Beberapa keterkaitan antara apa yang dilakukan oleh Walisongo dan apa yang menjadi teori sosiologi, dijelaskan sebagai berikut.Â
- Sunan Gresik dan Sunan Muria, merupakan dua tokoh yang sama-sama menerapkan Growth Strategy. Kedua tokoh ini berfokus pada peningkatan ekonomi masyarakat.
- Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri dan Sunan Kalijaga serta Sunan Kudus menerapkan Welfare Strategy. Beberapa tokoh ini berkontribusi dalam pembangunan sosial yang lebih luas, ada yang berfokus kepada pendidikan, kesenian, partisipasi masyarakat dan juga  kegiatan sosial.Â
- Sunan Kudus juga termasuk tokoh yang menerapkan sistem responsive strategy. Sunan Kudus memilih jalan pendidikan, dengan harapan agar manusia Indonesia menjadi individu yang cerdas sehingga tidak lagi mudah ditipu dan bergantung kepada orang lain.Â
- Terakhir, Sunan  Ampel, Sunan Drajat, merupakan tokoh-tokoh yang menerapkan  integrated or holistic strategy. Para ahli tasawuf ini tentu memahami berbagai cara baim sosial maupun kesenian dalam upaya oengembangan masyarakat. Namun, mereka juga tidak lupa mengajarkan ilmu tasawuf, sehingga segala macam ilmu yang telah diajarkan kepada tiap-tiap individu tidak digunakan untuk ham hak buruk. Dengan menyatukan keseluruhan ilmu, tasawuf dalam dijadikan pegangan agar selalu ingat pada nilai-nilai moral yang ada, dan terhindarkan dari ambisi fana yang akan merugikan manusia.Â
Maka dari sini, kami dapat menyimpulkan bahwa ada korelasi antara strategi penyebaran ajaran Islam di Indonesia yang dilakukan oleh Walisongo dengan perspektif sosiologi tentang konsep pembangunan sosial. Hubungan antara strategi Walisongo dalam menyebarkan Islam dengan pembangunan sosial dapat menjadi point-point seperti dibawah ini:Â
- Inklusifitas dan Toleransi: Strategi Walisongo yang inklusif dan toleran terhadap keberagaman budaya dan agama membantu membangun hubungan yang harmonis antara umat Islam dengan masyarakat lokal. Hal ini mendorong pembangunan sosial yang inklusif, dimana berbagai kelompok masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai tanpa adanya konflik agama atau budaya.
- Pendidikan dan Pemberdayaan: Walisongo sangat menekankan pentingnya pendidikan dalam menyebarkan Islam. Dengan mendirikan pesantren dan madrasah, mereka tidak hanya menyebarkan ajaran agama, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui pendidikan.Â
- Pembangunan Ekonomi Lokal: Beberapa Walisongo juga terlibat dalam pembangunan ekonomi lokal dengan mempromosikan perdagangan, pertanian, dan pengembangan ekonomi lainnya.Â
Secara keseluruhan, strategi Walisongo dalam menyebarkan Islam tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga melibatkan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan pendidikan. Hal ini membantu membangun masyarakat yang lebih inklusif, berpendidikan, dan sejahtera secara sosial.
Penulis: Intan Dwi Rahmawati -Universitas Negeri Jakarta
Daftar PustakaÂ
Mahdayeni., Alhaddad Roihan, M., & Saleh Syukri, A. (2019). MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (MANUSIA DAN SEJARAH KEBUDAYAAN, MANUSIA DALAM KEANEKARAGAMAN BUDAYA DAN PERADABAN, MANUSIA DAN SUMBER PENGHIDUPAN). _TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 7(2). Halm: 157.
Mahendra, A. (2013). PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI INDONESIA. JMS: Jurnal Multi Sains. 4(4). Halm: 35-36.
Syalafiyah, N., & Budi, H. (2020). Walisongo: Strategi Dakwah Islam di Nusantara. J-KIS: Jurnal Komunikasi Islam. 1(2). Halm: 169-175.Â
Masyitoh, R. (2022). STRATEGI DAKWAH WALISONGO DI NUSANTARA. Mukammil: Jurnal Kajian Keislaman. 5(2). Halm: 112-122.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H