetes internasional (IDF), jumlah individu yang didiagnosis menderita diabetes diperkirakan meningkat dari 285 juta menjadi 439 juta pada tahun 2030 Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme kronis yang berhubungan dengan kelainan metabolisme glukosa. Terutama ada dua penyebab gangguan metabolisme glukosa, yaitu insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak cukup atau insulin yang diproduksi tidak dapat digunakan secara efektif di dalam tubuh. Situasi ini diikuti oleh kadar glukosa darah tinggi yang kronis, yang merupakan ciri khas diabetes. 

Diabetes melitus tipe 2 (DM2), yang lebih umum terjadi dibandingkan diabetes melitus tipe 1 (DM1), menyerang anak-anak dan populasi orang dewasa  DM1 disebabkan oleh penghancuran sel autoimun, yang biasanya mengakibatkan kekurangan insulin total; DM2 dipicu oleh hilangnya sekresi insulin sel secara progresif, yang sering terjadi dalam konteks resistensi insulin. 

Diabetes termasuk diabetes gestasional, penyakit yang melibatkan defisiensi eksokrin pankreas, diabetes yang disebabkan oleh obat atau bahan kimia, endokrinopati, cacat genetik pada kerja insulin, fungsi sel , diabetes usia muda (MODY), dan bentuk penyakit langka yang dimediasi autoimun. Diabetes.

Dalam proses pencernaan pati, enzim -amilase menghidrolisis pati dan menghasilkan dekstrin dan gula dengan berat molekul rendah. Oleh karena itu, penghambatan enzim -amilase harus dianggap sebagai strategi yang berharga dalam mengobati DM2, mengingat bahwa hal ini menghambat pencernaan karbohidrat dan menurunkan laju penyerapan glukosa dan, sebagai hasilnya, mengurangi kadar glukosa darah post-prandial.

Selama berabad-abad, orang-orang telah banyak menggunakan zat alami yang berasal dari tumbuhan untuk dipelajari, diisolasi, dan diubah menjadi pengobatan modern untuk mencegah atau mengobati berbagai penyakit. Beberapa bahan alami dan turunannya mungkin menjanjikan sebagai alternatif terapi karena faktor-faktor seperti biaya rendah, kesesuaian yang tinggi dengan konsumsi makanan, dan kurangnya dampak destruktif pada tubuh manusia.

Garcinia mangostana Linn., juga dikenal sebagai manggis, tersedia di negara-negara Asia Tenggara dan berasal dari keluarga Guttiferae. Genus Garcinia berisi lebih dari 300 spesies berbeda. Seperti diberitakan, setiap spesies dapat menghasilkan konstituen bioaktif yang berbeda seperti xanthone, triterpenoid, benzofenon, dan flavonoid [9]. Seperti Karim dkk. Dilaporkan, epikarp buah manggis mempunyai 160 senyawa aromatik, sedangkan endokarpnya mempunyai 105 senyawa.

Analisis HUPLC-MS/MS terhadap berbagai xanton dan antosianin kulit manggis menggunakan metanol sebagai pelarut optimal untuk ekstraksi xanton dan antosianin menunjukkan bahwa buah manggis mengandung 74,496% -mangostin, 2.200 -mangostin, 16.195 -mangostin, 3,499% gartanin, 2,174% 8-deoksigartanin, 0,748% garcinone C, dan 0,685% garcinone D  Data yang diperoleh dari berbagai teknik ekstraksi menunjukkan bahwa metode ekstraksi modern (microwave, ultrasonik, dan cairan superkritis) menawarkan kemanjuran kuantitatif dan temporal yang lebih besar dibandingkan dengan metode ekstraksi konvensional  Ia juga memiliki konstituen aktif lainnya seperti polifenol, benzofenon, antosianin, dan vitamin.

Menurut penelitian tentang -mangostin yang berasal dari tumbuhan, senyawa aktif ini memiliki beberapa sifat farmakologis, seperti tindakan antiinflamasi, antidiabetes, kardioprotektif, dan antimikroba [16]. Selain itu, buah manggis dapat bermanfaat dalam mengobati radang sendi, penyakit jantung, kanker, diare, radang amandel, dan disentri.

Ekstrak kulit buah manggis juga mempunyai manfaat sebagai antihipertensi bahkan antihuman immunodeficiency virus (HIV) . Investigasi yang dilakukan oleh Taher et al. menunjukkan kulit buah mana yang efektif sebagai antijamur, antialergi, antituberkulosis, dan imunomodulasi [18]. Produk kaya xanthone yang berasal dari tumbuhan juga telah menunjukkan sifat antioksidan yang kuat dan menjadikannya sebagai suplemen makanan yang sangat efektif

Penelitian in vivo menunjukkan -mangostin dan xanthones terkait merupakan produk yang dapat ditoleransi dengan baik dan aman. Menurut Das et al., pemberian oral ekstrak etanol -mangostin mentah dan kering (45,2g/mL dan 70,2g/mL) menunjukkan penghambatan -glukosidase yang penting dan bergantung pada dosis pada tikus albino Wistar . Hu dkk. menggunakan ekstrak etanol G. mangostana secara oral pada tikus Kunming.

Hasil pemberian dosis 1,0g/kg G. mangostana menunjukkan adanya penghambatan protein tirosin fosfatase 1B (PTP1B). Yang perlu diperhatikan, enzim PTP1B merupakan target obat diabetes. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa xanthone dalam buah manggis kemungkinan akan menghambat kerja PTP1B, dan mereka menemukan bahwa Garcinone E adalah xanthone yang paling efektif .

Diabetes melitus mengacu pada sekelompok penyakit yang mempengaruhi cara tubuh menggunakan gula darah (glukosa). Glukosa merupakan sumber energi penting bagi sel-sel yang membentuk otot dan jaringan. Itu juga merupakan sumber bahan bakar utama otak.

Penyebab utama diabetes berbeda-beda berdasarkan jenisnya. Namun apa pun jenis diabetes yang Anda derita, hal itu dapat menyebabkan kelebihan gula dalam darah. Terlalu banyak gula dalam darah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Kondisi diabetes kronis meliputi diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Kondisi diabetes yang berpotensi reversibel termasuk pradiabetes dan diabetes gestasional. Pradiabetes terjadi ketika kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya. Namun kadar gula darahnya tidak cukup tinggi untuk disebut diabetes. Dan pradiabetes dapat menyebabkan diabetes kecuali ada langkah-langkah yang diambil untuk mencegahnya. Diabetes gestasional terjadi selama kehamilan. Namun hal ini mungkin akan hilang setelah bayi lahir.

GEJALA

Gejala diabetes tergantung pada seberapa tinggi gula darah Anda. Beberapa orang, terutama jika mereka menderita pradiabetes, diabetes gestasional, atau diabetes tipe 2, mungkin tidak menunjukkan gejala. Pada diabetes tipe 1, gejalanya cenderung muncul dengan cepat dan lebih parah.

Beberapa gejala diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 adalah: dapat diutarakan sebagai berikut (1) Merasa lebih haus dari biasanya. (2) Sering buang air kecil., (3) Menurunkan berat badan tanpa berusaha. (4) Kehadiran keton dalam urin. Keton adalah produk sampingan dari pemecahan otot dan lemak yang terjadi ketika insulin tidak tersedia dalam jumlah yang cukup. (5) Merasa lelah dan lemah. (6) Merasa mudah tersinggung atau mengalami perubahan suasana hati lainnya.(7) Mengalami penglihatan kabur. (8) Mengalami luka yang penyembuhannya lambat., (9) Banyak terkena infeksi, seperti infeksi gusi, kulit, dan vagina.

Diabetes tipe 1 bisa dimulai pada usia berapa pun. Namun seringkali dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja. Diabetes tipe 2, tipe yang lebih umum, dapat berkembang pada usia berapa pun. Diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 40 tahun. Namun diabetes tipe 2 pada anak-anak semakin meningkat.

PREVALENSI DIABETES DI INDONESIA

International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sekitar 463 juta orang berusia 20-79 tahun di seluruh dunia mengidap diabetes pada 2019. Angka ini setara dengan 9,3% dari total populasi dunia dan diprediksikan naik menjadi 700 juta pada tahun 2045. Indonesia sendiri menempati peringkat ke-7 sebagai negara dengan jumlah pengidap diabetes tertinggi di dunia, yaitu sebesar 10,7 juta.

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, jumlah keseluruhan kasus atau prevalensi diabetes melitus di Indonesia untuk usia di atas 15 tahun adalah sebesar 2 persen. Akan tetapi, angka tersebut tidak mencakup data penyandang diabetes yang belum terdiagnosis. Prevalensi diabetes melitus pada 2018 berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah yakni 8,5 persen, meningkat dari 6,9% pada 2013. Dari riset tersebut, hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan prevalensi selama 2013-2018, kecuali Nusa Tenggara Timur.

Tiga provinsi di Indonesia dengan jumlah pengidap diabetes tertinggi yaitu DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 juga menunjukkan baru 1 dari 4 orang pengidap diabetes yang penyakitnya terdiagnosis.

KESIMPULAN 

G. mangostana termasuk dalam famili Guttiferae, genus Garcinia. Fitokimia utama yang ada pada spesies ini adalah xanthone terisoprenilasi, suatu kelas metabolit sekunder dengan banyak laporan dampak biologis, seperti antioksidan, anti-inflamasi, hipoglikemik, dan antiobesitas. Banyak dokumen in silico, in vitro, dan in vivo telah memberikan bukti kuat untuk menyelidiki kemanjuran buah manggis terhadap DM2. 

Data yang dilaporkan dalam ulasan ini menunjukkan bahwa buah manggis memiliki potensi terapeutik untuk melawan diabetes dan komplikasinya. Ekstrak kulit buah, kulit, biji, kulit batang, atau daun etanol, air, dan cuka telah menunjukkan tindakan antidiabetes, seperti menurunkan kadar glukosa darah, resistensi insulin, meningkatkan kadar insulin plasma, dan mengurangi berat badan dan BMI. Mekanisme yang diusulkan untuk dampak ini beragam.

Secara khusus, buah manggis tampaknya efektif dalam menghambat -amilase dan -glikosidase serta enzim yang menghidrolisis pati dan menghasilkan dekstrin dan gula dengan berat molekul rendah. Mekanisme lain termasuk menghambat aktivitas lipase pankreas, merangsang regenerasi sel pulau Langerhans dengan meningkatkan ukuran dan kepadatan pulau Langerhans, meningkatkan ekspresi PPAK- dan mengurangi produksi AGEs dan glikasi BSA serta kadar HBA1C.

Buah manggis juga dapat membantu mengatasi komplikasi DM2, memperbaiki struktur dan fungsi hati serta memperbaiki parameter kardiovaskular, menekan penambahan berat badan dan mencegah obesitas, melindungi ginjal dari nefropati diabetik, serta meningkatkan proses penyembuhan luka terbuka.

 Dosis dan frekuensi penggunaan buah manggis bervariasi tergantung model penelitian. Penelitian in vitro pada berbagai jenis sel dan enzim, konsentrasi buah manggis berkisar antara 0,78-75M, dan dalam sebuah penelitian, konsentrasi ini dimuat selama enam hari. Dalam penelitian pada hewan, buah manggis diberikan secara oral, dioleskan sebagai salep atau disuntikkan dengan kisaran dosis 4--1000mg/kg selama 1--40minggu.

Untuk menyelidiki pengaruh buah manggis terhadap komplikasi diabetes, buah ini dievaluasi dalam penelitian pada hewan dan sel. Dalam sel seperti HUVECs, sel mesangial glukosa terinduksi, dan adiposit manusia yang baru berdiferensiasi, konsentrasinya bervariasi dari 1,25 hingga 50M. Pada tikus DM2 yang diinduksi HFD dan STZ, buah manggis diberikan 1--500mg/kg selama sekitar 5--16minggu. Dengan mengevaluasi data dalam literatur ilmiah, diharapkan lebih banyak penyelidikan klinis akan dilakukan untuk menilai efek buah manggis dan dosis spesifiknya terhadap hasil glikemik.

Menyusul ditemukannya khasiat obat pada komponen G. mangostana, banyak penelitian telah dilakukan. Studi-studi ini mencakup ekstrak alami dan turunan sintetis. 

Dalam tinjauan ini, potensi efek menguntungkan GML pada penyakit akut dan kronis telah dibahas. Hal ini menunjukkan kemungkinan penerapan terapeutik yang berhubungan dengan GML. Meski demikian, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak GML pada manusia. Moga bermanfaat*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun