Mohon tunggu...
Intan Kurniasari
Intan Kurniasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Motivasi Belajar Siswa serta Masalah Masalah Belajar dan Pembelajaran

15 Juni 2024   22:10 Diperbarui: 15 Juni 2024   22:48 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata "motif", yang merujuk pada alasan atau pendorong yang menggerakkan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. Motif ini berfungsi sebagai dorongan internal yang mendorong seseorang untuk beraktivitas demi mencapai tujuan tertentu. Pertama, motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan yang memicu tindakan seseorang. Kedua, menurut pandangan Sumadi Suryabrata seperti yang dikutip oleh H. Djaali, motivasi adalah kondisi internal yang memotivasi dan mengarahkan seseorang untuk bergerak menuju tujuan yang diinginkan.


Secara umum, motivasi diinterpretasikan sebagai dorongan atau keinginan yang memotivasi seseorang untuk bertindak, sedangkan dalam terminologi lebih teknis, motivasi adalah kekuatan internal yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu dan memberikan arah dalam mencapai tujuan, dipengaruhi oleh faktor eksternal atau internal. Memahami motif dasar yang ada pada semua manusia adalah penting, karena ini menentukan arah perkembangan dari lahir dan mempengaruhi perilaku seumur hidup. Seperti yang dijelaskan oleh McDonald dan dikutip oleh Oemar Hamalik, motivasi merupakan perubahan energi dalam individu yang ditandai dengan munculnya emosi dan reaksi antisipatif terhadap tujuan.


Dari penjelasan tersebut, motivasi dapat dilihat sebagai kekuatan penggerak yang berkembang dalam diri individu yang bertujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan, khususnya merupakan perubahan energi yang termanifestasi melalui emosi yang timbul dan reaksi yang terjadi dalam proses mencapai tujuan. Motivasi mencakup tiga elemen terkait, yaitu:
Motivasi terjadi akibat transformasi energi dalam diri seseorang, yang seringkali berasal dari perubahan fisiologis dalam sistem neuropsikologi, seperti perubahan di sistem pencernaan yang memicu rasa lapar. Ada kalanya, sumber perubahan energi ini tidak dapat diidentifikasi dengan jelas.


Motivasi dapat dikenali melalui munculnya emosi. Ini bermula dari ketegangan psikologis yang berubah menjadi kondisi emosional, memicu perilaku yang didorong oleh motif. Perubahan ini bisa jelas atau tidak langsung terlihat; namun, kita dapat mengamati perubahan tersebut melalui perilaku. Sebagai contoh, dalam sebuah diskusi, seseorang yang tertarik dengan topik yang dibahas mungkin akan menunjukkan ekspresivitas tinggi, dengan nada suara dan kata-kata yang lancar.


Motivasi juga diwujudkan dalam reaksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu. Individu yang termotivasi menunjukkan tindakan yang bertujuan mengurangi ketegangan dari perubahan energi internal ini. Setiap tindakan adalah langkah menuju pencapaian tujuan. Contohnya, seseorang yang ingin memenangkan suatu kompetisi akan melakukan berbagai upaya seperti belajar, bertanya, membaca, dan mengikuti ujian. Oleh karena itu, motivasi sangat krusial dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pendidikan. Menurut Sardiman, belajar merupakan proses menguasai materi yang membantu pengembangan pribadi melalui peningkatan pengetahuan. Sehingga, guru diharapkan menyediakan pengajaran yang efektif, lingkungan yang mendukung, dan media pembelajaran inovatif untuk membantu siswa memahami materi dan mencapai tujuan pembelajaran.


Belajar, menurut Sardiman, adalah proses di mana seseorang berupaya menguasai materi pengetahuan yang berkontribusi pada pembentukan kepribadian yang utuh melalui penambahan pengetahuan. Jika menggabungkan konsep motivasi dan belajar, motivasi belajar dapat diartikan sebagai dorongan internal yang mendorong siswa untuk mendalami pengetahuan guna mencapai kesuksesan yang diidamkan.
James O. Whittaker menggambarkan motivasi sebagai kondisi yang mendorong individu untuk mengambil tindakan berdasarkan dorongan yang ada. Dalam konteks ini, belajar didefinisikan sebagai transformasi perilaku yang terjadi melalui pengalaman atau latihan. Drs. Slameto menjabarkan belajar sebagai proses di mana individu mendapatkan perubahan perilaku yang signifikan melalui interaksi dengan lingkungannya. Lylee Bairae mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku yang stabil yang disebabkan oleh pengalaman dan latihan, sedangkan Drs. Mustofa Fahmi mengartikan belajar sebagai aktivitas yang menghasilkan perubahan dalam perilaku atau pengetahuan.


Motivasi, yang berasal dari kata "motif," dipahami sebagai upaya yang memicu individu untuk bertindak. Motif ini berperan sebagai pendorong internal yang mengarahkan individu untuk melakukan kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Sumadi Suryabrata, sebagaimana dikutip oleh H. Djaali, motivasi adalah keadaan internal yang menggerakkan seseorang menuju tujuan yang diinginkan. Intinya, motivasi adalah kekuatan penggerak yang berkembang di dalam individu untuk menyelesaikan tugas demi mencapai tujuan yang spesifik.


Konsep gabungan dari belajar dan motivasi menghasilkan ide tentang motivasi belajar, yang merupakan dorongan internal siswa yang memfasilitasi penguasaan pengetahuan dengan tujuan mencapai keberhasilan yang diharapkan. Dalam hal ini, peran guru sangat vital dalam mencari metode yang relevan dan efektif untuk membangkitkan serta mempertahankan motivasi belajar di kalangan siswa, serta mendorong mereka untuk mengembangkan motivasi diri yang kuat guna mencapai tujuan pembelajaran secara efisien.


Macam-macam Motivasi Belajar


Motivasi belajar dapat timbul karena adanya dua macam factor yang mempengaruhinya, yaitu :
Motivasi Intrinsik, yang bersumber dari keinginan internal seperti ambisi untuk mencapai kesuksesan, dorongan yang berasal dari kebutuhan untuk belajar, serta impian dan tujuan pribadi seseorang.


Motivasi Ekstrinsik, yang terdiri dari elemen-elemen eksternal seperti pemberian penghargaan, suasana belajar yang mendukung, serta penyelenggaraan aktivitas pembelajaran yang menarik.


Secara keseluruhan, motivasi belajar mencakup rangsangan dari internal serta eksternal yang mendorong perubahan perilaku siswa. Hal ini direalisasikan melalui berbagai indikator yang mendukung proses pembelajaran, yang mana sangat vital untuk pencapaian sukses dalam belajar. Beberapa indikator tersebut termasuk keinginan untuk meraih sukses, kebutuhan mendalam akan pengetahuan, aspirasi dan impian jangka panjang, penerimaan penghargaan atas usaha belajar, partisipasi dalam aktivitas pembelajaran yang menarik, dan keberadaan lingkungan yang mendukung untuk pembelajaran. Pengakuan dan pujian terhadap keberhasilan siswa menjadi faktor penting yang berperan sebagai motivasi dalam belajar, menciptakan kepuasan dan kebahagiaan yang memacu mereka untuk terus maju.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Oemar Hamalik mengidentifikasi beberapa faktor yang berpengaruh terhadap motivasi, baik intrinsik maupun ekstrinsik, di antaranya:
Kesadaran Siswa, Sejauh mana siswa menyadari kebutuhan yang memotivasi tindakan mereka dan tujuan pembelajaran yang ingin mereka capai.
Sikap Guru: Peran guru yang bijaksana dan proaktif dalam mendorong siswa untuk bergerak menuju tujuan pembelajaran yang jelas dan bermakna bagi kelas.
Pengaruh Kelompok Siswa: Motivasi siswa cenderung berorientasi ekstrinsik jika pengaruh dari kelompok mereka sangat kuat.
Suasana Kelas: Suasana yang tercipta dalam kelas memiliki dampak signifikan terhadap jenis motivasi yang muncul di antara siswa. 

Meskipun tugas mungkin sangat relevan untuk pelajar, hasil yang dicapai bisa berbeda-beda karena faktor-faktor berikut yang diuraikan oleh Sumadi Suryobroto:
Faktor Eksternal
Faktor Non-Sosial, kondisi lingkungan seperti cuaca, waktu, dan tempat.
Faktor Sosial, interaksi dengan manusia lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Faktor Internal
Faktor Fisiologis: Kesehatan umum dan fungsi fisiologis tertentu.
Faktor Psikologis: Menurut Arden N. Frandsen, termasuk keinginan untuk mengeksplorasi, berkreasi, mendapatkan pengakuan, dan keamanan dalam penguasaan materi.
Menurut Bimo Walgito, faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah:
Faktor Anak atau Individu: Kecerdasan, kesehatan, dan kemampuan belajar individu.
Faktor Lingkungan: Ini mencakup alat belajar, kondisi geografis, dan kondisi keluarga.
Faktor Bahan/Materi Pelajaran: Materi yang diajarkan menentukan metode pembelajaran yang tepat, bergantung pada minat dan motivasi siswa.
Semua faktor ini penting dan saling terkait dalam menciptakan kondisi optimal untuk proses belajar mengajar. Setiap faktor memainkan peran penting dalam menunjang kesuksesan pendidikan.
Dalam konteks motivasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran, ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar:
Motivasi Jangka Panjang
Siswa yang berdedikasi belajar untuk persiapan ujian besar atau ulangan umum memiliki motivasi jangka panjang. Mereka terus mendorong diri sendiri untuk memahami materi yang diajarkan oleh pengajar. Motivasi jenis ini sangat krusial dan memiliki peran yang setara dengan kecerdasan dalam menunjang kesuksesan akademik.
Motivasi Jangka Pendek
Motivasi jangka pendek berkaitan dengan ketertarikan spontan yang muncul saat pembelajaran berlangsung, esensial untuk membantu siswa memahami penjelasan pengajar di saat itu. Motivasi jenis ini seringkali berinteraksi dengan motivasi jangka panjang; motivasi yang tercipta untuk tujuan jangka pendek dapat mempengaruhi, dan sekaligus dipengaruhi oleh, motivasi jangka panjang siswa.
Kadar Surut Ingatan (Regresi)
Regresi adalah fenomena di mana seseorang mulai lupa terhadap informasi yang sudah dipelajari sebelumnya. Siswa dengan tingkat lupa yang tinggi sering mengalami kesulitan dalam mengingat materi yang telah dijelaskan oleh pengajar. Untuk mengatasi regresi, pengajar dapat meningkatkan motivasi siswa, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Keberhasilan dalam mempertahankan ingatan juga meningkat ketika siswa memiliki minat yang kuat pada materi yang diajarkan, karena ini memperkuat motivasi mereka untuk belajar lebih dalam.
Ciri-ciri Motivasi Dalam Diri Seseorang Adapun beberapa ciri-ciri untuk mengetahui motivasi dalam diri seseorang sebagaiman dijelaskan oleh Sardiman A.M., yaitu :
Kegigihan dalam menyelesaikan tugas hingga selesai.
Kemampuan menghadapi kesulitan dan ketahanan terhadap rasa putus asa.
Preferensi untuk belajar secara independen.
Cenderung cepat bosan dengan tugas-tugas yang monoton..
Kekuatan untuk mempertahankan pendapat yang diyakini benar.
Ketertarikan untuk memecahkan masalah.
Jika seorang siswa menunjukkan karakteristik ini, dapat dikatakan bahwa mereka memiliki motivasi belajar yang kuat. Motivasi kuat ini sangat penting bagi siswa yang ingin berhasil dalam pendidikan mereka. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan dan menerapkan berbagai strategi inovatif untuk menarik minat dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pentingnya Motivasi Belajar Siswa
Penelitian psikologi telah menghasilkan aneka teori motivasi yang berkaitan dengan perilaku, mencakup studi tentang hewan dan manusia. Peneliti yang memfokuskan pada hewan biasanya terlibat dalam bidang biologi dan behaviorisme, sementara penelitian manusia lebih cenderung mengarah ke psikologi kognitif. Temuan dari penelitian ini sangat berguna di berbagai area seperti industri, tenaga kerja, pemasaran, rekrutmen militer, konsultasi, dan pendidikan.
Para ahli mendefinisikan sumber motivasi perilaku manusia sebagai sesuatu yang sangat variatif, meliputi kekuatan mental, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi sosial. Dua elemen perilaku utama yang penting dalam konteks manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar memicu perubahan mental pada individu, sedangkan bekerja menghasilkan hasil yang tidak hanya menguntungkan individu tersebut tetapi juga bermanfaat bagi orang lain.
Motivasi untuk belajar dan motivasi untuk bekerja adalah katalis utama untuk kemajuan masyarakat. Kedua jenis motivasi ini sangat penting bagi siswa, dan guru mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan motivasi belajar di kalangan mereka. Motivasi belajar memiliki peranan vital bagi siswa dan guru dengan cara sebagai berikut:
Meningkatkan kesadaran siswa tentang posisi mereka di awal, selama, dan di akhir proses belajar; contohnya, seorang siswa yang merasa kurang paham materi dibandingkan teman sekelasnya mungkin termotivasi untuk membaca materi tersebut kembali.
Memberikan pemahaman tentang pentingnya usaha dalam proses belajar, terkait dengan evaluasi dari teman sebaya; misalnya, penemuan bahwa usaha belajar siswa kurang dapat menjadi titik evaluasi.
Memberikan arahan untuk mengoptimalkan aktivitas belajar, seperti ketika siswa menyadari perlunya belajar lebih serius dan mengurangi waktu bercanda, sehingga memutuskan untuk mengubah pendekatan belajarnya.
Meningkatkan motivasi belajar, seperti pada siswa yang berusaha menggunakan biaya pendidikan secara efisien sambil menyadari adanya tanggungan lain dalam keluarga, berusaha keras untuk menyelesaikan pendidikan dengan cepat.
Menyadarkan siswa tentang pentingnya proses belajar yang berkelanjutan, dari tahap belajar hingga bekerja, dengan memasukkan periode istirahat atau waktu bermain; hal ini mengajarkan pentingnya mengelola energi secara efektif untuk mencapai keberhasilan.
Setiap hari, siswa diharapkan melakukan berbagai kegiatan seperti belajar di rumah, membantu orang tua, dan berinteraksi dengan teman sebaya, dengan harapan semua aktivitas tersebut berjalan dengan sukses. Penting bagi pelaku untuk menyadari motivasi di balik tindakan mereka karena kesadaran ini dapat memperbaiki kualitas tugas belajar. Kesadaran tentang motivasi ini juga sangat penting bagi guru. Memahami motivasi belajar siswa memberikan sejumlah manfaat, yang dapat dirangkum sebagai berikut:
Memotivasi dan menjaga semangat belajar siswa hingga mereka mencapai keberhasilan; memberikan inspirasi kepada siswa yang kurang motivasi, meningkatkan semangat pada siswa yang semangatnya fluktuatif, dan menjaga semangat tinggi pada mereka yang sudah termotivasi. Strategi seperti pemberian hadiah, pujian, dan dorongan dapat digunakan untuk meningkatkan semangat belajar.
Mengenali dan memahami berbagai jenis motivasi belajar yang ada di kelas, mulai dari siswa yang apatis, yang mudah teralihkan, yang lebih suka bermain, hingga yang benar-benar ingin belajar dengan serius. Dengan pemahaman ini, guru bisa menyesuaikan strategi pengajaran untuk efektivitas maksimal.
Meningkatkan kesadaran guru dalam memilih peran yang tepat, seperti penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, motivator, pemberi penghargaan, atau pendidik, berdasarkan kebutuhan dan perilaku siswa.
Memberi kesempatan kepada guru untuk menunjukkan keahlian pedagogis mereka. Tanggung jawab utama seorang guru adalah memastikan bahwa semua siswa dapat belajar dengan sukses, dan tantangan profesionalnya termasuk mengubah sikap siswa yang awalnya kurang tertarik menjadi antusias dan bersemangat dalam belajar.
Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Motivasi berperan penting dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk dalam konteks pembelajaran. Fungsi utama dari motivasi dalam proses belajar meliputi: (a) mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa memperkuat kegiatan belajar, (b) menjelaskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui belajar, dan (c) meningkatkan ketekunan dalam belajar. Berikut detail dari peranan tersebut:
Dalam konteks penguatan belajar, motivasi bisa mengarahkan anak untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan mengandalkan pengalaman yang telah dimiliki.
Motivasi juga memperjelas tujuan pembelajaran, yang meningkatkan relevansi dan nilai dari apa yang dipelajari bagi anak.
Motivasi mempengaruhi seberapa gigih seorang anak dalam mempelajari suatu materi, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Dalam konteks ini, peran guru adalah untuk memotivasi dan mempertahankan minat siswa agar mereka terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Ini memerlukan guru untuk berperan sebagai fasilitator dan pengorganisir pembelajaran yang kreatif, mengembangkan metode pengajaran yang inovatif dan efektif. Keahlian mengajar yang baik dari seorang guru diharapkan dapat membentuk lingkungan belajar yang kondusif, mendorong partisipasi aktif siswa.
Selanjutnya, fasilitas belajar juga memainkan peran penting dalam mendukung aktivitas belajar siswa. Fasilitas ini termasuk ruang kelas, alat tulis, media pembelajaran, dan sumber daya lain yang mendukung, yang semuanya berperan dalam membantu siswa mengatasi hambatan belajar dan lebih memahami materi yang diberikan. Ketersediaan fasilitas yang adekuat dan mendukung dapat secara tidak langsung meningkatkan motivasi belajar siswa, memudahkan mereka dalam menyelesaikan tugas dan memahami isi pelajaran.
Pembelajaran dengan Tehnik Evryone is a Teacher Here dan Reading
Guide
Model Everyone is A Teacher Here
Konsep "Everyone is a Teacher Here" adalah model pembelajaran yang dimana setiap peserta didik berperan sebagai pengajar bagi teman sekelasnya. Model ini tidak hanya mengharuskan guru untuk memberikan materi, tetapi juga untuk mengembangkan lingkungan kelas yang kondusif, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif dan efektif. Istilah "Thariqah," yang berarti metode atau langkah dalam bahasa Arab, digunakan untuk mengorganisasi proses belajar ini. Model ini terbukti berhasil dalam meningkatkan partisipasi aktif seluruh kelas dan membantu siswa yang cenderung pasif menjadi lebih terlibat dalam pembelajaran.
Tujuan dari metode "Everyone is a Teacher Here" meliputi:
Memfasilitasi setiap peserta didik untuk secara aktif mengemukakan pendapat mereka.
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat mereka, baik secara lisan maupun tertulis, di hadapan kelas.
Mendorong peserta didik untuk dengan percaya diri menyatakan pendapat dan mengkritik jawaban dari kelompok lain.
Dalam dunia pendidikan, motivasi sangat penting untuk membangun keinginan anak dalam menggunakan potensi mereka secara konstruktif dan produktif dalam mencapai tujuan. Guru berperan kunci dalam mengembangkan motivasi yang sesuai untuk setiap siswa selama proses pembelajaran. Hal ini melibatkan menciptakan suasana belajar yang mendukung, mempromosikan kompetisi yang sehat, dan memberikan pengakuan yang dapat meningkatkan kepuasan belajar. Semua upaya ini harus konsisten dengan prinsip-prinsip agama dan tidak menggunakan metode yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.
Langkah-langkah pembelajaran menyenangkan yang dapat memotivasi siswa penerapanya:
Berikan masing-masing siswa selembar kertas dan minta mereka untuk menuliskan pertanyaan seputar tingkat semangat mereka hari ini.
Kumpulkan semua kertas, acak, dan kemudian bagikan kembali satu lembar kepada tiap siswa. Minta siswa untuk membaca secara pribadi pertanyaan atau topik yang tertera dan memikirkan jawabannya.
Ajak sukarelawan untuk maju dan membacakan pertanyaan dari kertas yang mereka terima serta memberikan tanggapan terhadapnya.
Setelah sukarelawan memberikan respons, minta siswa lain di kelas untuk menambahkan pendapat atau jawaban mereka terhadap apa yang telah disampaikan oleh sukarelawan tersebut.
Teruskan kegiatan ini selama masih ada sukarelawan yang bersedia untuk berpartisipasi.

Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Upaya Guru dalam meningkatkan Motivasi Belajar berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan cara-cara berikut:
Pemberian Reward
Salah satu strategi efektif yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar adalah melalui sistem penghargaan. Penghargaan ini tidak hanya berbentuk barang fisik, tetapi juga bisa meliputi pujian verbal, tepukan tangan, evaluasi yang mengakui usaha, atau lambang-lambang yang menghargai pencapaian peserta didik. Sebagai contoh, penggunaan lambang seperti bintang prestasi bisa sangat memotivasi. Guru memberikan bintang tersebut sebagai pengakuan atas prestasi, sikap, atau kontribusi peserta didik dalam kelas. Siswa mengumpulkan bintang ini, dan setiap bulan, guru menghitung jumlah bintang yang didapat oleh masing-masing siswa. Siswa yang mengumpulkan bintang terbanyak mendapat penghargaan khusus. Metode ini diharapkan bisa efektif dalam meningkatkan motivasi belajar, sesuai dengan pandangan Uno yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan adalah cara sederhana dan efektif untuk memperkuat motivasi belajar.
Menciptakan suasana belajar yang nyaman
Membuat suasana belajar yang mendukung dan menarik adalah esensial untuk meningkatkan motivasi siswa. Lingkungan belajar yang nyaman dapat diwujudkan melalui berbagai metode, termasuk penyajian materi yang menarik oleh pendidik, penggunaan teknik pembelajaran yang inovatif, serta diversifikasi media pembelajaran. Selain itu, desain kegiatan pembelajaran tidak hanya fokus pada tugas individu tetapi juga melibatkan kerja kelompok, yang memfasilitasi interaksi dan pembelajaran antar siswa. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman pembelajaran tetapi juga memperkuat partisipasi siswa dalam proses belajar.
Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran
Memasukkan teknologi dalam pengajaran bukan hanya tentang penggunaan alat modern, tetapi juga tentang menciptakan peluang pembelajaran yang lebih relevan dan menarik bagi generasi digital. Penggunaan aplikasi edukatif yang interaktif, video pembelajaran, dan platform kolaboratif seperti Google Classroom atau Moodle, dapat memberikan dimensi baru dalam pengajaran. Ini membantu siswa memahami materi dari berbagai perspektif dan mendorong partisipasi aktif dalam proses belajar. Misalnya, penggunaan simulasi virtual untuk pelajaran sains bisa membantu siswa memvisualisasikan konsep yang abstrak dan meningkatkan pemahaman mereka tentang materi.
Mengadakan Sesi Refleksi dan Self-assessment
Sesi refleksi dan penilaian diri yang teratur dapat memberikan siswa kesempatan untuk melihat kembali apa yang telah mereka pelajari dan mengidentifikasi area yang masih perlu diperbaiki. Ini tidak hanya memperkuat pembelajaran tetapi juga mengajarkan pentingnya introspeksi dan perencanaan yang baik. Guru dapat mendorong siswa untuk menulis jurnal belajar atau membuat portofolio digital yang mencatat pencapaian dan tantangan mereka sepanjang tahun ajaran.
Menetapkan Tujuan yang Jelas dan Dapat Dicapai
Penting bagi pendidik untuk mengorientasikan siswa dengan tujuan pembelajaran yang jelas yang mencakup tidak hanya apa yang diharapkan untuk dipelajari, tetapi juga bagaimana dan mengapa pengetahuan itu penting. Menetapkan tujuan yang terukur dan realistis dapat memberikan siswa rasa arah dan tujuan dalam belajar mereka. Sebagai contoh, guru dapat memfasilitasi siswa untuk menetapkan target mingguan kecil sebagai bagian dari gambaran besar materi semester, sehingga membuat proses belajar lebih termanage dan kurang menakutkan.

Identifikasi  Masalah-Masalah Belajar
Identifikasi Masalah Belajar
Dari latar belakang yang telah diuraikan, teridentifikasi beberapa masalah dalam proses pembelajaran yang perlu ditangani, yaitu:


Motivasi Belajar Rendah
Observasi menyatakan bahwa motivasi belajar di kalangan siswa masih tergolong rendah, tercermin dari kurangnya partisipasi aktif mereka dalam kelas. Antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran tampak berkurang, sering kali terlihat dari ekspresi kebosanan atau kelelahan selama jam pelajaran. Penurunan motivasi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya relevansi materi dengan kehidupan nyata siswa, metode pengajaran yang monoton, atau kurangnya pengakuan terhadap usaha dan pencapaian mereka.


Kurangnya Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu siswa sering kali tidak tergugah, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk terlibat secara mendalam dengan materi. Hal ini terlihat saat siswa menghadapi tugas yang memerlukan pemikiran analitis atau kreatif; banyak di antara mereka yang memilih untuk menyontek atau menghindari tugas tersebut. Ini menunjukkan perlunya metode pengajaran yang lebih inovatif dan menarik yang bisa memicu keingintahuan dan mendorong siswa untuk menjelajahi konsep secara lebih mandiri.


Ketidaklengkapan Pengerjaan Tugas
Beberapa siswa sering tidak menyelesaikan tugas yang diberikan, menunjukkan kurangnya keterlibatan atau pemahaman materi. Faktor-faktor seperti kesulitan dalam memahami instruksi, kurangnya bimbingan yang memadai dari guru, atau bahkan masalah di rumah dapat berkontribusi terhadap masalah ini. Situasi ini membutuhkan pendekatan yang lebih personalisasi dari guru, yang mungkin mencakup sesi konseling atau tutor tambahan untuk membantu siswa mengatasi hambatan pembelajaran mereka.


Metodologi Pengajaran
Metode ceramah yang dominan dalam banyak kelas menyebabkan pembelajaran menjadi satu arah, dengan guru sebagai pusat aktivitas dan siswa sebagai penerima pasif informasi. Pendekatan ini sering kali tidak efektif untuk siswa yang membutuhkan interaksi lebih dalam atau metode pembelajaran yang lebih hands-on untuk memahami materi dengan baik. Penggantian atau integrasi metode ini dengan teknik seperti pembelajaran berbasis masalah, diskusi kelompok, atau pembelajaran berbasis proyek bisa memberikan dinamika baru dan meningkatkan keterlibatan siswa.


Kekurangan Media Pembelajaran
Kurangnya sumber daya seperti media pembelajaran yang cukup menjadi hambatan signifikan dalam menyampaikan materi secara efektif. Keterbatasan alat seperti proyektor LCD, komputer, atau bahkan akses internet di beberapa sekolah membatasi kemampuan guru untuk menyediakan pengalaman belajar yang kaya dan interaktif. Investasi dalam teknologi dan infrastruktur pendidikan, serta pelatihan guru dalam menggunakan media digital, sangat diperlukan untuk memodernisasi proses belajar dan membuatnya lebih menarik dan efektif.
Identifikasi masalah-masalah ini membuka jalan untuk pengembangan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi tantangan dalam pendidikan. Dengan menangani setiap masalah secara spesifik dan dengan solusi yang inovatif, proses pembelajaran dapat ditingkatkan secara signifikan, sehingga memperkuat fondasi pendidikan yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Rendahnya motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa jurnal yang telah ditinjau:


Kemampuan Peserta Didik
Beberapa studi mencatat kepasifan siswa, seperti J, R, AF, FI, dalam mengikuti pembelajaran online, dimana mereka hanya pasif menerima informasi tanpa keaktifan dalam berpartisipasi. Pasif disini mengacu pada kurangnya inisiatif dan kegairahan dalam belajar, yang bisa jadi karena kurangnya minat atau kesulitan memahami materi. Untuk mengatasi hal ini, peserta didik perlu lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, seperti melibatkan diri dalam tanya jawab dengan guru untuk memahami materi dengan lebih baik. Akhmat Sudrajat menghubungkan ini dengan kecakapan individu dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki, yang juga dikenal sebagai kompetensi.


Kemampuan Guru
Penyampaian materi oleh guru sering kali tidak menarik minat siswa, membuat mereka merasa bosan dan tidak terlibat aktif. Kurangnya variasi dalam penyampaian materi dan penjelasan yang tidak tuntas dapat menyebabkan pemahaman materi menjadi tidak optimal. Beberapa guru telah mencoba mengatasi ini dengan menggunakan video pembelajaran animasi dan kuis online untuk meningkatkan interaksi dan pemahaman materi.


Masalah Belajar Siswa
Faktor internal siswa seperti kurangnya minat, kebiasaan belajar yang tidak efektif, dan kondisi kesehatan dapat mempengaruhi motivasi dan konsentrasi mereka dalam belajar, terutama dalam mata pelajaran seperti matematika. Misalnya, siswa mungkin hanya belajar saat mendekati ulangan, atau konsentrasi mereka terganggu ketika merasa tidak sehat.


Secara keseluruhan, peningkatan motivasi belajar memerlukan peran aktif dari guru sebagai pendidik dan fasilitator, yang tidak hanya menyampaikan materi tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan mendukung. Preparasi yang baik dan metode pengajaran yang inovatif oleh guru dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif dan meningkatkan keterlibatan siswa.
Rendahnya motivasi belajar dapat berdampak signifikan terhadap prestasi dan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa dampak yang sering ditemukan:


Kurangnya Ketekunan dalam Menyelesaikan Tugas


Ketika motivasi belajar peserta didik rendah, mereka cenderung tidak fokus atau tekun dalam menyelesaikan tugas. Mereka mungkin hanya melakukan tugas yang dirasa lebih mudah dan tidak berusaha lebih dalam pada tugas yang lebih menantang. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan kurangnya pemahaman terhadap materi, yang menyebabkan kejenuhan dan kurangnya minat untuk mengerjakan tugas secara menyeluruh.


Mudah Menyerah


Dampak lain dari motivasi belajar yang rendah adalah sikap mudah putus asa. Siswa yang tidak memahami materi sering kali merasa cepat frustasi dan berhenti mencoba ketika menghadapi kesulitan, karena mereka tidak memiliki dorongan untuk bertanya atau mencari bantuan dari guru atau teman sekelas.


Penurunan Keterlibatan Aktif dalam Kelas


Motivasi belajar yang rendah juga berdampak pada partisipasi siswa dalam kegiatan kelas. Siswa yang kurang termotivasi cenderung pasif selama pembelajaran, jarang mengajukan pertanyaan, atau terlibat dalam diskusi kelas. Mereka lebih cenderung menjadi pengamat daripada peserta aktif. Hal ini mengurangi dinamika pembelajaran di kelas dan dapat mempengaruhi suasana belajar secara keseluruhan. Guru mungkin mendapati kelas menjadi kurang interaktif dan siswa lain juga dapat terpengaruh oleh kurangnya partisipasi rekan mereka.


Pengaruh Negatif terhadap Prestasi Akademik


Secara keseluruhan, rendahnya motivasi belajar dapat berdampak negatif pada prestasi akademik siswa. Ketika siswa tidak memiliki dorongan untuk belajar, mereka tidak akan berusaha untuk memahami materi secara mendalam, mengerjakan tugas dengan baik, atau mempersiapkan diri untuk ujian. Ini akan tercermin dalam nilai yang rendah dan pencapaian akademik yang tidak memuaskan. Kurangnya prestasi ini juga dapat berdampak pada rasa percaya diri siswa dan persepsi mereka terhadap kemampuan akademik mereka sendiri, menciptakan siklus negatif yang sulit untuk dipecahkan tanpa intervensi yang tepat.
Dari analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa rendahnya motivasi dan pemahaman materi yang tidak memadai berdampak besar pada proses belajar siswa. Ini menyoroti pentingnya mengenali kebutuhan individu dari setiap siswa untuk membentuk lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi, yang ditujukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Menangani dan menyelesaikan faktor-faktor yang berkontribusi pada rendahnya motivasi belajar menjadi krusial untuk memperbaiki kualitas pembelajaran secara umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun