Mohon tunggu...
Intan Kurniasari
Intan Kurniasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Motivasi Belajar Siswa serta Masalah Masalah Belajar dan Pembelajaran

15 Juni 2024   22:10 Diperbarui: 15 Juni 2024   22:48 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Secara keseluruhan, motivasi belajar mencakup rangsangan dari internal serta eksternal yang mendorong perubahan perilaku siswa. Hal ini direalisasikan melalui berbagai indikator yang mendukung proses pembelajaran, yang mana sangat vital untuk pencapaian sukses dalam belajar. Beberapa indikator tersebut termasuk keinginan untuk meraih sukses, kebutuhan mendalam akan pengetahuan, aspirasi dan impian jangka panjang, penerimaan penghargaan atas usaha belajar, partisipasi dalam aktivitas pembelajaran yang menarik, dan keberadaan lingkungan yang mendukung untuk pembelajaran. Pengakuan dan pujian terhadap keberhasilan siswa menjadi faktor penting yang berperan sebagai motivasi dalam belajar, menciptakan kepuasan dan kebahagiaan yang memacu mereka untuk terus maju.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Oemar Hamalik mengidentifikasi beberapa faktor yang berpengaruh terhadap motivasi, baik intrinsik maupun ekstrinsik, di antaranya:
Kesadaran Siswa, Sejauh mana siswa menyadari kebutuhan yang memotivasi tindakan mereka dan tujuan pembelajaran yang ingin mereka capai.
Sikap Guru: Peran guru yang bijaksana dan proaktif dalam mendorong siswa untuk bergerak menuju tujuan pembelajaran yang jelas dan bermakna bagi kelas.
Pengaruh Kelompok Siswa: Motivasi siswa cenderung berorientasi ekstrinsik jika pengaruh dari kelompok mereka sangat kuat.
Suasana Kelas: Suasana yang tercipta dalam kelas memiliki dampak signifikan terhadap jenis motivasi yang muncul di antara siswa. 

Meskipun tugas mungkin sangat relevan untuk pelajar, hasil yang dicapai bisa berbeda-beda karena faktor-faktor berikut yang diuraikan oleh Sumadi Suryobroto:
Faktor Eksternal
Faktor Non-Sosial, kondisi lingkungan seperti cuaca, waktu, dan tempat.
Faktor Sosial, interaksi dengan manusia lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Faktor Internal
Faktor Fisiologis: Kesehatan umum dan fungsi fisiologis tertentu.
Faktor Psikologis: Menurut Arden N. Frandsen, termasuk keinginan untuk mengeksplorasi, berkreasi, mendapatkan pengakuan, dan keamanan dalam penguasaan materi.
Menurut Bimo Walgito, faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah:
Faktor Anak atau Individu: Kecerdasan, kesehatan, dan kemampuan belajar individu.
Faktor Lingkungan: Ini mencakup alat belajar, kondisi geografis, dan kondisi keluarga.
Faktor Bahan/Materi Pelajaran: Materi yang diajarkan menentukan metode pembelajaran yang tepat, bergantung pada minat dan motivasi siswa.
Semua faktor ini penting dan saling terkait dalam menciptakan kondisi optimal untuk proses belajar mengajar. Setiap faktor memainkan peran penting dalam menunjang kesuksesan pendidikan.
Dalam konteks motivasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran, ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar:
Motivasi Jangka Panjang
Siswa yang berdedikasi belajar untuk persiapan ujian besar atau ulangan umum memiliki motivasi jangka panjang. Mereka terus mendorong diri sendiri untuk memahami materi yang diajarkan oleh pengajar. Motivasi jenis ini sangat krusial dan memiliki peran yang setara dengan kecerdasan dalam menunjang kesuksesan akademik.
Motivasi Jangka Pendek
Motivasi jangka pendek berkaitan dengan ketertarikan spontan yang muncul saat pembelajaran berlangsung, esensial untuk membantu siswa memahami penjelasan pengajar di saat itu. Motivasi jenis ini seringkali berinteraksi dengan motivasi jangka panjang; motivasi yang tercipta untuk tujuan jangka pendek dapat mempengaruhi, dan sekaligus dipengaruhi oleh, motivasi jangka panjang siswa.
Kadar Surut Ingatan (Regresi)
Regresi adalah fenomena di mana seseorang mulai lupa terhadap informasi yang sudah dipelajari sebelumnya. Siswa dengan tingkat lupa yang tinggi sering mengalami kesulitan dalam mengingat materi yang telah dijelaskan oleh pengajar. Untuk mengatasi regresi, pengajar dapat meningkatkan motivasi siswa, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Keberhasilan dalam mempertahankan ingatan juga meningkat ketika siswa memiliki minat yang kuat pada materi yang diajarkan, karena ini memperkuat motivasi mereka untuk belajar lebih dalam.
Ciri-ciri Motivasi Dalam Diri Seseorang Adapun beberapa ciri-ciri untuk mengetahui motivasi dalam diri seseorang sebagaiman dijelaskan oleh Sardiman A.M., yaitu :
Kegigihan dalam menyelesaikan tugas hingga selesai.
Kemampuan menghadapi kesulitan dan ketahanan terhadap rasa putus asa.
Preferensi untuk belajar secara independen.
Cenderung cepat bosan dengan tugas-tugas yang monoton..
Kekuatan untuk mempertahankan pendapat yang diyakini benar.
Ketertarikan untuk memecahkan masalah.
Jika seorang siswa menunjukkan karakteristik ini, dapat dikatakan bahwa mereka memiliki motivasi belajar yang kuat. Motivasi kuat ini sangat penting bagi siswa yang ingin berhasil dalam pendidikan mereka. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan dan menerapkan berbagai strategi inovatif untuk menarik minat dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pentingnya Motivasi Belajar Siswa
Penelitian psikologi telah menghasilkan aneka teori motivasi yang berkaitan dengan perilaku, mencakup studi tentang hewan dan manusia. Peneliti yang memfokuskan pada hewan biasanya terlibat dalam bidang biologi dan behaviorisme, sementara penelitian manusia lebih cenderung mengarah ke psikologi kognitif. Temuan dari penelitian ini sangat berguna di berbagai area seperti industri, tenaga kerja, pemasaran, rekrutmen militer, konsultasi, dan pendidikan.
Para ahli mendefinisikan sumber motivasi perilaku manusia sebagai sesuatu yang sangat variatif, meliputi kekuatan mental, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi sosial. Dua elemen perilaku utama yang penting dalam konteks manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar memicu perubahan mental pada individu, sedangkan bekerja menghasilkan hasil yang tidak hanya menguntungkan individu tersebut tetapi juga bermanfaat bagi orang lain.
Motivasi untuk belajar dan motivasi untuk bekerja adalah katalis utama untuk kemajuan masyarakat. Kedua jenis motivasi ini sangat penting bagi siswa, dan guru mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan motivasi belajar di kalangan mereka. Motivasi belajar memiliki peranan vital bagi siswa dan guru dengan cara sebagai berikut:
Meningkatkan kesadaran siswa tentang posisi mereka di awal, selama, dan di akhir proses belajar; contohnya, seorang siswa yang merasa kurang paham materi dibandingkan teman sekelasnya mungkin termotivasi untuk membaca materi tersebut kembali.
Memberikan pemahaman tentang pentingnya usaha dalam proses belajar, terkait dengan evaluasi dari teman sebaya; misalnya, penemuan bahwa usaha belajar siswa kurang dapat menjadi titik evaluasi.
Memberikan arahan untuk mengoptimalkan aktivitas belajar, seperti ketika siswa menyadari perlunya belajar lebih serius dan mengurangi waktu bercanda, sehingga memutuskan untuk mengubah pendekatan belajarnya.
Meningkatkan motivasi belajar, seperti pada siswa yang berusaha menggunakan biaya pendidikan secara efisien sambil menyadari adanya tanggungan lain dalam keluarga, berusaha keras untuk menyelesaikan pendidikan dengan cepat.
Menyadarkan siswa tentang pentingnya proses belajar yang berkelanjutan, dari tahap belajar hingga bekerja, dengan memasukkan periode istirahat atau waktu bermain; hal ini mengajarkan pentingnya mengelola energi secara efektif untuk mencapai keberhasilan.
Setiap hari, siswa diharapkan melakukan berbagai kegiatan seperti belajar di rumah, membantu orang tua, dan berinteraksi dengan teman sebaya, dengan harapan semua aktivitas tersebut berjalan dengan sukses. Penting bagi pelaku untuk menyadari motivasi di balik tindakan mereka karena kesadaran ini dapat memperbaiki kualitas tugas belajar. Kesadaran tentang motivasi ini juga sangat penting bagi guru. Memahami motivasi belajar siswa memberikan sejumlah manfaat, yang dapat dirangkum sebagai berikut:
Memotivasi dan menjaga semangat belajar siswa hingga mereka mencapai keberhasilan; memberikan inspirasi kepada siswa yang kurang motivasi, meningkatkan semangat pada siswa yang semangatnya fluktuatif, dan menjaga semangat tinggi pada mereka yang sudah termotivasi. Strategi seperti pemberian hadiah, pujian, dan dorongan dapat digunakan untuk meningkatkan semangat belajar.
Mengenali dan memahami berbagai jenis motivasi belajar yang ada di kelas, mulai dari siswa yang apatis, yang mudah teralihkan, yang lebih suka bermain, hingga yang benar-benar ingin belajar dengan serius. Dengan pemahaman ini, guru bisa menyesuaikan strategi pengajaran untuk efektivitas maksimal.
Meningkatkan kesadaran guru dalam memilih peran yang tepat, seperti penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, motivator, pemberi penghargaan, atau pendidik, berdasarkan kebutuhan dan perilaku siswa.
Memberi kesempatan kepada guru untuk menunjukkan keahlian pedagogis mereka. Tanggung jawab utama seorang guru adalah memastikan bahwa semua siswa dapat belajar dengan sukses, dan tantangan profesionalnya termasuk mengubah sikap siswa yang awalnya kurang tertarik menjadi antusias dan bersemangat dalam belajar.
Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Motivasi berperan penting dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk dalam konteks pembelajaran. Fungsi utama dari motivasi dalam proses belajar meliputi: (a) mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa memperkuat kegiatan belajar, (b) menjelaskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui belajar, dan (c) meningkatkan ketekunan dalam belajar. Berikut detail dari peranan tersebut:
Dalam konteks penguatan belajar, motivasi bisa mengarahkan anak untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan mengandalkan pengalaman yang telah dimiliki.
Motivasi juga memperjelas tujuan pembelajaran, yang meningkatkan relevansi dan nilai dari apa yang dipelajari bagi anak.
Motivasi mempengaruhi seberapa gigih seorang anak dalam mempelajari suatu materi, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Dalam konteks ini, peran guru adalah untuk memotivasi dan mempertahankan minat siswa agar mereka terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Ini memerlukan guru untuk berperan sebagai fasilitator dan pengorganisir pembelajaran yang kreatif, mengembangkan metode pengajaran yang inovatif dan efektif. Keahlian mengajar yang baik dari seorang guru diharapkan dapat membentuk lingkungan belajar yang kondusif, mendorong partisipasi aktif siswa.
Selanjutnya, fasilitas belajar juga memainkan peran penting dalam mendukung aktivitas belajar siswa. Fasilitas ini termasuk ruang kelas, alat tulis, media pembelajaran, dan sumber daya lain yang mendukung, yang semuanya berperan dalam membantu siswa mengatasi hambatan belajar dan lebih memahami materi yang diberikan. Ketersediaan fasilitas yang adekuat dan mendukung dapat secara tidak langsung meningkatkan motivasi belajar siswa, memudahkan mereka dalam menyelesaikan tugas dan memahami isi pelajaran.
Pembelajaran dengan Tehnik Evryone is a Teacher Here dan Reading
Guide
Model Everyone is A Teacher Here
Konsep "Everyone is a Teacher Here" adalah model pembelajaran yang dimana setiap peserta didik berperan sebagai pengajar bagi teman sekelasnya. Model ini tidak hanya mengharuskan guru untuk memberikan materi, tetapi juga untuk mengembangkan lingkungan kelas yang kondusif, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif dan efektif. Istilah "Thariqah," yang berarti metode atau langkah dalam bahasa Arab, digunakan untuk mengorganisasi proses belajar ini. Model ini terbukti berhasil dalam meningkatkan partisipasi aktif seluruh kelas dan membantu siswa yang cenderung pasif menjadi lebih terlibat dalam pembelajaran.
Tujuan dari metode "Everyone is a Teacher Here" meliputi:
Memfasilitasi setiap peserta didik untuk secara aktif mengemukakan pendapat mereka.
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat mereka, baik secara lisan maupun tertulis, di hadapan kelas.
Mendorong peserta didik untuk dengan percaya diri menyatakan pendapat dan mengkritik jawaban dari kelompok lain.
Dalam dunia pendidikan, motivasi sangat penting untuk membangun keinginan anak dalam menggunakan potensi mereka secara konstruktif dan produktif dalam mencapai tujuan. Guru berperan kunci dalam mengembangkan motivasi yang sesuai untuk setiap siswa selama proses pembelajaran. Hal ini melibatkan menciptakan suasana belajar yang mendukung, mempromosikan kompetisi yang sehat, dan memberikan pengakuan yang dapat meningkatkan kepuasan belajar. Semua upaya ini harus konsisten dengan prinsip-prinsip agama dan tidak menggunakan metode yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Langkah-langkah pembelajaran menyenangkan yang dapat memotivasi siswa penerapanya:
Berikan masing-masing siswa selembar kertas dan minta mereka untuk menuliskan pertanyaan seputar tingkat semangat mereka hari ini.
Kumpulkan semua kertas, acak, dan kemudian bagikan kembali satu lembar kepada tiap siswa. Minta siswa untuk membaca secara pribadi pertanyaan atau topik yang tertera dan memikirkan jawabannya.
Ajak sukarelawan untuk maju dan membacakan pertanyaan dari kertas yang mereka terima serta memberikan tanggapan terhadapnya.
Setelah sukarelawan memberikan respons, minta siswa lain di kelas untuk menambahkan pendapat atau jawaban mereka terhadap apa yang telah disampaikan oleh sukarelawan tersebut.
Teruskan kegiatan ini selama masih ada sukarelawan yang bersedia untuk berpartisipasi.

Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Upaya Guru dalam meningkatkan Motivasi Belajar berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan cara-cara berikut:
Pemberian Reward
Salah satu strategi efektif yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar adalah melalui sistem penghargaan. Penghargaan ini tidak hanya berbentuk barang fisik, tetapi juga bisa meliputi pujian verbal, tepukan tangan, evaluasi yang mengakui usaha, atau lambang-lambang yang menghargai pencapaian peserta didik. Sebagai contoh, penggunaan lambang seperti bintang prestasi bisa sangat memotivasi. Guru memberikan bintang tersebut sebagai pengakuan atas prestasi, sikap, atau kontribusi peserta didik dalam kelas. Siswa mengumpulkan bintang ini, dan setiap bulan, guru menghitung jumlah bintang yang didapat oleh masing-masing siswa. Siswa yang mengumpulkan bintang terbanyak mendapat penghargaan khusus. Metode ini diharapkan bisa efektif dalam meningkatkan motivasi belajar, sesuai dengan pandangan Uno yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan adalah cara sederhana dan efektif untuk memperkuat motivasi belajar.
Menciptakan suasana belajar yang nyaman
Membuat suasana belajar yang mendukung dan menarik adalah esensial untuk meningkatkan motivasi siswa. Lingkungan belajar yang nyaman dapat diwujudkan melalui berbagai metode, termasuk penyajian materi yang menarik oleh pendidik, penggunaan teknik pembelajaran yang inovatif, serta diversifikasi media pembelajaran. Selain itu, desain kegiatan pembelajaran tidak hanya fokus pada tugas individu tetapi juga melibatkan kerja kelompok, yang memfasilitasi interaksi dan pembelajaran antar siswa. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman pembelajaran tetapi juga memperkuat partisipasi siswa dalam proses belajar.
Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran
Memasukkan teknologi dalam pengajaran bukan hanya tentang penggunaan alat modern, tetapi juga tentang menciptakan peluang pembelajaran yang lebih relevan dan menarik bagi generasi digital. Penggunaan aplikasi edukatif yang interaktif, video pembelajaran, dan platform kolaboratif seperti Google Classroom atau Moodle, dapat memberikan dimensi baru dalam pengajaran. Ini membantu siswa memahami materi dari berbagai perspektif dan mendorong partisipasi aktif dalam proses belajar. Misalnya, penggunaan simulasi virtual untuk pelajaran sains bisa membantu siswa memvisualisasikan konsep yang abstrak dan meningkatkan pemahaman mereka tentang materi.
Mengadakan Sesi Refleksi dan Self-assessment
Sesi refleksi dan penilaian diri yang teratur dapat memberikan siswa kesempatan untuk melihat kembali apa yang telah mereka pelajari dan mengidentifikasi area yang masih perlu diperbaiki. Ini tidak hanya memperkuat pembelajaran tetapi juga mengajarkan pentingnya introspeksi dan perencanaan yang baik. Guru dapat mendorong siswa untuk menulis jurnal belajar atau membuat portofolio digital yang mencatat pencapaian dan tantangan mereka sepanjang tahun ajaran.
Menetapkan Tujuan yang Jelas dan Dapat Dicapai
Penting bagi pendidik untuk mengorientasikan siswa dengan tujuan pembelajaran yang jelas yang mencakup tidak hanya apa yang diharapkan untuk dipelajari, tetapi juga bagaimana dan mengapa pengetahuan itu penting. Menetapkan tujuan yang terukur dan realistis dapat memberikan siswa rasa arah dan tujuan dalam belajar mereka. Sebagai contoh, guru dapat memfasilitasi siswa untuk menetapkan target mingguan kecil sebagai bagian dari gambaran besar materi semester, sehingga membuat proses belajar lebih termanage dan kurang menakutkan.

Identifikasi  Masalah-Masalah Belajar
Identifikasi Masalah Belajar
Dari latar belakang yang telah diuraikan, teridentifikasi beberapa masalah dalam proses pembelajaran yang perlu ditangani, yaitu:


Motivasi Belajar Rendah
Observasi menyatakan bahwa motivasi belajar di kalangan siswa masih tergolong rendah, tercermin dari kurangnya partisipasi aktif mereka dalam kelas. Antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran tampak berkurang, sering kali terlihat dari ekspresi kebosanan atau kelelahan selama jam pelajaran. Penurunan motivasi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya relevansi materi dengan kehidupan nyata siswa, metode pengajaran yang monoton, atau kurangnya pengakuan terhadap usaha dan pencapaian mereka.


Kurangnya Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu siswa sering kali tidak tergugah, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk terlibat secara mendalam dengan materi. Hal ini terlihat saat siswa menghadapi tugas yang memerlukan pemikiran analitis atau kreatif; banyak di antara mereka yang memilih untuk menyontek atau menghindari tugas tersebut. Ini menunjukkan perlunya metode pengajaran yang lebih inovatif dan menarik yang bisa memicu keingintahuan dan mendorong siswa untuk menjelajahi konsep secara lebih mandiri.


Ketidaklengkapan Pengerjaan Tugas
Beberapa siswa sering tidak menyelesaikan tugas yang diberikan, menunjukkan kurangnya keterlibatan atau pemahaman materi. Faktor-faktor seperti kesulitan dalam memahami instruksi, kurangnya bimbingan yang memadai dari guru, atau bahkan masalah di rumah dapat berkontribusi terhadap masalah ini. Situasi ini membutuhkan pendekatan yang lebih personalisasi dari guru, yang mungkin mencakup sesi konseling atau tutor tambahan untuk membantu siswa mengatasi hambatan pembelajaran mereka.


Metodologi Pengajaran
Metode ceramah yang dominan dalam banyak kelas menyebabkan pembelajaran menjadi satu arah, dengan guru sebagai pusat aktivitas dan siswa sebagai penerima pasif informasi. Pendekatan ini sering kali tidak efektif untuk siswa yang membutuhkan interaksi lebih dalam atau metode pembelajaran yang lebih hands-on untuk memahami materi dengan baik. Penggantian atau integrasi metode ini dengan teknik seperti pembelajaran berbasis masalah, diskusi kelompok, atau pembelajaran berbasis proyek bisa memberikan dinamika baru dan meningkatkan keterlibatan siswa.


Kekurangan Media Pembelajaran
Kurangnya sumber daya seperti media pembelajaran yang cukup menjadi hambatan signifikan dalam menyampaikan materi secara efektif. Keterbatasan alat seperti proyektor LCD, komputer, atau bahkan akses internet di beberapa sekolah membatasi kemampuan guru untuk menyediakan pengalaman belajar yang kaya dan interaktif. Investasi dalam teknologi dan infrastruktur pendidikan, serta pelatihan guru dalam menggunakan media digital, sangat diperlukan untuk memodernisasi proses belajar dan membuatnya lebih menarik dan efektif.
Identifikasi masalah-masalah ini membuka jalan untuk pengembangan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi tantangan dalam pendidikan. Dengan menangani setiap masalah secara spesifik dan dengan solusi yang inovatif, proses pembelajaran dapat ditingkatkan secara signifikan, sehingga memperkuat fondasi pendidikan yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun