Sebagai pengajar biokimia dan kimia organik di Jurusan Kimia Undiksha,  maka saya  selalu berkutat dengan  senyawa bioaktif dari tanaman di alam, kegiatan isolasi dan karakterisasi  menjadi santapan sehari-hari. Maka, ketika mahasiswa praktikum,saya biasanya  tidak jauh-jauh mencarikan sampel, cukup dengan  menggunakan tanaman pekarangan sebagai sampel untuk mereka  latihan praktikum  analisis  senyawa bioaktifnya, dan yang paling sering  diteliti adalah  kadar Vitamin C dan senyawa Hesperidinnya yang dominan pada kulit jeruk itu
Apa itu senyawa Hesperidin?
 Hesperidin adalah senyawa yang  banyak menarik perhatian peneliti saat ini karena memiliki sifat yang khas, seperti antioksidan, antiinflamasi, hipolipidemik, vasoprotektif dan tindakan anti kanker dan penurunan kolesterol. Hesperidin juga merupakan inhibitor enzim dan menghambat fosfolipase A2, lipoksigenase, HMG-CoA reduktase dan siklo-oksigenase.
Penghambatan fosfolipase A2 (PLA2)  apa itu? Suatu enzim yang  umumnya ditemukan di jaringan mamalia serta arakhnida, serangga, dan bisa ular.  Racun  ular dan serangga sebagian besar terdiri dari melittin, yang merupakan stimulan dari PLA2. Karena peningkatan kehadiran dan aktivitas PLA2 yang dihasilkan dari gigitan ular atau serangga, asam arakidonat dilepaskan dari membran fosfolipid secara tidak proporsional. Akibatnya, peradangan dan rasa sakit muncul di lokasi  tempat gigitannya itu.
Hesperidin menjadi andalan melumpuhkan kinerja PLA2, artinya hesperidin itu dapat digunakan sebagai penawar  bisa ular dan racun dari serangga.
Secara struktur hesperidin adalah  senyawa bioaktif  polifenol  pada kelas flavanon glikosida. Senyawa glikosida adalah senyawa bahan alam yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Bagian gula biasa disebut glikon sementara bagian bukan gula disebut sebagai aglikon.
Senyawa  Hesperidin ini, ditemukan oleh Kimiawan Perancis  tahun 1828, Lebreto, senyawa itu disolasi  dari lapisan dalam kulit jeruk (mesocarp, albedo). Temuannya dimuat dalam Journal de Pharmacie et de Sciences Accessories, dengan judul "Sur la matiere cristalline des orangettes, et analyse de ces fruits non encore developpes, famille des Hesperidees". Hesperidin diyakini berperan dalam pertahanan tanaman.
Menurut Li C1, dan Schluesener H (2017)  yang melaporkan temuannya tentang  Hesperidin bermanfaat bagi kesehatan, hal tersebut telah dilakukan lewat  uji praklinis dan uji klinis ternyata menunjukkan efek terapi hesperidin dan hesperetin aglikonnya dalam berbagai penyakit, seperti gangguan neurologis, gangguan kejiwaan, dan penyakit kardiovaskular dan lain-lain, karena sifat anti-inflamasi, antioksidan, penurun lipid, dan kepekaan terhadap insulin, tentu berita ini khabar menyenangkan bagi mereka yang  suka mengkonsumsi jeruk
Khabar baik lainnya adalah hasil penelitian  Tabeshpour, dan kawan-kawan  (2020)terhadap senyawa hesperidin , tepatanya adalah  flavanone hesperidin.
 terjadi sifat hepatoprotektifnya melalui mekanisme yang berbeda termasuk peningkatan aktivitas elemen respons seperti faktor 2 / antioksidan dan heme oksigenase  serta tingkat antioksidan enzimatik dan non-enzimatik. Lebih lanjut, pengurangan kadar protein kelompok mobilitas tinggi pada penghambat protein-alpha kappa B, matriks metalloproteinase-9 dan protein C-reaktif adalah beberapa mekanisme hepatoprotektif penting yang diturunkan dari hesperidin. Artinya adalah, hesperidin mampu melindungi terhadap kerusakan hati dari peradangan dan / atau racun alami dan racun kimia yang dimediasi oleh stres.
Senyawa esperidin dari kulit jeruk mencuat ketika demam COVID-19 merebak, senyawa ini ditengarai dapat berfungsi sebagai menjaga stamina tubuh, sehingga tidak mudah terserang virus yang mengerikan itu.