Mohon tunggu...
Intan Rohmawati
Intan Rohmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Suka membaca, tapi lebih suka makan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Ajari Aku Doa Meminta Hujan Reda

3 Maret 2024   18:55 Diperbarui: 5 Maret 2024   00:16 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hujan. (Sumber: Pexels via kompas.com) 

"Speakerku sekarang udah bisa. Tapi tetep tak pakai earphone-nya. Lebih enak soalnya."

Aku terhenti. Banyak lagi yang tak mampu aku baca. Air mataku mengalir dengan derasnya. Lalu kubuka langsung halaman terakhir. Sebuah tulisan berjudul "Maaf".

"Maaf karena semudah itu aku menyerah. Maaf karena tidak berjuang lebih. Aku terlalu pengecut. Aku tidak punya keberanian untuk menyatakan yang sebenarnya. Aku yang tidak menyadari perasanku lebih awal. Aku takut memulai hal baru. Aku takut kita akan jauh. Aku takut mengganggumu. Aku takut semesta tidak mendukungku. Aku takut kamu tidak bahagia denganku.

"Maaf karena aku punya banyak ketakutan dan kekhawatiran tentangmu. Bahkan hingga akhir, aku masih takut seandainya kamu membaca tulisan ini."

***

Menunduk di atas sebuah pusara. Aku tak sendiri di sini. Ada dia yang masih sama berdiam diri di bawah sana. Tapi aku tak dapat berbuat apa-apa. Tak menangis, tak juga berkata. Diam. Terpaku. Seluruh isiku hilang. Luruh. Menatap sebuah tulisan pada nisan. Namanya ada disana. Bahkan tertulis sudah setahun lamanya.

Hujan turun. Deras. Aku ingat bahwa dia pernah mengajariku doa minta hujan. Bahkan tanpa kuminta, Tuhan telah memberikan hujan. Hujan ini akan terus mengucur deras bersama deraian air mata. Membasuh basah seluruh tubuhku.

Mengaburkan pandanganku tentang dunia di mana dia tak lagi ada. Menyesakkan setiap hembus nafas. Tetasannya menghujam tepat di jantungku.

Aku tak ingin orang-orang melihatku penuh dengan air mata. Aku tak mau dia melihatku terluka. Aku berharap hujan ini akan segera reda. 

Tolong, bangunlah! ajari aku doa meminta hujan reda. Agar aku bisa menghentikan air mataku. Agar aku bisa sembuh dari lukaku. Tolong! Ajari aku doa meminta hujan reda karena dulu kau tak sempat mengajariku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun