Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Lebih Dekat Asam Humat pada Pupuk

25 Januari 2021   09:18 Diperbarui: 25 Januari 2021   09:33 6954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sifat-sifat lain  seperti kelarutan,  perubahan pH, interaksi dengan gugus hidrofobik, dan daya ikat terhadap  logam, menyebabkan  Asam humat dikategorikan sebagai  senyawa amfifilik. Amfifilik adalah senyawa kimia yang bersifat hidrofilik dan lipofilik. Hidrofilik adalah senyawa yang bersifat mengikat air, sedangkan lipofilik adalah senyawa yang bersifat mengikat lemak. Akibatnya asam humat  dapat larut dalam senyawa polar dan non-polar. Asam humat umumnya dianggap larut dalam kondisi netral hingga basa. 

Dalam media alkali, gugus fenolik dan karboksilat terdeprotonasi, dan gugus tolakan bermuatan negatif Setelah penurunan pH, gugus fungsi diprotonasi, dan gugus fungsi efek tolakan diminimalkan, menyebabkan molekul mengadopsi bentuk melingkar dan struktur kompak, dan mirip seperti misel molekul-molekul ini membentuk agregat pada sebuah tingkat intramolekuler.

Mengikat Kationik Logam 

Kemampuan HA untuk mengikat logam kationik dan membentuk kompleks membuatnya berguna dalam berbagai aplikasi, seperti pengangkutan mikronutrien dari tanah ke tanaman, penghilangan logam berat dari tanah dan air, penghambatan pembentukan radikal bebas dengan katalisis logam, reduksi, dan stabilisasi logam nanopartikel.

Peran ion logam dalam larutan sama dengan peran ion H+ yaitu muatan netralisasi terhadap OH-, dan semakin tinggi muatan, semakin efektif kation dalam pembentukan pseudo-misel. Selanjutnya, kation multivalen berinteraksi dengan fenolik dan kelompok karboksilat pada rantai yang berdekatan, meningkatkan domain pseudo-misel dan menimbulkan  efek deterjen, seperti yang dikemukakan oleh von Wandruszka adalah sebagai berikut. 

Interaksi antara molekul HAs dan kation logam pada awalnya seluruhnya elektrostatis, dan kation bergerak di dalam struktur secara termodinamiki dengan kebutuhan energi terkecil. Proses ini membentuk kompleks logam-Has yang  bulat. Studi tentang ikatan logam-HAs telah menunjukkan bahwa interaksi ini bervariasi sesuai dengan logam dan dipengaruhi oleh konsentrasi logam dan asal, berat molekul, dan konsentrasi HAs

Karakteritik Kimia  Asam Humat

Zat  asam humat terdiri dari inti aromatik dengan substituen fenolik dan karboksilat, yang saling terkait; dengan Gugus fungsional yang berkontribusi paling besar terhadap muatan permukaan dan reaktivitas zat humat adalah gugus fenolik dan karboksilat.

 Asam humat berperilaku sebagai campuran asam dibasa, dengan nilai pK1 sekitar 4 untuk protonasi gugus karboksil dan sekitar 8 untuk protonasi gugus fenolat. Ada kemiripan yang cukup besar di antara asam humat individu. Untuk alasan ini, nilai pK terukur untuk sampel tertentu adalah nilai rata-rata yang berkaitan dengan spesies penyusun. Karakteristik penting lainnya adalah kepadatan muatan. 

Molekul dapat membentuk struktur supramolekul yang diikat oleh gaya non-kovalen, seperti gaya van der Waals, -, dan ikatan CH-.  Kehadiran gugus karboksilat dan fenolat memberi asam humat kemampuan untuk membentuk kompleks dengan ion-ion seperti Mg2 +, Ca2+, Fe2+, dan Fe3+. Banyak asam humat memiliki dua atau lebih gugus ini yang diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan pembentukan kompleks kelat.  Pembentukan kompleks (kelat) merupakan aspek penting dari peran biologis asam humat dalam mengatur ketersediaan hayati ion logam.

Asam humat komersial, yang terutama berasal dari batubara lignitik, banyak digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanah dan tanaman. Asam humat yang diaplikasikan pada tanah yang berasal dari leonardit dan batubara lignitik umumnya berhasil meningkatkan hasil panen kentang, gandum , selada, dan jagung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun