Begitu pun sebaliknya, warga Hindu atau agama lainnya hanya mengirimkan makanan halal kepada saudaranya yang Muslim. Saat warga Hindu memperingati Nyepi, maka warga Desa Kampung Islam Gelgel akan membantu tugas para pecalang mengamankan wilayah di sekitarnyaÂ
Sebaliknya, jika warga Muslim menggelar solat Idulfitri dan Idul Adha, maka warga umat lain akan turun tangan mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi solat. Petugas keamanan yang disebut pecalang dengan mudah bisa dilihat saat solat berlangsung, untuk mengatur lalu lintas.
Melihat kampung Islam Gelgel yang terletak i diantara mayoritas Hindu, tidak ada masalah yang berarti, karena mereka disatukan karena perkawinan, mereka menganggap keluarga, secara darah memang banyak memiliki hubungan famili.
Disana ada semacam asrat kuat melingkupi masyarakat di kampung gelgel dan desa adat Gelgel, bahwa Ketika sekelompok manusia bersatu dan bekerja sama gotong royong dengan harmonis, maka tak akan bisa di tolak akan terjadi peningkatan energi yang tercipta melalui kerja sama tersebut yang dialami setiap individu di dalam kelompok masyarakat tersebut.
Di kampung Islam itu, terbersit beragam keindahan, bahwa Menjunjung toleransi dalam keberagaman adalah kekuatan kita untuk menciptakan persatuan. Selain itu Perdamaian erat kaitannya dengan saling toleransi, mendengarkan dan memahami, serta mengurangi perdebatan yang tak perlu adalah kunci yang paling penting. Dan toleransi itu cukup saling menghormati dan tidak mengganggu ibadah agama lain. Selamat Hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir bathin, mogi rahayu*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H