Siang yang cerah, di ruang sidang itu, Punggawa kerajaan hadir untuk mendengarkan Krishna sebagai utusan Pandawa. Utusan perdamaian, untuk memastikan hak waris Pandawa atas tanah Kerajaan Astinapura yang menjadi hak Pandawa.
Semua tetua berharap Pandawa bisa kembali yang selama ini didera beragam cobaan. Namun Pandawa tak goyang, selalu merasakan sebagai sebuah hadiah, sebab Sedih-senang, duka-suka, cacian-pujian semuanya hanya awan-awan yang datang dan pergi.
Krishna di Bale rung kerajaan dipenuhi oleh hadirin dan  Raja Drestarasta, Bisma, Widura dan para menteri kerajaan semua hadir termasuk Seratus Kurawa ,Sekuni dan Karna.
Krishna mengutarakan maksudnya, permintaannya  TIDAK BANYAK, hanya meminta 5 desa di wilayah itu sebagai ahli waris kerajaan dari Raja Pandu, misi perdamaian di tolak, dan yang memutuskan adalah Duryodhana, raja Drestarasta tidak bisa mengelak atas kehendak putranya.
Setelah mengucapkan itu, Duryodhana  Lalu pergi. Widura memaksa Raja Drestarasta untuk membujuk anak-anaknya kembali. Namun Drestarasta memanggil Gandhari, istrinya, untuk membujuk sang anak Duryodhana , agar permintaan Krishna terpenuhi, sehingga dapat menghindari kehancuran bangsa Kuru, Gandhari kemudian mengutus pegawai Istana agar Duryodhana  kembali,
Mereka datang dan tetap kekeh, untuk menolak nya, dan Duryodhana , kemudian membuat siasat buruk untuk menangkap Krishna, sehingga Pandawa, bisa dikalahkan. Mendengar berita itu. Widura, berkata kepada Drestarasta dan Gandhari bahwa anak-anak mereka akan membuat kehancuran, mereka gagal mendidik anak.
Widura berkata, paduka berdua telah gagal mendidik anak-anak, anda terlalu memanjakannya, sehingga kita mendapatkan petaka yang tak terelakkan saat ini. Mereka telah berkembang liar sendiri, engkau sangat sayang kepadanya. Rasa sayang yang berlebihan justru menenggelamkan jiwa sang anak.
Sesungguhnya, anak-anak lebih membutuhkan contoh dibandingkan kritik. Anak-anak  memiliki dunianya sendiri, kita sesungguhnya, apa yang dia ciptakan  sendiri itu , Itulah yang dipahaminya. Kakak, Anak-anak perlu diberi kesempatan untuk mencoba agar mereka tahu bahwa mereka bisa. Bila orang tua selalu menggerakkannya, ia hanya akan jadi boneka." Kini semua sudah terlambat , kakakku, anak-anakmu sedikitpun engkau tak melihatnya, kakak yang buta dan kakak Ipar sengaja menutup mata atas perilaku yang salah pada anak-anakmu.
Ruang persidangan itu, menjadi kian panas, dan aura kebencian seakan merebak mengisi atmosfer kerajaan, sebuah firasat perang akan segera mulai, para roh buta kala seakan bersorak, mendukung niat Duryodhana , medan peperangan sudah makin terlihat, bahu darah segera menghiasi bumi pertiwi.
Dalam keheningan dan kata-kata Widura yang menusuk ke dalam hati Drestarasta dan Gandhari itu. Drestarasta berkata, "Ya.... Aku memang salah, aku meyakini bahwa aku berbuat ini untuk mereka jua, sehingga aku ingin mereka menjadi obat atas penderitaan hidupku , buta dan ibu mereka memiliki nazar suci untuk merasakan kebutaan suaminya.
Widura kemudian berkata lagi, " Kakak seorang suami harus merasakan juga dalam mendidik anak -anak, itu sebabnya maka Wanita ketika hamil diharuskan untuk terhindar dari perasaan yang kuat, misalnya marah, terlalu gembira , sedih , apa lagi bertengkar  saat hamil,  sebab kondisi itu  mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan kejiwaan bayi.  Perlu engkau ketahui bahwa  fase-fase  ngidam bagi wanita hamil merupakan sebuah ujian bagi para calon ayah atau suami . Banyak para calon ayah yang sering tidak memperhatikan istri hamil yang sedang dalam masa ngidam, dan itu merupakan salah satu pendidikan  yang keliru.
Itulah kakak, nampaknya kalian abai atas semua itu, sehingga 100 kurawa ini tumbuh tidak baik, dan kita rasakan saat ini. Karakternya seperti setan, dan selalu iri dengan saudara, ambisius.
"Widura, kata Gandhari, ketika aku hamil aku merasakan perasaan tidak enak, sebab Kunti sudah memiliki anak yang lucu, aku iri padanya. Apakah perasaan itu yang menyebabkan 100 kurawa menjadi sulit diatur.
Ya.... Kakak, kini sudah terjawab sebagian bahwa apa yang dirasakan ketika hamil, akan mempengaruhi sang Bayi.
kakakku, katanya lagi, anak-anak waktu kecil, engkau lupakan, mereka tumbuh menjalar sendiri, tanpa pernah diajak dan mengatur diri, maka mereka menjadi liar, seperti tanaman semak kacang-kacangan, ketika kecil tak diarahkan, maka setelah besar semua yang ada di sekitarnya akan dililit dengan ganas, ketika sudah besar sulit diatur lagi, karena batangnya sudah kaku. Anakmu demikian adanya, kini kekakuan yang ada pada mereka, yang justru menjerumuskan kita semuanya
Perlu kakak ketahui, Kata Widura lagi, "Anak-anak belajar caranya tersenyum dari orang tua mereka. Perlu engkau sadari, bagaimanapun  keadaan sang anak itu, mereka sesungguhnya pemberian langsung dari Tuhan pada keluarga itu.kita, mereka menjadi mutiara hati,  simbol kasih sayang. Oleh karena itu harus diperlakukan dengan baik.
"Lalu, bukan tentang apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu, melainkan apa yang kamu tinggalkan dalam diri anak-anakmu. "Anak-anak menginginkan waktumu lebih dari segalanya. Bermain lah bersama mereka, ajari mereka, dan sayangi mereka karena mereka adalah aman ah dari Tuhanmu.
" Engkau dengan kebutaan mu dan sengaja menutup matamu atas perkembangan pribadi anakmu, maka dia tumbuh dan dibesarkan oleh orang lain yang menjerumuskannya.
Gandhari dan Drestarasta merunduk, diam, dalam keheningan itu, Widura berkata lagi,
Kakak, aku katakan bahwa, Perkembangan anak mengacu pada bagaimana anak berubah dan bertumbuh selama masa kecilnya. Di ruang hatinya  pada masa kecil itu berbaur beragam dimensi yakni sosial  emosional dan kognitif Â
Engkau perlu tahu, hal-hal ini dapat memprediksi karakter anak hingga dewasa kelak.  Di dunia  fana ini  pemberian utama  kepada anak dari orang tua, bukan uang, bukan rumah, bukan tanah, namun  akhlak mulia,  selain itu adalah pendidikan dan pengasuhan yang baik. Lewat pengasuhan dan  memberikan contoh yang baik, anak-anak akan tumbuh dan berkembang  menjadi pribadi yang mulia. Akibatnya dia berguna bagi keluarga, masyarakat , agama dan bangsa.  Oleh karena itu, maka benar adanya pesan leluhur kita, yakni Bukan tentang apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu, melainkan apa yang kamu tinggalkan dalam diri anak-anakmu."
Dan meyakini bahwa anak mendapatkan informasi dan skill baru dengan mengamati perilaku orang sekitarnya. Meski demikian, mengamati ini tak harus selalu secara langsung. Memberikan kebahagiaan kepada anak sama pentingnya dengan memberikan tantangan untuk mereka hadapi. Namun semua itu engkau tak berikan padanya. Kini kita tidak bisa menaruh harapan negeri ini padanya.
Engkau harus konsisten dengan apa yang diucapkan. Itu adalah salah satu faktor yang dapat membuat anak cenderung manja adalah karena orang tua tidak konsisten dengan perkataannya. Misalnya, ketika anak meminta sesuatu, lalu bilang tidak, kemungkinan besar ia akan merengek dan memaksa untuk memenuhi keinginannya. Kejadian seperti ini biasanya memaksa orang tua untuk kemudian menuruti kemauan anaknya.
Perubahan sikap dan ucapan yang ditunjukkan akan diingat terus oleh anak. Anak akan berkesimpulan bahwa, jika ia merengek atau memaksa, Engkau akan memenuhi keinginannya. Jika demikian dan mengubah sikap seperti ini, si Kecil bisa bertumbuh menjadi anak yang manja, selalu ingin kemauannya dituruti, dan tidak bisa menerima penolakan. Duryodhana  itu seperti itu.
Kakak harus tahu bahwa anak- anak kita itu khas, itu sebabnya tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain, karena setiap anak unik dan tidak pernah sama. Yang penting, selalu tunjukkan kemampuan terbaik mu dalam mencoba apa pun.
 Jangan takut gagal, perlu engkau ketahui bahwa  kegagalan bukanlah  akhir segalanya. Engkau harus belajar dari kegagalan itu, namun terpenting bangkitlah kembali lagi!
Drestarasta dan Gandhari, mengangguk, bahwa apa yang dikatakan Widura benar adanya, namun kini dia tidak bisa berbuat banyak, seperti pepatah katakan bahwa , ketika kecil di manja-manja, maka setelah besar terbawa-bawa. Salam rahayu. Om Gam Ganapatanye  namaha****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI