Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasihat Widura: Negara Kacau, Engkau Salah Mendidik 100 Kurawa

20 Juli 2021   14:25 Diperbarui: 20 Juli 2021   14:30 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Itulah kakak, nampaknya kalian abai atas semua itu, sehingga 100 kurawa ini tumbuh tidak baik, dan kita rasakan saat ini. Karakternya seperti setan, dan selalu iri dengan saudara, ambisius.

"Widura, kata Gandhari, ketika aku hamil aku merasakan perasaan tidak enak, sebab Kunti sudah memiliki anak yang lucu, aku iri padanya. Apakah perasaan itu yang menyebabkan 100 kurawa menjadi sulit diatur.

Ya.... Kakak, kini sudah terjawab sebagian bahwa apa yang dirasakan ketika hamil, akan mempengaruhi sang Bayi.

kakakku, katanya lagi, anak-anak waktu kecil, engkau lupakan, mereka tumbuh menjalar sendiri, tanpa pernah diajak dan mengatur diri, maka mereka menjadi liar, seperti tanaman semak kacang-kacangan, ketika kecil tak diarahkan, maka setelah besar semua yang ada di sekitarnya akan dililit dengan ganas, ketika sudah besar sulit diatur lagi, karena batangnya sudah kaku. Anakmu demikian adanya, kini kekakuan yang ada pada mereka, yang justru menjerumuskan kita semuanya

Perlu kakak ketahui, Kata Widura lagi, "Anak-anak belajar caranya tersenyum dari orang tua mereka. Perlu engkau sadari, bagaimanapun  keadaan sang anak itu, mereka sesungguhnya pemberian langsung dari Tuhan pada keluarga itu.kita, mereka menjadi mutiara hati,  simbol kasih sayang. Oleh karena itu harus diperlakukan dengan baik.

"Lalu, bukan tentang apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu, melainkan apa yang kamu tinggalkan dalam diri anak-anakmu. "Anak-anak menginginkan waktumu lebih dari segalanya. Bermain lah bersama mereka, ajari mereka, dan sayangi mereka karena mereka adalah aman ah dari Tuhanmu.

" Engkau dengan kebutaan mu dan sengaja menutup matamu atas perkembangan pribadi anakmu, maka dia tumbuh dan dibesarkan oleh orang lain yang menjerumuskannya.

Gandhari dan Drestarasta merunduk, diam, dalam keheningan itu, Widura berkata lagi,

Kakak, aku katakan bahwa, Perkembangan anak mengacu pada bagaimana anak berubah dan bertumbuh selama masa kecilnya. Di ruang hatinya  pada masa kecil itu berbaur beragam dimensi yakni sosial  emosional dan kognitif  

Engkau perlu tahu, hal-hal ini dapat memprediksi karakter anak hingga dewasa kelak.  Di dunia  fana ini  pemberian utama  kepada anak dari orang tua, bukan uang, bukan rumah, bukan tanah, namun  akhlak mulia,  selain itu adalah pendidikan dan pengasuhan yang baik. Lewat pengasuhan dan  memberikan contoh yang baik, anak-anak akan tumbuh dan berkembang  menjadi pribadi yang mulia. Akibatnya dia berguna bagi keluarga, masyarakat , agama dan bangsa.  Oleh karena itu, maka benar adanya pesan leluhur kita, yakni Bukan tentang apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu, melainkan apa yang kamu tinggalkan dalam diri anak-anakmu."

Dan meyakini bahwa anak mendapatkan informasi dan skill baru dengan mengamati perilaku orang sekitarnya. Meski demikian, mengamati ini tak harus selalu secara langsung. Memberikan kebahagiaan kepada anak sama pentingnya dengan memberikan tantangan untuk mereka hadapi. Namun semua itu engkau tak berikan padanya. Kini kita tidak bisa menaruh harapan negeri ini padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun