Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Minyak Sawit dan Pengolahan Menjadi Biodiesel

29 April 2022   16:01 Diperbarui: 10 Mei 2022   22:03 1221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Perlu diketahui bahwa Biodiesel merupakan bahan bakar yang berasal dari minyak nabati. Salah satu minyak nabati yang dapat digunakan dalam pembuatan biodiesel adalah Crude Palm Oil (CPO), CPO lewat  reaksi transeterifikasi  dapat dihasilkan  biodiesel.

Reaksi trans esterifikasi adalah proses yang digunakan untuk memodifikasi struktur ester. Ini termasuk ester dan alkohol sebagai reaktan. Transesterifikasi terjadi bila gugus alkil dari ester dipertukarkan dengan gugus alkil alkohol. Proses transesterifikasi dipengaruhi oleh kondisi mode reaksi, rasio molar alkohol terhadap minyak, jenis alkohol, jenis dan jumlah katalis, waktu reaksi dan suhu serta kemurnian reaktan.

Transesterifikasi atau alkoholisis adalah perpindahan alkohol dari ester dengan sepsi  lain dalam proses yang mirip dengan hidrolisis, kecuali alkohol digunakan sebagai pengganti air .Proses ini telah banyak digunakan untuk mengurangi viskositas trigliserida yang tinggi.  Jika metanol digunakan dalam proses ini disebut metanolisis.. Transesterifikasi adalah salah satu reaksi reversibel dan pada dasarnya berlangsung dengan mencampurkan reaktan. Namun, adanya katalis (asam atau basa kuat) mempercepatkonversi.

PERSPEKTIF SEJARAH

Di antara semua bahan baku yang ada, minyak sawit mengandung asam palmitat dan oleat dalam jumlah tinggi yang telah dikenal sebagai sumber yang paling cocok untuk produksi biodiesel. Karena faktor geografis, masing-masing daerah saat ini lebih memilih untuk memanfaatkan sumber yang berbeda seperti minyak kedelai di Amerika Serikat, Argentina, dan Brasil, minyak lobak di UE, dan minyak sawit di sebagian besar negara di Asia, termasuk Indonesia.

Beberapa studi telah menyoroti kelayakan ekonomi minyak sawit sebagai bahan baku utama. Misalnya, Yusuf dkk,   melaporkan bahwa harga biodiesel sawit yang diproduksi di Malaysia masih harga bersaing di UE. Sementara itu, Shahbazi dkk.,  mengungkapkan bahwa harga minyak sawit asal Malaysia mampu bersaing dengan harga minyak tanaman budidaya domestik di Timur Tengah.

Selain itu, minyak sawit memiliki keunggulan yang signifikan karena kandungan minyaknya yang tinggi [98,99] dengan kandungan minyak yang rendah harga pasar sebagaimana ditabulasikan pada Tabel 8, sumber daya yang melimpah dan kapasitas produksi yang tinggi, menyumbang

Awalnya, Minyak sawit berasal dari Afrika Barat; tetapi, sejak akhir abad ke-20, sebagian besar tanaman kelapa sawit ditanam di Asia Tenggara. Pada pertengahan abad ke-15, minyak kelapa sawit digunakan sebagai sumber makanan  oleh penjelajah Eropa ke Afrika Barat. Selama revolusi industri Inggris di abad  ke 18 ,  permintaan minyak sawit meningkat untuk pembuatan lilin dan sebagai pelumas mesin.

Dua produk utama dari buahnya adalah minyak kernel dari kernel di dalam kacang dan minyak dari luar mesokarp. Menurut Demirbas [108], kandungan asam lemak adalah perbedaan utama antara kedua produk. Minyak dari mesocarp luar terutama kaya akan asam palmitat dan oleat (sekitar 50% lemak jenuh) yang sangat bermanfaat untuk produksi biodiesel, sedangkan minyak inti sawit kaya akan laurat asam (lebih dari 89% lemak jenuh).

Sebagian besar produsen utama minyak sawit seperti Malaysia dan Indonesia (yang memasok sekitar 80--85% dari kapasitas global) telah secara ekstensif mengembangkan beberapa proses untuk mengkonversi minyak sawit, produk sampingannya dan limbah pabrik menjadi biodiesel . Misalnya di Malaysia,

Malaysian Palm Oil Board (MPOB) diluncurkan sejak tahun 1980-an dan menjadi yang terdepan penelitian dan pengembangan biodiesel sawit. MPOB telah berhasil menetapkan beberapa metode untuk menghasilkan metil ester untuk biodiesel dari minyak sawit mentah (CPO) dan produk sampingannya [99]. Selain itu, biodiesel sawit menjadi lebih menarik sejak, berdasarkan praktik saat ini di sawit Malaysia industri minyak, penggunaan biodiesel sawit biasanya dapat berkontribusi pada penghematan emisi GRK sebesar 50--70% dibandingkan dengan petro-diesel .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun