"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"
Tujuan dari berpuasa sebenarnya untuk pengendalian diri, peningkatan kekuatan fisik dan semakin sehat juga bugar.
Belief-Value (Keyakinan dan Nilai-Nilai) bisa dideteksi oleh kekuatan sumpah Mubahalah untuk mengecek kebenaran keyakinan seorang terhadap seorang lain. Apabila seorang telah berdusta atas keyakinannya, otomatis ia akan mengalami kecelakaan, penyakit parah hingga kematian. Ini berkaitan dengan kekuatan pikiran yang terakses ke alam bawah sadar. Dalam Al-Quran pun dijelaskan di Surah Al-Imran Ayat 61 yang berbunyi:
“Siapa yang membantahmu (tentang kisah Isa) sesudah datang ilmu (yang sampai kepadamu), maka katakanlah (kepada mereka): Marilah kita memanggil anak- anak kami dan anak- anak kamu, istri- istri kami dan istri- istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah, kemudian kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang- orang yang dusta."
Ada fenomena unik yang terjadi pada seorang Guru saya yang menggeluti olahraga pernafasan Mahatma (Maju Sehat Bersama) yang ditantang sumpah mubahalah oleh tetangganya sendiri karena perkara kepemilikan lahan. Namun yang terjadi tetangga sendirinya lah yang terkena dampak dari sumpah mubahalah, yakni meninggal karena kepalanya terbentur keras di kamar mandi rumahnya. Sementara guru saya karena memang ada di jalur yang benar, selamat atas kejadian ini.
Identity (Identitas) sejati diri bisa diketahui dengan peningkatan efektivitas 4 kecerdasan diri yang saya jelaskan sebelumnya melalui pendekatan neuroscience (Akal, Hati dan Keberanian) juga temuan saya tentang kecerdasan perkataan. Allah pun mewajibkan kita untuk mengenal hakikat diri, sebelum dapat mengakses pengetahuan yang bersifat keruhanian.
Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda: من عرف نفسه، فقد عرف ربّه “Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu”. Yang artinya: “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.”
Sebagaimana dikutip dari Kitab Kimiya' As-Sa'adah yang ditulis Imam Al-Ghazali, bahwa mengenal diri adalah kunci untuk mengenal Allah S.W.T lebih dekat.
Spiritual (Keruhanian) jika dalam kemistisan bisa berupa peristiwa Isra Miraj yang dilalui oleh Baginda Rasul Muhammad S.A.W dalam satu malam. Peristiwa ini sejatinya dapat dialami manusia yang berkeinginan luhur apabila manusia sudah mengenal dirinya.
Ketika input sugesti yang membentuk karakter sang diri begitu indah dan mulia, maka seorang dapat merasakan euforia di Mirajkan Ruhnya keluar dari tubuh untuk merasakan ketinggian kehidupan di alam/planet atas yang bahkan menembus langit ke-7 seperti yang dialami oleh baginda Rasul.
Namun perlu adanya "Access Granted" dari Tuhan Yang Maha Perkasa untuk mampu dimirajkan. Maka syaratnya ia harus dicintai Allah. Bahkan Rasul pun dicap gila oleh orang-orang semasa hidupnya karena menceritakan peristiwa Isra Miraj ini.