Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tomat Sebagai "Apel Surga" Baru Sebatas Impian

2 Oktober 2020   23:53 Diperbarui: 3 Oktober 2020   01:25 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi pribadi

Kenangan saya, ketika masih duduk di bangku SMP di era  pertengahan tahun 1970 , bersama ayah saya, yang petani diajak bertanam tomat, tidak banyak ,  biasanya sekitar 200 pohon di sawah, setelah musim padi, memasuki musim tanam palawija.

Karena pembagian air di subak Gelgel Klungkung Bali, itu dua kali padi dan sekali pala wija. Saat palawija itulah ayah sering menanam tomat. Alasannya mudah dan harganya stabil. 

Namun harus pintar juga, kalau musim hujan, tanaman tomat itu bisa gawat, terserang hama, penggerek buah. Kalau itu terjadi petani memang rugi.

Namun kini petani di sawah-sawah itu, sudah sangat jarang menanam tomat, kalah dengan komoditas yang laku dan cepat yaitu, jagung manis. Sebab kata teman-teman saya yang masih melanjutkan profesi petaninya, menyebutkan harga tidak stabil, hanya memasuki pasar lokal, dan kuaitas buah tomatnya kalah dengan wilayah dari daerah dingin seperti Bedugul, atau Kintamani yang wilayahnya di pegunungan sejuk memang.

Tanaman Tomat, dengan nama ilmiah "Solanum lycopersicum " memang menarik . Bila anda berpergian  ke  Bedugul Bali, hamparan kebun tomat sangat luas yang menghayutkan pandangan mata. Dan,  di lokasi Pasar sayur-mayur di Baturiti Tabanan Bali, tomat menjadi komoditas yang dominan.

Buahnya yang merah kekuningan, dengan batang yang banyak bercabang. Daunnya agak berbulu, dan sangat berbau, bentuk daunnya majemuk menyirip, dan panjang hingga 45 cm. Bunga dengan lima kelopak berwarna kuning, seperti liontin, dan bergerombol.

Tampilan itu, tentu memberikan kesan yang indah, bisa menjadi tanaman hias yang produktif,jika sekedar hobi menanam di pekarangan rumah. Artinya tidak membutuhkn lahan luas, karena bisa ditanam dalam pot atau polibag. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan mudah, yang penting rajin menyiraminya dan memberinya pupuk secara periodik.

Di rumah saya, saya menanami pohon tomat dalam polibag, bibitnyapun didapat dari ketika memasak di dapur, bijinya di semai, tumbuh baik dan pindahkan dalam pot, ringkas dan sangat simpel, bukan, setelah 2 bulan, saya sudah bisa memetik buahnya.

Keberadaanya sangat membantu kami, ketika membuat sayur segar, jus atau sambal  tak perlu pusing membelinya. Tanaman itu menjadi solusi yang baik.

Ada 5 (lima) jenis buah tomat berdasarkan bentuk buahnya yaitu : (1.)Tomat biasa (L. commune) yang banyak ditemui dipasar-pasar . (2)Tomat apel atau pir (L. pyriporme) yang buahnya berbentuk bulat dan sedikit keras menyerupai buah apel atau pir. Tomat jenis ini juga banyak ditemuin di pasar local. (3.)Tomat kentang (L. grandifolium) yang ukuran buahnya lebih besar bila diabndingkan dengan tomat apel. (4) Tomat gondol (L. validum) yang bentuknya agak lonjong, teksturnya keras dan berkulit tebal. (5)Tomat ceri (L. esculentum var cerasiforme) yang bentuknya bulat kecil - kecil dan rasanya cukup manis.

Tomat merupakan tanaman yang sangat digemari, Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman buah penting di Amerika, Eropa Selatan, Timur Tengah, dan India, dengan produksi yang meningkat di Cina, Jepang, dan Asia Tenggara. Dan dikenal sebagai sayuran yang populer.

SENYAWA BIAKTIF BUAH TOMAT

Dalam sebutir buah tomat, kandungan airnya tidak kurang dari 95 persen., sisanya yang 5 persen terdiri dari karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral. Kandungan energinya sebanyak 20 kalori (termasuk rendah) dan 1,2 gram serat, dan 5 gram karbohidrat. 

Dalam 5 persen itu jualah ada senyawa bioaktif penting, seperti kelompok senyawa isoprenoid yang sangat yang meliputi likopen, b-karoten, g-karoten, z-karoten, fitoena, fitofluena, lutein, neoxanthin, violaxanthin, a-cryptoxanthin, zeaxanthin, b-cryptoxanthin, cyclolycopene, neurosporene, dan b-karoten-5,6-epoksida.

Likopen adalah konstituen tomat yang paling banyak dipelajari dan terbukti aktivitas antioksidan dan antikanker. Bahkan, tomat dan tomatobased makanan, seperti saus tomat, pasta tomat, dan sebagainya dikenal sebagai sumber utama asupan karotenoid di banyak negara.

Selain itu, pigmen yang tidak larut dalam air ini merupakan salah satu karotenoid utama hadir dalam tomat, juga bertanggung jawab atas warna merahnya. Sama seperti semua karotenoid, likopen memiliki struktur dengan rantai panjang dienes. 

Namun, jumlah ikatan rangkap terkonjugasi lebih tinggi dalam strukturnya menjadikannya sebagai pemadam oksigen tunggal yang ampuh dan, berdasarkan beberapa laporan, keefektifan likopen dan antioksidan aktivitas 10 kali lebih tinggi dari vitamin E.  

Hampir semua ilmuwan mengakui likopen sebagai yang paling bermanfaat dari  tomat dengan efek peningkatan kesehatan. Selain aktivitas antioksidannya, temuan terbaru telah membuktikan bahwa likopen berperanan penting dalam komunikasi antar sel dan  menjaga jalur  sistem metabolisme dan kekebalan tubuh manusia.

KISAH PENYEBARAN TANAMAN TOMAT

Lalu dari mana tomat berasal? Tomat, yang tercatat dalam naskah "The Tomato in America" Smith, A. F. (1994) yang ditulis Andrew F. Smith, menyebutkan bahwa asal-usulnya adalah dari Amerika Selatan.

Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Lalu dibawa bangsa Spanyol ke Eropa, selanjutnya ke daerah jajahannya, seperti ke Filipina dan dari sana diyakini menyebar ke Indonesia.

Di Indonesia sentra penghasil tomat adalah Magelang, Temanggung, Malang, Boyolali, Bandung, Garut, Sukabumi, Enrekang, Karo, Kerinci, Lombok Timur.

Lalu mengapa negara kita tidak menjadi eksportir buah tomat.?  padahal tomat merupakan komoditas holtikultura yang sangat potensial, dan perlu ditangani secara serius terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya.

Masalahnya tentu amat rumit , kajian-kajian telah dilakukan dengan seksama, intinya adalah 'jalur distribusi 'tomat yang mengakses petani belum optimal. Jika petani , tak cakap, maka tomat cepat rusak. Untuk menanggulangi itu, buah ini juga nampak perlu dilakukan 'proses pengolahan pasca panen,sehingga meningkatkan nilai tambah. Di terminal ini maka, tomat sebagai "apel surga" kata orang Jerman, hanya sebatas impian, padahal kita memiliki lahan-lahan yang potensial untuk mengembangkan ke arah itu, cuma perlu dukungan semua pihak agar impian bisa menjadi kenyataan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dan Direktur Jenderal Hortikultura (2015) produksi tomat nasional mencapai 878.741 ton pada tahun 2015 dan mengalami penurunan 4,07% dari tahun sebelumnya yang mencapai 915.987 ton. Namun hal tersebut seringkali terjadi pada tahun-tahun sebelumnya mengingat hampir semua komoditas pertanian mengalami fluktuasi produksi setiap tahunnya.

Sebagai bahan perbandingan, bawah negara penghasil tomat di dunia, berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization (FAO), menunjukkan bahwa China merupakan negara penghasil buah Tomat terbesar di dunia, dengan jumlah produksi buah tomat mencapai 59,514,773 ton tahun 2017. Disusul ditempat kedua India dengan jumlah produksi I sebanyak 20,708,000 ton, sedangkan peringkat ketiga ditempati oleh Turki dengan jumlah produksi sebanyak 12,750,000 ton.

Lalu posisi indonesia ada dimana? Data Food Agriculture Organization menggambarkan bahwa ekspor tomat Indonesia bergerak secara fluktuatif dari 2009--2013. Ekspor tomat tertinggi pernah dicapai Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 675 ribu ton. Posisi Indonesia berada di ranking 21 di dunia. Sungguh masih bisa untuk ditingkatkan, dengan jalan pembenahan dan pemberdayaan petani, sehingga  impian tentang keejahteraan petani bisa dioptimalkan 

TOMAT SEBAGAI SUMBER SENYAWA ANTI KANKER.

Tomat menjadi salah satu alternatif bahan dasar penggalian 'senyawa bioaktif anti kanker", sebab tanaman yang dikenal di Jerman sebagai apel SURGA itu, sesungguhnya memiliki 'kandungan gizi yang padat'

Ada hal baru yang dihasilkan dari penelitian ahli tentang buah tomat. Tomat mengandung likopen, senyawa anti kanker, yang banyak terdapat didalam buah tomat matang, Likopen merupakan antioksidan golongan karotenoid yang umumnya ditemukan pada pangan yang berwarna merah. 

Kandungan likopen pada tomat segar sekitar 30-200 mg/Kg. Sebagai antioksidan, likopen mencegah radikal bebas yang berbahaya karena dapat merusak sel-sel sehat di dalam tubuh kita.

Lipkopen adalah pigmen yang memberikan warna merah atau merah muda pada berbagai buah-buahan, seperti tomat dan semangka. Sebagai zat dalam tumbuhan, pigmen memiliki sejumlah manfaat kesehatan. Manfaat tersebut termasuk meredakan sunburn (sengatan sinar matahari pada kulit) serta menjaga kesehatan jantung.

Penelitian yang dilakukan oleh Stacewicz-Sapuntzakis, M., & Bowen, P. E. (2005), membuktikan bahwa likopen pada tomat dapat menghambat sel kanker prostat. Penelitiannya dilakukan pada pasien yang didiagnosis dengan adenokarsinoma prostat.

Pasien ini diberikan Pasta tomat dikonsumsi setiap hari selama 3 minggu sebelum prostatektomi terjadwal, dan biomarker asupan tomat. Lalu yang diamati adalah perkembangan kanker prostat dan kerusakan DNA oksidatif yang terapat dalam darah dan jaringan prostat.

Hasil yang sangat didapatkan mengejutkan, yakni kerusakan DNA secara signifikan menurun drastis, Likopen darah (karotenoid utama dalam tomat yang bertanggung jawab atas warna merahnya) berlipat ganda dan konsentrasi likopen prostat meningkat tiga kali lipat selama periode penelitian itu.

Kerusakan DNA oksidatif pada leukosit dan jaringan prostat berkurang secara signifikan, yang terakhir terutama pada inti sel tumor, kemungkinan karena sifat antioksidan likopen. Yang cukup mengejutkan adalah penurunan antigen spesifik prostat dalam darah, yang dijelaskan oleh peningkatan kematian apoptosis sel prostat, terutama di daerah karsinoma. Kultur sel kanker prostat (LNCaP) juga sensitif terhadap likopen dalam media pertumbuhan, yang menyebabkan peningkatan apoptosis dan menghentikan siklus sel.

Dilaporkan juga, likopen menurunkan oksidatif cedera sel endotel yang diinduksi oleh H2O2, melemahkan ekspresi p53 dan caspase-3 mRNA dalam sel yang terluka, dan mengurangi apoptosis sel yang terluka sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya atorisklerosis penyakit kardiovaskular. Selain itu, enzim endogen antioksidan seperti superoksida dismutase, glutation peroksidase dan glutation reduktase juga dapat distimulasi oleh likopen. Sel-sel yang dilindungi oleh likopen menunjukkan reduksi kuat dalam peroksidasi lipid, yang menunjukkan likopen dapat melindungi sel mamalia terhadap kerusakan membran dan mungkin memainkan peran perlindungan terhadap pembentukan tumor yang terkait dengan kerusakan stress oksidatif.

Atas dasar inilah tomat diyakini sebagai buah 'memiliki potensi' sebagai sumber senyawa bioaktif anti kanker, "Sebuah penelitian lain membuktikan, bahwa sel tumor prostat tumbuh lebih lambat pada tikus yang diberi makan tomat dan brokoli ketimbang tikus yang diberi likopen sebagai suplemen atau hanya makan brokoli atau tomat saja.

ISOLASI SENYAWA BIOAKTIF  LIKOPEN

Informasi tentang isolasi likopen sangat penting bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang teknik isolasi likopen dari buah tomat.

