“Iyaa.”
“Oh, yaudah deh.”
“Kenapa?
“Kamu yang mbonceng apa yang dibonceng?”
“Aku yang mbonceng lah.”
“Emang kenapa sih?”
Pesanku tak langsung terbalas. Adzan maghrib berkumandang. Biarlah dia membalas nanti saja. Karena seperti itu dia sudah biasa. Dan aku beranjak mengambil air wudhu dan menunaikaan sholat maghrib berjamaah. Hingga aku kembali ke kamar, ponselku kembali menerima notifikasi. Sebuah pesan masuk.
“Gapapa. Tadi aku mimpi.” Balasnya, yang dapat kulihat di layar kunci.
“Mimpi aku?” jawaban yanng kukirim dengan semakin antusias karena penasaran.
“Ya ngga mimpi kamu sih. Mimpi sama kamu.”
“Maksudnya gitu. Kan sama aja.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!