Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kebun dan Pesan Guruku yang bijak

7 September 2019   07:13 Diperbarui: 7 September 2019   07:24 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia mulai berkata lagi, . Akan tetapi, menerapkan petunjuk kitab-kitab itu dengan penuh bakti dapat diibaratkan dengan minum susu kental. Apa gunanya memilih air dadih encer, dan bukannya susu yang kental? Pelaksanaan adalah kekuatan sejati. Khotbah, penyebarluasan, dan kecendekiawanan tanpa penerapan sama saja dengan sekadar pamer atau berlagak. 

Prakteklah yang penting, bukan sekadar berkhotbah. Apa gunanya manusia mempunyai harta yang sangat banyak jika ia tidak dapat memperoleh kesenangan dan kemudahan apa pun dari harta itu? Sekalipun ada banyak air di dalam danau, seekor anjing hanya dapat menjilati air itu dan tidak dapat meminumnya. Seperti itulah nasib orang yang kikir.

Anakku, begitu dia menyebut saya, Kini manusia dikaruniai berbagai jenis pengetahuan, kekayaan, dan kemampuan, tetapi apa gunanya? Sifat serakah yang jahat membuat semua anugerah ini tidak berguna baginya. Karena pengaruh Kali Yuga, kini ketamakan manusia tiada batasnya. Ia tidak menggunakan kekayaannya untuk dirinya sendiri, dan juga tidak membagikannya dengan orang/ makhluk lain. 

Tidak mengapa seandainya. ia tidak membagikan kekayaannya dengan orang-orang lain, tetapi ia juga tidak bisa melihat orang lain senang. Bahkan binatang pun tidak mempunyai ketololan menyembunyikan harta dan sifat jahat merampok. 

Namun, kini cacat semacam ini sudah menjadi-jadi dalam diri manusia. Tanpa melenyapkan cacat cela ini, latihan spiritual seperti japa, meditasi, dan puja tidak ada manfaatnya. Pemujaan kepada Tuhan tanpa kasih, dan bakti tanpa iman, semuanya tidak berguna. 

Mungkin seseorang tidak mempunyai pengetahuan apa-apa, mungkin ia tidak mendengarkan ajaran kitab-kitab suci, dan mungkin ia tidak memahami makna yang terkandung dalam ajaran-ajaran itu, tetapi cukuplah bila ia mempunyai kasih dan iman

Akhirnya saya menjadi terkesan lagi dengan ajarannya ,  Orang yang serakah tidak akan sukses dalam segala usahanya. Ia akan berbuat dosa dan akan ditertawakan semua orang. Keluarganya sendiri akan meninggalkannya. 

Ia akan kehilangan segenap harta dan tidak akan dihormati. Ketamakannya akan mendatangkan kehancuran total" saya mengangguk setuju,  pesan itu saya bagi pada pembaca budiman, moga bermanfaat****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun