Nah sekarang, beda jauh. Lengan dibikin tidak lagi pakai bolongan yang dihitung pakai angka njelimet dan rumus yang bikin pusing. Baju dan lengan dipasang dengan jahitan lurus. Cuma dari leher sampai bagian jahitan lengan, dibikin sedikit menurun.
Saya mikir, ini revolusi bentuk lobang lengan baju siapa yang mencetuskannya ya? Mudah dan tidak mumet, tapi kok dilihat bagus-bagus saja.Â
Saya tanya ke anak gadis, gimana dipakai di badan, nyaman nggak. Eh katanya nyaman dan pede. Nah lho..Tambah lagi katanya lebih keren karena lengannya jadi lebih longgar.
Si gadis juga cerita, pakai atasan model begitu, anti lengket ke ketiak, jadi tidak memicu bau keringat. Wah bonus dong ya..
Walhasil, dengan berbagai revolusi pembuatan model baju yang demikian, wajarlah kalau sekarang saya mundur teratur. Tidak lagi mimpi buka konvensi, tidak lagi mimpi punya butik.
Saya cukup membeli di pasar Tanah Abang yang modelnya juga kekinian, atau sesekali ke mall besar tapi cari di keranjang diskonan. Sesekali waktu boleh juga cek-cek sale di toko online. Tak perlu lelah menjahit, tak perlu lelah cari ide. Mau model bagaimana, warna apa juga sekarang gampang dicari..
Tapi alasan utama memang karena factor usia. Sudah punya anak gadis yang kuliah semester tiga, fisik saya pun sudah beda jauh dengann ketika baru lulus kuliah. Hahaha..Selamat tinggal mimpi punya butik...
Mampang Prapatan 8 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H