Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampung Islam Gelgel, Lebaran dan Sinkritisme Budaya

1 Mei 2022   17:49 Diperbarui: 1 Mei 2022   18:05 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu pun sebaliknya, warga Hindu atau agama lainnya hanya mengirimkan makanan halal kepada saudaranya yang Muslim. Saat warga Hindu memperingati Nyepi, maka warga Desa Kampung Islam Gelgel akan membantu tugas para pecalang mengamankan wilayah di sekitarnya 

Sebaliknya, jika warga Muslim menggelar solat Idulfitri dan Idul Adha, maka warga umat lain akan turun tangan mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi solat. Petugas keamanan yang disebut pecalang dengan mudah bisa dilihat saat solat berlangsung, untuk mengatur lalu lintas.

Melihat kampung Islam Gelgel yang terletak i diantara mayoritas Hindu, tidak ada masalah yang berarti, karena mereka disatukan karena perkawinan, mereka menganggap keluarga, secara darah memang banyak memiliki hubungan famili.

Disana ada semacam asrat kuat melingkupi masyarakat di kampung gelgel dan desa adat Gelgel, bahwa Ketika sekelompok manusia bersatu dan bekerja sama gotong royong dengan harmonis, maka tak akan bisa di tolak akan terjadi peningkatan energi yang tercipta melalui kerja sama tersebut yang dialami setiap individu di dalam kelompok masyarakat tersebut.

Di kampung Islam itu, terbersit beragam keindahan, bahwa Menjunjung toleransi dalam keberagaman adalah kekuatan kita untuk menciptakan persatuan. Selain itu Perdamaian erat kaitannya dengan saling toleransi, mendengarkan dan memahami, serta mengurangi perdebatan yang tak perlu adalah kunci yang paling penting. Dan toleransi itu cukup saling menghormati dan tidak mengganggu ibadah agama lain. Selamat Hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir bathin, mogi rahayu*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun