Mau ganti ikan asin, juga tidak mungkinlah. Makan ikan asin dari pagi, siang hingga sore selama tiga hari, bisa jadi darah tinggi, komorbid dadakan.Â
Di tengah situasi pandemi yang belum jelas kapan berakhir, semua orang yang punya komorbid berjuang mengontrol sakitnya. So pasti yang masih sehat, nggak perlu mengorbankan diri jadi pasien komorbid gara-gara kamu dan kolegamu menghilang.
Dear tempe...
Kamu memang bukan cinta sejati para makmak. Tetapi dipaksa menahan rindu hingga Kamis, bisa jadi makmak bakal ada yang menangis.Â
Bukan tangisan memendam rindu yang pasti. Tetapi karena tanpamu, anggaran dapur menanjak tak kira-kira. Padahal uang belanja dari para suami tidak lantas disesuaikan.Â
Jadi bayangkan bagaimana makmak harus kembali belajar matematika, membagi angka pembilang yang sama dengan angka penyebut yang lebih besar dari biasanya. Pusing bukan? Sementara pusing urusan sekolah online juga belum sepenuhnya berakhir, sekolah masih on off digoda sang pandemi.
Karenanya, please jangan lama-lama kamu menghilang. Kasihan makmak, pasti mereka susah memicingkan mata dimalam hari gegara pusing atur uang belanja.
Jujur, ketika kamu dan kolegamu ada melimpah di pasaran, makmak tambah pinter dan kreatif. Ada saja cara makmak mendandani kamu hingga enak disantap di meja makan. Kamu tak harus selamanya tampil jadi tempe goreng.Â
Makmak sering juga memasakmu jadi tempe bacem, orak-arik tempe, keripik tempe, oseng-oseng tempe, lodeh tempe. Pun dengan tahu, makmak malah banyak pakai untuk campuran sayuran oseng.Â
Taoge, kacang panjang, daun so, melinjo, sawi putih, kol, labu siam, kangkung. Tanpa kamu dan kolegamu ikut campur, sayur oseng terasa kurang yahud.