Dear tempe....
Kamu dan kolegamu hidup di negeri bertanah subur. Tak berlebihan jika tanda tanya itu muncul ketika kamu hilang di pasaran. Kecuali memang negeri ini salah urus salah atur.
Karena itu sekali lagi, please, jangan lama-lama menghilang. Cobalah bersuara ke pemerintah, jangan suka memainkan harga pangan. Sebab pangan itu urusannya perut. Memainkan harga pangan itu artinya sama saja dzolim kepada rakyat.Â
Dalam ilmu agama, dzolim itu urusannya sampai akherat. Bisa jadi urusan dunia selamat. Tetapi pengadilan akherat jauh lebih dasyat.Â
Kelak dihadapan Sang Khalik, ratusan juta rakyat yang terdzolimi bakal datang meminta pertanggungjawaban. Jika sudah begitu, seberapa pun tingginya gunungan pahala yang dikoleksi bakal tak bersisa bahkan bisa jadi dapat limpahan dosa. Ngeri bukan?
Siapa tahu suaramu dan suara kolegamu bisa lebih didengar pemerintah. Sebab kamu dan kolegamu yang jadi salah satu penyebab pemerintah dzolim kepada rakyat.Â
Ini saat yang tepat kamu dan kolegamu bersatu bantu makmak, biar suara makmak nggak cuma di depan abang tukang sayur, tapi bisa tembus gedung Senayan hingga gedung di Medan Merdeka Utara. Â Makmak sangat berharap bantuanmu...
Mampang Prapatan 21 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H