Buah tomat memiliki kandungan antioksidan (likopen) yang cukup tinggi yang kemampuannya mengendalikan radikal bebas 100 kali lebih efisien dibanding vitamin E dan 12500 kali dari pada gluthation peroksidase. Likopen sendiri sudah terdaftar menjadi zat yang mampu bekerja sebagai neuroprotektif, antiinflamasi, penambah kognitif. Lalu bagimanakah cara mengisilasi likopen dari buah tomat? Beberapa tahap yang dilakukan meliputi penyiapan ekstra k likopn, isolasi dan penenutan kadar dan identifikasi, apakah yang ditemukan itu benar-benar senyawa likopen

PENYIAPAN EKSTRAK TOMAT

Bagimanakah caranya membuat ekstrak tomat  untuk memudahkan mengisolasi likopen? Pekerjaan diawali dengan penyiapan ekstrak (jus ) buah tomat. Langkah kerjanya ditimbang 1400 gram tomat tomat segar, selanjutnya diblender setalah lembut lalu disaring Air saringan tomat disaring beberapa kali menggunkan kertas saring hingga diperoleh air berwarna kuning (air tomat). Selama pengerjaan, air saringan tomat ditempatkan pada erlenmeyer yang pada bagian luar dilapisi dengan aluminium foil.

Setelah tu dilakukan penentuan aktifitas antioksidan jus buah tomat ditentukan dengan metode DPPH. Disiapkan berbagai konsentrasi jus tomat dalam tabung reaksi, yaitu dengan memipet jus tomat sebanyak 0 L, 10 L, 20 L, 30 L, 40 L, 50 L, dan 60 L. Ke dalam masing-masing tabung ditambahkan methanol hingga volume total menjadi 3000 L pada setiap tabung reaksi.

Larutan campuran methanol dan air tomat kemudian dikocok agar menyatu, kemudian ke dalam masing-masing tabung tersebut ditambahkan 1000 L cairan DPPH dan divortex kembali. Seluruh tabung dilapisi dengan alumunuim foil, dan diletakan di tempat gelap selama 30 menit. Setelah inkubasi, absorbansi diukur dengan menggunakan spektrofotometer UvVis pada panjang gelombang 517 nm. Persen inhibisi dihitung dengan rumus: Daya antioksidan = {(absorban blanko -- absorban sampel) / Absorban blanko} x 100 %

Penentuan kadar likopen Untuk menentukan kadar likopen diambil 5 gram sampel dari lapisan nonpolar yang terbentuk pada jus tomat diatas dan dimasukan ke dalam baker glass yang dilapisi dengan alumunium foil. Setelah itu, 5 gram sampel tomat tersebut dilarutkan dalam 50 ml campuran heksana, aseton, dan etanol dengan perbandingan 2:1:1 v/v, dan dikocok dengan magnetik stirer selama 30 menit. Kemudian larutan tersebut dipindahkan ke corong pemisah, lalu ditambahkan 10 ml aquadest, dan dikocok lagi dengan magnetik stirer selamat 15 menit. Setelah itu diambil lapisan non-polar (bagian atasnya) dipisahkan dengan cara membuka bagian bawah corong agar lapisan polarnya terbuang, dan ditambahkan pelarut organik, selanjutnya diukur dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis dengan panjang gelombang maksimal 417 nm.

Dan dihitung kadar likopennya dengan rumus : C = A/(E1m x B)

Dimana :

C : konsentrasi (g/100mL),

A : Absorbansi,

B : ketebalan cuvette (cm),

E1m: 3450

Akhirnya, melihat dari kemudahan menanamnya serta manfaat buahnya yang beragam bagi kesehatan manusia, maka nampaknya "tak salah orang Jerman menyebutnya sebagai apel surga. Dan, kita harus segera merealisasikan impian bahwa buah tomat itu, membawa surga ke bumi, sehingga dapat  memberikan kemakmuran kepada  masyarakat luas, khususnya petani. Moga bermanfaat *****

Referensi

1. Salehi, B., Sharifi-Rad, R., Sharopov, F., Namiesnik, J., Roointan, A., Kamle, M., ... & Sharifi-Rad, J. (2019). Beneficial effects and potential risks of tomato consumption for human health: An overview. Nutrition, 62, 201-208

2. Stacewicz-Sapuntzakis, M., & Bowen, P. E. (2005). Role of lycopene and tomato products in prostate health. Biochimica et Biophysica Acta (BBA)-Molecular Basis of Disease, 1740(2), 202-205.

3. Socaciu C. Food colorants, chemical and functional properties. USA: CRC Press; 2008.p.57

4. Zwilling, C. E., Talukdar, T., Zamroziewicz, M. K., & Barbey, A. K. (2019). Nutrient biomarker patterns, cognitive function, and fMRI measures of network efficiency in the aging brain. NeuroImage, 188, 239-251.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun