penyelenggaraan jasa internet (APJI), yang rilis pada bulan mei 2019, hanya ada 64,8
persen penduduk yang menggunakan internet atau terdapat 171, 17 juta pengguna dari 265,
16 juta jiwa.
 Masalah diatas mencakup dalam realitas pendidikan kita saat ini dan menjadi
tantangan dalam memasuki era disrupsi teknologi dan perlu mengambil pandangan
lebih luas. Kita tidak bisa hanya berdamai dengan keadaan tetapi kita juga perlu
melakukan trobosan dalam menghadapi perubahan. Era disrupsi merupakan
konsekuensi modernitas bagian dari konsekuensi modernitas, dan upaya lembaga
pendidikan dalam menyesuaikan perkembangan zaman. media digital saat ini sudah
diadaptasi dalam kurikulum di perguruan tinggi dengan program studi yang bervariasi.
Seperti Website, mobile applications, mobile game dan lain sebagainya bisa dijadikan dasar
pendekatan. Realitas pendidikan saat menjadi tantangan kita bersama, kita perlu mengambil
pandangan lebih luas bahwa dimasa depan tantangan besar pendidikan kita semakin besar.
Era disrupsi adalah suatu keniscayaan yang sulit dibendung. Suka atau tidak suka dan mau
tidak mau, kita harus menerima kenyataan kecenderungan ini. Karena itu, yang harus kita
lakukan ialah penyiapan dan percepatan adaptasi dengan segala perubahannya. Dan agar
pembelajaran tidak membosankan bagi siswa, setiap guru merancang atau mendesain
pembelajaran dengan ringkas dan sederhana agar dapat dipahami oleh siswa. Kita semua
tau pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Misalnya ketika
tatap muka dapat bertemu dengan siswa secara langsung, dan dapat merespon pertanyaan
siswa secara langsung dengan memberikan berbagai contoh. Kemudian guru juga jangan
memberikan materi atau tugas terlalu banyak kepada siswa agar tidak membuat siswa jenuh
atau stress.