Â
Keracunan sirup dan kematian bayi setelah mengkonsusmsi sirup yang tercemar dua senyawa kimia itu cukup mengebohkan. Senyawa itu ditengarai adalah etilen glikol dan dietilen glikol menyebabkan gangguan ginjal akut
Di Indonesia, Sejauh ini, Kemenkes mencatat jumlah penderita gangguan ginjal akut misterius mencapai 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Sebanyak 99 orang di antaranya meninggal dunia.Â
Saat ini , Untuk meningkatkan kewaspadaan Kemenkes sudah meminta tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, sementara tak meresepkan obat-obat dalam bentuk sediaan cair atau sirup sampai hasil penelitian tuntas (Rabu (19/10/2022). Ulasan ini mencoba mengungkap penelitian gangguan ginjal akut  akibat sirup yang mengandung senyawa Etilen glikol dan Dietil glikol.Â
Belajar dari  Hasil  Penelitian di Gambia
Rilis WHO, Organisasi Kesehatan Dunia, dalam Jurnal yang ditulis oleh Thiagarajan, K. (2022). WHO investigates cough syrups after deaths of 66 children in Gambia, telah  mengeluarkan peringatan  bahwa produk medis yang berkaitan dengan empat sirup obat batuk yang terkontaminasi yang telah menyebabkan cedera ginjal akut dan terkait dengan kematian 66 anak di Republik Gambia,  yang kini terus diteliti, dan dugaan kemiripannya terjadi di Indonesia.
Dalam jumpa pers pada 5 Oktober lalu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, "Empat obat tersebut adalah sirup obat batuk dan pilek yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, di India. WHO sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan perusahaan dan otoritas pengatur di India."
Sirup tersebut adalah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby sirup obat batuk, dan Magrip N Cold sirup. Maiden Pharmaceuticals berbasis di Sonipet, di negara bagian Haryana, India utara. Analisis laboratorium WHO terhadap sampel masing-masing dari empat produk menemukan "dietilen glikol dan etilen glikol dalam jumlah yang tidak dapat diterima sebagai kontaminan," kata laporannya.
Lebih lanjut telh dilakukan penelitian, di  Di Afrika Barat, penyakit ginjal sering terlihat, tetapi pilihan diagnostik dan terapeutiknya buruk karena terbatasnya akses ke fasilitas khusus. Untuk mengungkap etiologi dan mengembangkan pedoman klinis, kami mengumpulkan data klinis dan hasil biopsi ginjal pada 121 pasien anak dan sebagian besar dewasa muda dengan edema dan proteinuria di Gambia.Â
Pemeriksaan termasuk pemeriksaan klinis, analisis urin dan serum, dan temuan biopsi ginjal. Kasus-kasus tertentu diobati dengan steroid.
Usia rata-rata adalah 14,9 tahun (kisaran 1,8-52,0) saat presentasi. Histologi dasar yang paling sering adalah glomerulonefritis pasca infeksi (PIGN) pada 38%, glomerulosklerosis fokal-segmental (FSGS) pada 30%, sindrom nefrotik perubahan minimal (MCNS) pada 15%, dan glomerulonefritis membran (MGN) pada 10% kasus. .Â