Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Raya Galungan dan Prajnanam Brahma

9 November 2021   13:33 Diperbarui: 9 November 2021   13:39 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya diajarkan juga, untuk menyadari bahwa  rumah Tuhan  ada dalam hati manusia , juga, yang  akan sama bersih dan sucinya  dengan rumah Tuhan  di luar atau di desa kita.  Oleh karena itu  kita dapat menduga bahwa hatinya mereka sangat suci dan damai, dilihat dari pemeliharaan tempat sucinya.

Galungan dan Prajnanam Brahma 

Dalam benak umat Hindu, selalu terbentang keyakinan bahwa Tuhan yang melingkupi alam semesta, tak terpikirkan, Dia ada, melingkupi semuanya, pemahaman ini tergurat sebagai bentuk 'Maha wakya' yaitu   prajnanam brahman. Prajnanam"= kecerdasan." Brahma" = "Brahman". Ini berarti Brahman adalah kecerdasan. Sumber kecerdasan alam semesta. Kecerdasan yang manusia miliki akan menuntunnya untuk berdiri diluar, tidak larut dalam proses yang menyeretnya masuk ke perubahan dunia yang sementara. Seperti tuturan bijak yang menjadi lentera kehidupan. Jika menemukan awan, ingatkan diri semua hanya muncul-lenyap. Anda adalah langit yang menyaksikan, jangan terbawa oleh sifat awan itu.,agar tidak terombang ambing.

Prajnanam Brahma mengacu pada aspek mengetahui dan memahami Diri dalam  bentangan alam makrokosmos maupun mikrokosmos. Sang Diri bertanggung jawab atas persepsi, tetapi indra tidak dapat menangkap-Nya. Karena Dialah yang dapat ditangkap oleh indera dan apa yang ditangkapnya dimaksudkan untuk kesenangannya. Brahman dan Diri digunakan dalam ayat-ayat ini secara bergantian, yang merupakan praktik umum di banyak Upanishad, terutama Upanishad yang lebih tua.

Mahavakya (prajnanam brahma)  digunakan dalam tradisi spiritual Hindu untuk meditasi dan kontemplasi. Itu  diambil dari Upanishad. Yang satu ini ditemukan dalam bab ketiga dari Aitareya Upanishad.

Perlu dipahami bahwa Aitareya Upanishad , juga dikenal sebagai Mukhya Upanishad, isinya  terkait  dengan Reg Weda (salah satu kitab suci wahyu Tuhan). Ini terdiri dari bab keempat, kelima dan keenam dari buku kedua Aitareya Aranyaka, yang merupakan salah satu dari empat lapisan teks Reg Weda. Aitareya Upanishad membahas tiga tema filosofis: pertama, bahwa dunia dan manusia adalah ciptaan Atman (Jiwa, Diri Universal); kedua, teori bahwa Atman mengalami tiga kali kelahiran; ketiga, bahwa Kesadaran adalah inti dari Atman.

Di bingkai itu,  titik sentral sistem yang menjadi prosesi penyucian yakni diri manusia itu  dengan segala egonya,serta  lingkungan di luar diri manusia. Lingkungan sangat luas dan besar (makrokosmos).  Atas penyucian alam makro, lebih tepatnya tanggap dan menyelaraskan diri dengan alam semesta, manusia Hindu selalu  menganggap interaksi dengan lingkungan itu penting. Maka akan lahir lah sebuah mutiara dengan baik, " Kesejahteraan tidak memerlukan pengertian. Ia hanya butuh ketekunan bersyukur di hari ini

DIMENSI  LAHIRIAH PENYUCIAN DIRI

Tubuh manusia terdiri dari Tri Sarira Berasal dari akar kata Tri yang berarti Tiga dan Sarira yang berarti badan. Jadi Tri Sarira adalah tiga lapis badan yang terbentuk dari unsur dan memiliki fungsi serta kualitas yang berbeda. Adapun Bagian Bagian dari Tri Sarira adalah: STULA SARIRA/RAGA SARIRA: adalah badan kasar yaitu jasmani yang terbentuk dari unsur Panca Maha Bhuta. SUKSMA SARIRA/LINGGA SARIRA: adalah badan halus yang terdiri dari unsur Budhi, Manah, Ahamkara, dan Indriya. ANTA KARANA SARIRA: adalah badan penyebab yaitu Jiwatman sebagai hidupnya hidup.

Penyucian  fisik ada di lapisan pertama, fisik yang dimaksud adalah menjaga bada ini sebagai tempat untuk melakukan yadnya, atau ibadah. Tubuh  manusia adalah keajaiban dengan fungsi sel dan organ serta jaringan yang padu. Oleh karena itu anugerah ini haruslah dipelihara  dengan baik, tak bijak menyakitinya, apa lagi mengakhiri hidup dengan mengancurkan tubuh ini.

Dengan badan ini juga kita bisa melakukan sesuatu  untuk mensyukuri krida-Nya (Anugerah Tuhan)   yang membuat manusia serta alam semesta beserta isinya dapat  selalu harmoni. Tuhan yang maha kasih tempat segala kita mengadu, memohon kasih -Nya, dan itu adalah terpancar dalam sukma hati umat Hindu yang terdalam. Beragam aktivitas pun di lakukan untuk memeriahkan sebagai bentuk puja dan puji atas rahmat-Nya yang tak terbatas pada alam semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun