Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Raya Galungan dan Prajnanam Brahma

9 November 2021   13:33 Diperbarui: 9 November 2021   13:39 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BANYAK KENANGAN  HARI RAYA GALUNGAN

Bagi saya, yang sejak kecil hidup di bali, merasakan bahwa Hari raya galungan adalah hari raya yang selalu membuat saya bahagia, karena aneka masakan dan kue  dibuat oleh ibu (pada  Penyajaan, dua hari menjelang galungan) , dan makanan masakan oleh ayah (penampahan sehari menjelang Galungan).  Diera tahun 1970an,  kehidupan  di kampung petani, makan nasi  dari beras hanya ada pada saat hari raya, selebihnya hanyalah nasi jagung, dan gaplek. Oleh karena itu kerinduan hari raya  selalu mengalun dalam benak dan napas

Tanda -tanda kebahagiaan itu karena selalu selaras dengan alam, betapa tidak,  menjelang hari raya galungan, 25 hari sebelum Hari raya tiba, kami  sudah diingatkan untuk mensyukuri  keberadaan tanaman yang ada di lingkungan kami,  khususnya tentang 'tanaman' yang bisa digunakan untuk menyambut hari raya galungan.  Tanaman yang menghasilkan buah-buahan,  entah pisang , mangga , durian dan anggur jambu, dibuatkan 'banten' sesaji untuk dibawa ke pohon, hari itu disebut tumpek pengatag atau pengarah  sesaji itu seperti layaknya  kue ulang tahun, kami menyebutkan 'otonan  tumbuh-tumbuhan.  Tanaman diajak berdiskusi bahwa kita bahagia

 Berdoa kepada Dewa Sangkara, Sangkan Paraning Dumadi, yang menciptakan  sarwa kehidupan, agar berbuah lebat dan manis, saya dan istri berkomunikasi dengan bahasa, "Nini-nini buin selae dina Galungan, mebuah apang nged...nged..nged" (Nenek-nenek, 25 hari lagi Galungan, berbuahlah dengan lebat) lalu diikuti dengan "atag" atau memukulkan pisau tiga kali ke batang pohon. "Sebuah bentuk keintiman manusia bali dengan lingkungannya.

Walaupun belum tampak berbunga, dan tidak mungkin dari 25 hari bisa panen, namun esensi nya adalah kita harmoni pada para tanaman yang ada di sekitar kita, kita tidak perlu banyak menuntut , kalau pikiran kita baik maka ada saja yang bisa  terjadi. Benar

Izinkan saya bercerita atas banyak bulir-bulir keindahan hati ada dalam persahabatan. Dia bisa hadir dengan seribu ragam yang tak pernah lekang

Beberapa hari sebelum galungan, sahabat di desa yang memiliki banyak pisang, manggis, datang ke rumah dia membawakan buah-buahan itu. Apa motivasinya? Jangan kaget, dia berucap lugu, saya bahagia kalau memberikan orang lain, setiap saya melakoni itu, maka buahnya sangat lebat dan besar-besar. Saya tersenyum mendengarkannya.  Orang seperti ini adalah ikhlas,  dia hanya mendengar nasihat ketika saya memberikan motivasi agar anak-anaknya melanjutkan kuliah dan sekolah, kami merasa seperti saudara. Hari raya galungan itu adalah cara kami ikut berbagi. Dalam kamus orang-orang yang sudah memasuki keheningan, sekaya apapun anda akan tetap miskin tanpa rasa berkecukupan.

Maka pencerahan nya ya, mungkin  Inti pencerahan adalah tidak tersentuh. Tidak marah ketika dimaki, tidak sombong tatkala dipuji. Tidak melekat pada kebahagiaan dan tidak menolak kesedihan. Disana akan berpendar dalam tujuan agama Hindu, yaitu Catur purusa artha terdiri dari tiga kata yaitu catur yang berarti empat, purusa yang berarti hidup dan artha yang berarti tujuan. Jadi Catur purusa artha artinya empat tujuan hidup sebagai manusia. Tujuan hidup menurut ajaran agama hindu dinyatakan dalam Brahma Purana 228,45 sebagai berikut : "Dharma, artha, kama, moksana sarira sadhanam". Badan yang disebut sarira ini hanya boleh digunakan sebagai alat untuk mencapai Dharma, Artha, Kama, dan Moksa

HARI RAYA GALUNGAN , MAKNA SEBUAH KEMENANGAN 

Hari Raya Galungan diperingati sebagai hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan). Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan atau 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali, yaitu pada hari Buddha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon Wuku Dungulan) sebagai Hari Kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Saya di datangi mereka yang senang berbagi, walaupun mereka hanya memiliki sedikit dan juga memiliki nasihat, dan itu saya pikir jauh lebih mengena dari pada  kaya namun tidak peduli.

Kemenangan menjadi titik krusial dalam hal ini, kemenangan harus bisa dirasakan dalam diri, musuh utama manusia adalah  sejatinya ada dalam dirinya sendiri. Dalam konsepsi Hindu, ada 6 musuh yang menyelinap dalam diri kita,  dikenal dengan sad ripu (sad= enam, ripu = musuh) enam musuh itu bersolek untuk memikat diri anda, yaitu  . kama : nafsu, keinginan, lobha : tamak, rakus,  krodha : kemarahan, moha : kebingungan,  mada : mabuk  dan  matsarya : dengki, iri hati. Kenam itu sesungguhnya diawali oleh nafsu ,keinginan yang meluap-luap., lalu muncullah kemarahan, manakala  keinginan tak terpenuhi., namun jika keinginan terpenuhi maka yang ada adalah loba (serakah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun