Mohon tunggu...
Intan Nurcahya
Intan Nurcahya Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP N Sukaresmi Cianjur, berlatih menulis, menyerap dan menyebar virus literasi.

Guru SMP N Sukaresmi Cianjur, berlatih menulis, menyerap dan menyebar virus literasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Tauco Sampai Barongsai, Simbol Penerimaan Kaum Etnis di Cianjur

30 Maret 2017   12:23 Diperbarui: 1 April 2017   06:31 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai pada akhirnya lie pow sun yang merupakan seorang pedagang tionghoa mendanakan sepetak tanah dengan luas 30m2 untuk membangun sebuah kelenteng, di sinilah M kongco hok tek ceng sin dan Y.M kongco co su kong sebagai pendamping ditempatkan. Setelah kelenteng resmi berdiri lalu ditambahkan kimsin lai beserta altar nya sebagai pelengkap yaitu : altar thian , thay sui , thay yang , thay yin , buddha , kwam im , lung sen , chay sen kwan kong ,  siandjian kun poh , 

dan thian sang seng bo. Kelenteng ini merupakan keleteng tertua dan satu- satunya dikabupaten/kota Cianjur dan sekitarnya, dan seiring berjalannya waktu kelenteng ini diperbesar pada tahun 1960, dan bertahan sampai saat ini. Karena letaknya di area pertokoan pada awalnya vihara ini hanya terlihat pintu masuknya saja, bagian depan vihara tertutupi oleh banyaknya lapak pedagang kaki lima. Tetapi seiring dengan penertiban yang dilakukan oleh pemda sekarang vihara ini tampak secara keseluruhannya.

Vihara Bumi Pharsija tampak depan
Vihara Bumi Pharsija tampak depan
Meskipun sempat mengalami diskriminasi terhadap etnis Tionghoa pada masa Orde baru, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa masyarakat Cianjur memiliki rentang toleransi yang tinggi terhadap etnis ini. Perayaan imlek bukan hanya ditunggu-tunggu oleh jemaat vihara, tapi ini merupakan moment yang memotret keberagaman masyarakat di Cianjur. Jauh-jauh hari menjelang imlek, kota Cianjur sudah dihiasi berbagai pernak-pernik khas imlek. Dan yang paling ditunggu-tunggu adalah pawai barongsai dalam rangka merayakan Cap Gomeh Imlek, ribuan warga rela berdesak-desakkan untuk menonton. 

Pada perayaan ini berbagai atraksi barongsai ditampilkan. Mereka seperti ingin menunjukkan bahwa keberadaan kesenian barongsoai tidak hanya milik warga keturunan saja. Sejumlah warga lainnya juga larut memainkan kesenian barongsai yang sangat identik dengan ular naga itu. Bahkan ada pula barongsai dimainkan oleh sejumlah anggota TNI. 

Meskipun arak-arakannya dimulai dari sore hari, biasanya waktu puncak atraksi barongsai digelar setelah isya, sehingga tidak mengganggu jalannya ibadah agama lain, sebuah kesantunan dari pemilik ritual. Di area dekat vihara biasanya disediakan panggung untuk tokoh masyarakat atau pejabat pemerintahan, simbol penerimaan yang sangat indah untuk kaum minoritas.

Atraksi Barongsai untuk semua kalangan
Atraksi Barongsai untuk semua kalangan
Selain itu masih dalam rangka perayaan imlek Paguyuban  Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) cabang Cianjur, sering pula menggelar acara bakti sosial, diantaranya bersama dengan PMI Cabang Cianjur mengadakan donor darah dan mendatangi pasien lansia yang tengah sakit dan dirawat. Juga membagikan sembako bagi warga yang kurang mampu.

Tingginya rentang toleransi dan penerimaan warga cianjur terhadap heterogenitas diakui oleh salah-satu keturunan Tionghoa yang mempelopori pendirian usaha pembuatan Tauco,  Harun Tasma (dikutip dari historia.id). Dia menyatakan bahwa kondisi keamanan di Cianjur cukup stabil, tidak pernah ada demo-demoan, atau bakaran-bakaran akibat persoalan rasis. Dari dulu Cianjur merupakan tempat untuk usaha yang aman, bahkan krisis ekonomi 1998 tidak memberi pengaruh yang signifikan.

(Diambil dari beberapa sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun