Dalam teori siklus ini dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial terjadi berulang-ulang. Sesuatu yang terjadi saat ini akan mempunyai kemiripan dengan sesuatu yang terjadi pada zaman dulu.
d. Teori Perkembangan (Teori Linear)
Menurut teori perkembangan ini, perubahan sosial sifatnya linier atau berkembang sampai pada suatu titik tertentu. Pengikut teori ini diyakini jika perubahan sosial dapat diidentifikasi juga diatur menuju titik tujuan tertentu. Masyarakat yang mampu berkembang dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern yang kompleks.
Max Weber percaya jika masyarakat berubahnya dengan cara linier, serta masyarakat yang dikelilingi oleh pemikiran misterius bergerak menuju masyarakat rasional. Transformasi dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat rasional modern.
Dalam teori linier ini dapat dijelaskan bahwa perubahan yang terjadi akan bersifat linier atau mengikuti rencana yang telah ditentukan.
C. Lembaga Pendidikan Islam sebagai Agent of Change
Melihat proses berpikir yang terjadi dan tersebar di kalangan cendekiawan, aktivis, dan intelektual selama ini, nampaknya hanya mahasiswalah yang "paling tepat" mengusung istilah "agen perubahan". Padahal, stigma ini juga berpotensi besar bagi lembaga pendidikan nonformal berbasis agama, baik itu pesantren, pesantren, dan lain-lain.
Pendidik memahami apabila tujuan pendidikan yaitu memberikan ilmu pengetahuan dari generasi kepada generasi. Pengetahuan yang dimaksud pada pembahasan ini meliputi: pengetahuan tradisi juga nilai-nilai budaya (peradaban). Garis besarnya transmisi ilmu ini dilakukan oleh mereka yang memikul tanggung jawab terhadap generasi penerus.
Mereka diwakili oleh orang-orang yang memiliki visi masa depan, untuk menciptakan dan menghasilkan generasi yang lebih baik dan beradab. Peradaban kuno mencatat metode penyampaian ajaran melalui lagu, balada, puisi, atau cerita sederhana, yang sering kali menceritakan kepahlawanan dan sifat bijak yang lain.
Sejauh mana pendidikan Islam berfungsi sebagai agen perubahan, yang erat kaitannya dengan lembaga pendidikan itu sendiri yang menjadikan outputnya sebagai agen yang mampu mengubah tatanan sosial, budaya, dan ekonomi.
Sebagai agen perubahan sosial, kita tidak akan pernah bisa menghindari budaya komunal seperti yang telah disebutkan di atas, oleh karena itu kita akan meminta lembaga pendidikan Islam untuk berperan sebagai agen perubahan dalam mengatasi segala permasalahan yang ada. Oleh karena itu, apabila kita uraikan, lembaga pendidikan Islam harus menjadi agen perubahan di bidang sosial, budaya, juga ekonomi. Diharapkan bangsa Indonesia bisa bertambah maju dan menjadi paling depan dalam berbagai bidang.
a. Pendidikan Islam Sebagai Tameng Perubahan Sosial