Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Lebih Dekat Asam Humat pada Pupuk

25 Januari 2021   09:18 Diperbarui: 25 Januari 2021   09:33 6954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

METODE ISOLASI ASAM HUMAT

Menurut Stevenson (1982),  asam humat  dapat diekstraksi dari tanah dengan memperhatikan beberapa kriteria ,antara lain (1) tidak menimbulkan perubahan zat-zat yang diekstraksi, (2) bebas dari kontaminan senyawa an organik, seperti lempung dan kation-kation polivalen, (3) dapat menggambar fraksi-fraksi dengan rentang berat molekul, (4) metode bersifat universal, dan semuanya cocok dengan jenis tanah.

Hasil asam humat (HA) sebagian tergantung pada periode isolasi (ekstraksi dan fraksinasi), ekstraktan yang digunakan, dan kondisi seperti suhu, perlakuan awal, dan kompos: rasio ekstraktan ekstraksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara waktu ekstraksi, waktu fraksinasi, dan hasil HA dari daun nanas kompos (Ananas comosus), serta hubungan antara kedua variabel (waktu ekstraksi dan waktu fraksinasi) secara terpisah. hasil HA dari kompos ini. 

Prosedur standar (dengan beberapa modifikasi) menggunakan 0,1M NaOH digunakan untuk mengisolasi HA dari kompos. Meskipun ada hubungan kuadrat antara waktu ekstraksi dan hasil HA, tidak ada hubungan antara waktu fraksinasi dan hasil HA. 

Pengamatan ini memungkinkan isolasi HA kompos dalam waktu 24 jam atau kurang dari waktu rata-rata 48 jam yang ada, sehingga membantu dalam memfasilitasi gagasan untuk memproduksi kalium humat sebagai pupuk kalium daun dari daun nanas yang dikomposkan dan sisa tanaman terkait, bukan terbuka. pembakaran, praktik yang memiliki efek lingkungan yang tidak diinginkan.

Untuk melakukan isolasi dapat dilakukan  dengan  mengektrasi  2 kg  gram tanah gambut  dengan 20 Liter  NaOH 0,1 N (perbandingan tanah dengan pelarut 1 : 10) digoyang  pada  shaker selama  1 hari  dengan tekanan 1 atmosfer nitrogen.  Supernatan yang bersifat alkalis dipisahkan dari residunya dengan cara disentrifugasi, kemudian diasamkan dengan larutan HCl 6 N hingga pH 1 dan didiamkan selama 16 jam pada suhukamar, selanjutnya akan terbentuk dua lapisan, supernatan (asam fulvat I ), dan endapan (asam humat). Dengan cara sentrifugasi selama 10 menit  dengan kecepatan 10000 rpm, kedua fraksi itu ( asam fulvat dan asam humat ) dapat dipisahkan. Endapan merupakan asam humat kotor (crude humic acids) yang perlu dimurnikan lebih lanjut.

Selanjutnya, dilakukan pemurnian Asam Humat Asam humat kotor (crude humic acids) yang diperoleh, dilarutkan ke dalam 2500 mL larutan KOH 0,1 N di bawah kondisi atmosfer nitrogen. Ke dalam larutan ditambahkan sejumlah tertentu garam KCl hingga konsentrasi ion K+ dalam larutan tepat 0,3 M dan kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 6 menit, sehingga terbentuk dua lapisan. 

Lapisan atas berupa supernatant (asam humat dan asam fulvat) dipisahkan dari pengotor padatan yang berada pada lapisan bawah dengan cara didekantasi. Selanjutnya supernatant yang merupakan campuran asam humat dan asam fulvat diasamkan dengan larutan HCl 6 N hingga pH 1 dan didiamkan selama 16 jam, sehingga dalam sistem terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas merupakan supernatan asam fulvat fraksi II dan lapisan bawah merupakan padatan asam humat.

 Padatan asam humat yang diperoleh dimasukkan ke dalam wadah plastik yang berisi larutan campuran 0,1N HCl/ 0,3 N HF dan didiamkan selama 7 hari pada suhukamar. Endapan dan supernatan dipisahkan dengan cara disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 6 menit. Diambil endapannya yang merupakan asam humat murni.

Proses pemurnian tersebut dilakukan sebanyak 2 kali. Dalam proses pemurnian tersebut banyak menggunakan HCl sehingga sangat mungkin asam humat banyak mengandung ion Cl- . Untuk menghilangkan ion Cl- dilakukan pembilasan dengan akuades secara berulang. Uji Cl- dilakukan dengan cara menambahkan larutan AgNO3 ke dalam air bilasan asam humat. 

Jika terbentuk endapan putih AgCl, berarti di dalam asam humat tersebut masih mengandung ion Cl- sehingga perlu pembilasan lebih lanjut. Pembilasan dihentikan jika dalam air bilasan asam humat tidak terbentuk endapan putih dengan penambahan larutan AgNO3 . Setelah selesai proses pemurnian, asam humat dikeringkan dengan freeze dryer. Asam humat yang diperoleh berbentuk serbuk cokelat kehitaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun