Mohon tunggu...
Intan Safira Salsabila
Intan Safira Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Disrupsi dan Tantangan Lembaga Pendidikan dalam Mengoptimalkan Gamifikasi Daring Selama Masa Pandemi Covid-19

29 Juni 2022   16:40 Diperbarui: 29 Juni 2022   16:46 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi covid 19 terjadi sejak Februari 2020 lalu. Masalah ini muncul berawal dari

suatu wabah penyakit yaitu virus corona yang biasa disebut covid 19. Hampir semua aspek

kehidupan mengalami perubahan. Dunia ekonomi semakin melemah, hubungan social

semakin menurun karena kurangnya interaksi secara langsung, dan terutama pada dunia

pendidikan. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan -- kebijakan, salah satunya adalah

meliburkan aktivitas pembelajaran secara tatap muka atau luring. Hal ini dilakukan sebagai

upaya untuk mencegah penularan covid 19.

 Siswa dan guru pun diharapakan untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi

dalam belajar menagajar secara daring selama pandemi. Pemberlakuan lockdown yang

kemudian menuntut untuk belajar dari rumah dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Tidak jarang membuat guru, siswa atau bahkan orang tua murid yang kaget dengan situasi

ini. Hal ini kadang membuat orang tua murid merasa lelah, bosan bahkan stres menghadapi

anak dalam menuntaskan tugas belajar dirumah. Guru pun juga dituntut untuk kreativ

dalam menjalankan metode pembelajaran daring, agar para siswa tidak mudah bosan dalam

belajar. Tidak sedikit siswa yang mengeluh karena jenuh dengan sistem pembelajaran

secara daring yang dilakukan setiap hari. Mereka cenderung menginginkan pembelajaran

secara tatap muka atau luring yakni mereka dapat melihat guru secara langsung, dan dapat

bertemu dengan teman temannya secara langsung. Kemudian banyak juga siswa yang

mengikuti pembelajaran di awal saja dalam beberapa pertemuan.

 Dalam penerapan belajar online, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan

belajar seperti, siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang tidak mengerti banyak

tentang penggunaan teknologi, hal ini sering terjadi pada siswa tingkat TK dan SD (Sekolah

Dasar). Selain itu, masalah utama yang dialami siswa adalah jaringan yang tidak memadai.

Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa atau bahkan bagi orang tua karena orang

tualah yang dituntut untuk mendampingi anak dalam proses belajar online, dan tidak sedikit

juga orang tua yang paham mengenai penggunaan teknologi, hal ini akan menghambat

keaktifan anak dalam proses belajar daring.

Dunia pendidikan saat ini sedang mengalami masalah besar akibat pandemi covid 19.
Yang awalnya belajar secara tatap muka kini harus belajar secara daring. Namun pada
situasi saat ini kita harus bersyukur karena adanya perkembangan teknologi yang sangat
pesat. Hal ini dapat membantu kita untuk melakukan pembelajaran yang sempat terhenti.
Inilah era disrupsi. Inovasi teknologi mampu mengubah pola-pola lama kehidupan sosial
bahkan menciptakan anomali (Christensen, 2015). Kita telah menuju fase masyarakat
digital. Perubahan dan konvergensi teknologi yang begitu cepat dan merambah ke berbagai
hal seperti sosial, ekonomi dan politik membuat lingkungan aktivitas kita berubah amat
cepat dan terjadi dalam skala besar. Di Indonesia terutama dikota kota besar sudah beralih
menggunakan aplikasi -- aplikasi untuk belajar online seperti Google class room, Zoom
meeting, Youtube. Hal itu untuk memudahkan para siswa atau mahasiswa dalam belajar.
Namun di sebagian tempat lembaga pendidikan kewalahan dalam menghadapi situasi ini.
Meski telah ada kehadiran alternatif belajar, nyatanya kondisi di lapangan sangat kompleks.
Belajar dengan wahana ruang maya ternyata tidak selamanya bisa menjadi alternative.
Sebelumnya, belum pernah terdapat krisis yang sanggup mendistrupsikan sistem
pendidikan secara masif. Nampaknya memang baru pertama kali ini mendapati situasi
semacam ini dimana mewabahnya pandemic covid 19 melahirkan situasi yang kompleks
dan multidimensional. Kita dihadapi dalam situasi krisis yang menyentuh setiap aspek
kehidupan. Dari aspek kesehatan, mata pencaharia, interaksi social dan ekonomi sampai
politik, seluruhnya terdampak tidak terkecuali pendidikan.
 Selama pandemic untuk memberikan pendidikan yang efektif, tidaklah mudah dan
diperlukan adanya kerja sama antara guru, murid dan orang tua. Tanpa adanya kerja sama
pendidikan akan efektif. Ada pun hambatan dalam proses pembelajaran daring yaitu akses
internet tidak stabil, masih banyak wilayah Indonesia belum dijangkau internet. Salah satu
tercapainya pembelajaran yang efektif adalah kecepatan internet yang memadai dan stabil.
Tanpa adanya koneksi internet stabil, murid tidak akan mendapatkan materi pembelajaran
secara utuh dan proses pemahaman pun terbatas. Ketimpangan akses terhadap internet
tersebut dapat terlihat jelas ketika kita membandingkan antara wilayah perkotaan dan
pedesaan. Inilah tantangan pendidikan yang kita alami saat ini. Berbagai macam upaya yang

dilakukan lembaga pendidikan sebenarnya tidak benar -- benar efektif. Alternatif belajar

berbasis online tersebut, secara konsisten tidak lepas dari pengaruh kapasitas masyarakat

dan ketesediaan perangkat teknologi. Karena faktor tersebut pada akhirnya pemerintah

meniadakan ujian nasional, karena sistem ujian berbasis komputer dan internet tidak

memadai untuk diterapkan diseluruh penjuru negri. Berdasarkan hasil survey asosiasi

penyelenggaraan jasa internet (APJI), yang rilis pada bulan mei 2019, hanya ada 64,8

persen penduduk yang menggunakan internet atau terdapat 171, 17 juta pengguna dari 265,

16 juta jiwa.

 Masalah diatas mencakup dalam realitas pendidikan kita saat ini dan menjadi

tantangan dalam memasuki era disrupsi teknologi dan perlu mengambil pandangan

lebih luas. Kita tidak bisa hanya berdamai dengan keadaan tetapi kita juga perlu

melakukan trobosan dalam menghadapi perubahan. Era disrupsi merupakan

konsekuensi modernitas bagian dari konsekuensi modernitas, dan upaya lembaga

pendidikan dalam menyesuaikan perkembangan zaman. media digital saat ini sudah

diadaptasi dalam kurikulum di perguruan tinggi dengan program studi yang bervariasi.

Seperti Website, mobile applications, mobile game dan lain sebagainya bisa dijadikan dasar
pendekatan. Realitas pendidikan saat menjadi tantangan kita bersama, kita perlu mengambil
pandangan lebih luas bahwa dimasa depan tantangan besar pendidikan kita semakin besar.
Era disrupsi adalah suatu keniscayaan yang sulit dibendung. Suka atau tidak suka dan mau
tidak mau, kita harus menerima kenyataan kecenderungan ini. Karena itu, yang harus kita
lakukan ialah penyiapan dan percepatan adaptasi dengan segala perubahannya. Dan agar
pembelajaran tidak membosankan bagi siswa, setiap guru merancang atau mendesain
pembelajaran dengan ringkas dan sederhana agar dapat dipahami oleh siswa. Kita semua
tau pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Misalnya ketika
tatap muka dapat bertemu dengan siswa secara langsung, dan dapat merespon pertanyaan
siswa secara langsung dengan memberikan berbagai contoh. Kemudian guru juga jangan
memberikan materi atau tugas terlalu banyak kepada siswa agar tidak membuat siswa jenuh
atau stress.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun